Menpora Dito Bungkam Kritik DPR tentang Naturalisasi, ‘Mereka Atlet Darah Asli Indonesia’
Ketika anggota DPR pengkritik naturalisasi dibungkam oleh Menpora Dito.
Kementerian Pemuda dan Olahraga bersama dengan anggota DPR Komisi X baru saja menggelar rapat paripurna permohonan kewarganegaraan tiga atlet sepak bola yaitu Kevin Diks, Noa Leatomu, dan Estella Loupattij.
Tidak sedikit anggota DPR yang protes dengan strategi Menpora yang melakukan naturalisasi untuk memperkuat timnas Indonesia. Namun, pernyataan anggota DPR tersebut berhasil dibungkam oleh Menpora.
Menpora Dito Ariotedjo mengatakan bahwa strategi mencari pemain keturunan tidak akan selesai di Kevin Diks dan akan terus dilakukan, karena mereka adalah atlet berdarah Indonesia. Simak ulasannya sebagai berikut.
Menpora Bungkam Kritik DPR tentang Naturalisasi
Anggota DPR RI dari Partai Demokrat, Anita Jacoba Gah sempat mengkritik program naturalisasi yang dilakukan oleh PSSI dan Kemenpora saat rapat paripurna pemberian kewarganegaraan 3 atlet sepak bola keturunan Indonesia.
Anita berharap semoga naturalisasi itu menjadi yang terakhir. Ia menganggap bahwa Indonesia tidak kekurangan atlet. Banyak bakat-bakat di daerah yang bisa dimanfaatkan untuk membela Timnas Indonesia, tanpa harus naturalisasi.
Sementara itu, Menpora Dito langsung membungkam pernyataan Anita dengan mengatakan jika proses naturalisasi itu bukanlah yang terakhir. Hal itu dilakukan untuk mendukung perkembangan sepak bola Indonesia.
“Mungkin ini bukan proses naturalisasi yang terakhir, dan pastinya ke depan mungkin akan ada proses-proses naturalisasi yang lainnya dan di cabang-cabang olahraga lainnya. Takutnya kalau enggak disampaikan nanti kaget,” kata Dito.
Para Atlet Berdarah Indonesia
Dito dalam kesempatan tersebut juga menyampaikan bahwa program naturalisasi tersebut adalah program jangka pendek dan menengah. Selain itu, Dito juga menegaskan bahwa para atlet yang dinaturalisasi adalah pemain berdarah Indonesia.
“Seluruh atlet yang dinaturalisasi merupakan atlet yang darah asli Indonesia. Hanya berbeda tempat lahir saja,” ucap Dito.
Dito menambahkan jika ia juga sudah menyaksikan para pelatih Timnas di berbagai usia demi mencari bakat-bakat yang ada di daerah.
“Saya pun menjadi saksi bagaimana coach Indra Sjafri dan coach Nova itu melakukan scouting sampai ke daerah-daerah pelosok. Dan setiap kita melakukan acara seleksi pendaftarnya sampai 2.000 3.000 peserta,” tegas Dito di depan para anggota DPR.