Mirip Israel, Begini Beringasnya Polisi di Jerman Pukul Hingga Banting Remaja & Perempuan Pro Palestina
Aksi kekerasan dilakukan oleh kepolisian Jerman di Kota Berlin terhadap pengunjuk rasa pro Palestina belum lama ini.
Aparat kepolisian di Berlin, Jerman, melakukan aksi kekerasan dalam menangani para pendukung Palestina. Mereka ditangkap dengan lebih dulu terkena tindakan kekerasan seperti pemukulan hingga bantingan dari polisi.
Mirisnya beberapa di antaranya merupakan remaja dan wanita yang masih di bawah umur. Tanpa belas kasih, aparat melakukan bantingan hingga penangkapan secara brutal.
"Polisi Jerman di Berlin dengan kejam menahan dan memukuli seorang anak berusia 15 tahun karena melakukan protes soal Gaza," tulis unggahan Instagram @eye.on.palestine, Senin (19/8).
Dalam video yang beredar terlihat seorang gadis remaja yang sedang lari menyelamatkan diri tiba-tiba ditangkap dan dibanting oleh seorang anggota polisi.
Mengetahui aksi tersebut, seorang demonstran lain langsung mendekat dan hendak menyelamatkannya namun gagal karena dihalau polisi lain.
Aksi kekerasan juga dilakukan kepada seorang remaja laki-laki yang diborgol beberapa polisi usai dilumpuhkan karena memprotes soal genosida Israel di Gaza.
Tak sedikit yang menanggapi video tersebut dengan berbagai kecaman kepada polisi Jerman hingga disebut mirip dengan yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina.
"Wow Jerman, ini brutal!! Pria yang menangani wanita seperti ini gila!," tulis akun @tiffanybefbeauty.
"Polisi Jerman memalukan!" tulis akun @achirulsetyawan.
"Wow, seorang pria bersenjata menyerang seorang wanita yang tak berdaya. Saya merasa seperti saya pernah melihatnya di suatu tempat (Palestina)." tulis akun @fifah.akhmad.
"Jerman benci anak-anak Palestina, Jerman benci anak-anak Jerman," tulis akun @__mirluna.
Demonstrasi Pro Palestina di Eropa Meluas
Aksi demonstrasi semakin masif dilakukan oleh mahasiswa hingga masyarakat pro Palestina di Amerika dan negara-negara Eropa. Tak terkecuali negara yang merupakan sekutu Israel seperti Belanda, Jerman, Swedia, Prancis, Inggris hingga Amerika Serikat.
Melansir dari berbagai sumber, para demonstran menuntut pemerintah negara mereka memutus hubungan dengan Israel dan meminta genosida Israel ke Gaza segera dihentikan.
Jerman menjadi salah satu negara dengan jumlah masyarakat pro Palestina yang cukup besar di Eropa.
Pada Sabtu (27/7) lalu, ribuan demonstran melakukan aksi besar-besaran sebagai bentuk protes dan dukungan kepada Palestina atas serangan brutal Israel ke Jalur Gaza.
Melansir Antara, Senin (19/8) sekitar 1.500 orang berkumpul di depan stasiun metro Platz der Luftbrücke di distrik Tempelhof untuk memprotes serangan Israel sebelum berbaris menuju Kreuzberg di ibu kota Jerman.
Para demonstran membawa poster hingga spanduk berisi slogan seperti "Jerman membiayai, Israel membom", "Hentikan genosida" dan "Tidak untuk pendudukan Gaza".
Kepolisian Jerman turun tangan dengan menempatkan kendaraan di antara demonstran dan provokator untuk mencegah peningkatan ketegangan.
Demonstrasi, yang didampingi langkah-langkah keamanan yang ketat itu, berakhir di Moritzplatz Square.
Mereka mengutuk pidato Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Kongres AS yang membantah tuduhan kejahatan perang Israel ke Palestina.
Jumlah Korban Tewas di Gaza Capai 40 Ribu Lebih
Hingga detik ini, serangan militer Israel ke warga Palestina di Gaza terus berlangsung. Jet-jet tempur Israel terus membombardir wilayah pengungsian dan fasilitas umum lainnya hingga mengakibatkan banyaknya korban jiwa di warga sipil.
Kementerian Kesehatan setempat menyebut, sampai saat ini jumlah warga Gaza yang wafat lebih dari 40.074 orang. Sementara, puluhan ribu orang lainnya juga mengalami luka serius.
"Banyak orang masih terjebak di bahwa reruntuhan dan di jalan-jalan karena tim penyelamat tidak dapat menjangkau mereka," tambahnya.
Israel telah mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera usai melakukan serangan brutal pasca 7 Oktober 2023.
Lebih dari 10 bulan dalam perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza terbengkalai di tengah blokade yang melumpuhkan masuknya makanan, air bersih dan obat-obatan.
Israel juga dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ), yang memerintahkannya untuk segera menghentikan operasi militer mereka di selatan kota Rafah sebagai tempat mengungsi warga Palestina.