Modal Gerobak Bekas, Syahroni Sukses Jualan Ayam Goreng Kini Punya 2.200 Cabang
Kisah di balik kesuksesan pasutri pebisnis ayam goreng krispi yang kini bisa memperoleh sebanyak 2.200 cabang.
Kisah di balik kesuksesan Syahroni pebisnis ayam goreng krispi yang kini bisa memperoleh sebanyak 2.200 cabang.
Modal Gerobak Bekas, Syahroni Sukses Jualan Ayam Goreng Kini Punya 2.200 Cabang
Pasangan suami istri bernama Syahroni dan Tri Sundari membagikan lika-liku kisahnya dalam berbisnis.
Diketahui pasutri ini kini telah tumbuh menjadi seorang pebisnis yang sukses.
Namun, sebelumnya ada kisah menarik yang sudah dilewatinya diawal membangun usaha. Bahkan untuk berjualan dulunya mereka tak memiliki peralatan yang lengkap.
Lantas bagaimana cerita inspirasi dari pasutri ini hingga bisa sukses melanglang di dunia bisnis?
Simak selengkapnya dalam ulasan berikut, Senin (22/4).
Syahroni dan Tri Sundari merupakan owner atau pemilik dari usaha ayam krispi dengan nama label D’Fresto. Bisnis ini diawali dengan kisah cukup unik.
Seperti dijelaskan dalam tayangan video unggahan saluran Youtube Naik Kelas, pasutri tersebut dulu sampai meminjam gerobak untuk menjajakan dagangan ayam krispinya.
Awalnya, ia sempat bertanya kepada pemilik apakah gerobak tersebut dijual atau tidak.
“Saya tanya ‘Pak ini gerobaknya dijual enggak?’ tapi ternyata yang punya gerobaknya malah jawab gini ‘Oh ini enggak dijual, ini punya anak saya tapi kalau mau dipinjam boleh’, wah kebetulan sekali ya karena kita enggak punya uang, ternyata rezekinya malah dipinjami,”
kata Syahroni.
Berawal dari dipinjami gerobak bekas, kini owner ayam krispi D’Fresto ini sudah memiliki 2.200 mitra gerobak atau cabang.
Diketahui, sepanjang perjalanan yang sudah dilalui, mereka mengaku baru menemukan formula rasa paten ayam krispinya setelah sudah mempunyai 50 lebih mitra gerobak.
“Kita tidak langsung menemukan formula rasanya. Kita terus melakukan perubahan dengan masukan-masukan konsumen yang membeli, intinya kita terbuka. Ketika ada masukan kita itu senang, karena itu juga sebagai perbaikan kita. Kita baru dapat formulasi yang jadi brand image ayam D’Fresto itu rasanya kayak gini setelah di atas 50 gerobak itu baru dapat patennya,”
timpal Tri Sundari.
Pasutri ini juga sempat mengalami beberapa kali kebangkrutan yang membuatnya berpindah-pindah kota. Hingga akhirnya keberhasilan didapat saat mereka memutuskan hijrah ke Tangerang.
Momen setelah pandemi covid menjadi salah satu peluang bagi pasutri ini untuk memasarkan produk ayam krispinya. Mengingat di saat pandemi banyak orang terkena PHK masal dan mencari pekerjaan.
“Itulah yang kemudian dijadikan alternatif. Banyak orang yang mencari pekerjaan akhirnya mereka ingin membuka ayam fried chicken D’Fresto. Alhamdulillah sampai sekarang ada yang berjualan ada yang 5 tahun, kalau dari awal ya ada yang 6 tahun. Ya karena mungkin cocok olahannya, cocok barangnya, hasilnya juga cocok gitu,”
ucap Syahroni.
Untuk memulai mitra bisnis bersama dengan ayam krispi D’Fresto ini biaya awal yang harus dikocek adalah sekitar Rp7,5 juta.
“Itu nanti dapat gerobak dan seluruh peralatan untuk di Jabotabek ya. Kalau Jawa Tengah dan Timur itu ada program baru sekitar Rp5,5 juta. Kalau sumatera masih Rp7.5 juta. Jika sudah ada gerobaknya tidak diwajibkan membeli yang penting semuanya standart, peralatannya juga standart. Begitu,” imbuh Syahroni menjelaskan.
Video
Berikut adalah video lengkap yang bisa disaksikan.