Skeptis Adalah Sikap Ragu Terhadap Sesuatu, Pahami Cara Menghindarinya
Merdeka.com - Skeptis adalah salah satu istilah dalam filsafat manusia yang berhubungan langsung dengan kemampuan kognitif orang lain. Skeptisisme terdengar familiar lantaran seringkali diucapkan oleh banyak orang.
Skeptisisme kerap diucapkan seseorang saat terlibat di suatu diskursus panjang mengenai sesuatu hal. Secara umum, skeptis adalah sikap yang akan akan ditunjukkan oleh sejumlah orang saat berhadapan langsung dengan orang lain.
Meski seringkali terdengar, namun tak banyak orang yang lantas mengetahui arti dan makna sebenarnya dari istilah skeptisisme. Sejumlah tokoh dari aliran filsafat klasik mengungkapkan beberapa definisi yang tepat mengenai istilah skeptisisme.
-
Kenapa ilmuwan skeptis? Profesor Cox meminta agar sampel makhluk itu dikirim ke perusahaan bioteknologi 23andme untuk melakukan verifikasi independen bahwa spesimen tersebut bukanlah alien.
-
Kenapa Skepsis penting? 'Struktur pemandian adalah salah satu bangunan langka yang kita ketahui terutama pada periode Bizantium dan penting karena fitur dekoratifnya,' kata Koçyiğit.
-
Siapa yang menemukan Skepsis? Arkeolog Heinrich Schliemann dan Frank Calvert juga menggali area tersebut pada abad ke-19.
-
Apa yang ditemukan di Skepsis? Penurunan air ini mengungkap reruntuhan gereja kuno dan pemandian yang berumur sekitar 1.500 tahun.
-
Dimana Skepsis berada? Reruntuhan kota Yunani kuno di Asia Kecil, Turki, baru-baru ini terlihat kembali untuk pertama kalinya dalam tiga dekade terakhir akibat kekeringan yang menyebabkan air di Bendungan Bayramiç surut.
-
Kenapa opini sulit dibuktikan? Opini merupakan hasil dari pemikiran seseorang yang belum tentu kebenarannya.
Lantas, apa sebenarnya skeptisisme tersebut? Simak ulasan selengkapnya berikut ini seperti yang berhasil dirangkum dari berbagai sumber.
Definisi Skeptisisme
Skeptis adalah suatu sikap manusia yang dapat dipandang melalui berbagai ilmu. Beberapa di antaranya yakni dapat diamati melalui ilmu psikologi, sosiologi, hingga filsafat. Sejumlah aliran ilmu yang dipelajari manusia hingga saat ini tersebut menyebutkan masing-masing definisi dari skeptis.
Ilmu FilsafatDari sudut pandang ilmu filsafat, skeptis adalah suatu sikap meragu terhadap sesuatu informasi ataupun pengetahuan yang telah diwariskan kepada umat manusia selama ini. Berbagai ilmu yang tertulis di masa lampau dianggap bukan sesuatu hal yang pasti.
Maka dari itu, dibutuhkan diskursus untuk menyempurnakan pengetahuan yang telah diwariskan dari generasi umat manusia di masa lalu. Pemikiran ini bermula dari adanya beberapa tokoh filsafat klasik seperti Socrates hingga Plato yang merenungkan pengetahuan dan informasi.
Sejatinya, tak akan pernah ada kejelasan dan kepastian dari seluruh ilmu yang telah ada di dunia ini. Bagi para filsuf tersebut, sikap skeptis adalah perumpamaan melihat segala bentuk ilmu pengetahuan diibaratkan sebagai apel busuk.
Pandangan tersebut disampaikan oleh Rene Descartes, filsuf Prancis abad 16. Sikap skeptis akan terus berkembang diibaratkan saat manusia melihat ke dalam sekeranjang apel. Untuk memastikan kondisi apel, maka manusia harus melihatnya secara rasional satu persatu.
©2013 Merdeka.com/Shutterstock/Sergey Nivens
Ilmu PsikologiDalam ilmu psikologi, skeptis adalah suatu sikap kecenderungan untuk meragukan pendapat orang lain. Orang lain yang berinteraksi langsung dengannya akan dipandang sebelah mata dan tak memiliki kemampuan kognitif yang sama.
Akibatnya, pertentangan pun seringkali terjadi. Tak jarang, sikap skeptis akan berubah dari pertentangan menjadi konflik jika tak kunjung menemukan persamaan sudut pandang dan resolusi yang tepat.
Ilmu SosiologiBerbeda lagi dengan ilmu sosiologi saat memandang sikap skeptisisme. Dalam sosiologi atau ilmu yang mempelajari tentang interaksi manusia, skeptis adalah hasil pemahaman kognitif seorang individu yang berbeda dari orang lain.
Hal ini dapat terjadi lantaran pengaruh dari banyak faktor seperti intensitas komunikasi dengan orang lain, lingkungan keluarga, dan lain sebagainya. Sikap meragu terhadap pandangan orang lain ini pun juga akan berpengaruh terhadap bentuk interaksi yang hendak dilakukan individu.
Jenis Skeptisisme
Secara umum, skeptis adalah sikap meragu terhadap suatu informasi. Sikap yang satu ini memiliki lima jenis dengan karakteristik berbeda-beda. Berikut jenis-jenis dari skeptisisme yang dapat terjadi.
Dogmatic skepticismJenis skeptisisme ini menganggap bahwa segala sesuatunya tak ada yang dapat diketahui. Tidak ada kebenaran yang pasti dan sejati menyangkut semua hal sebab pandangan manusia selama ini merupakan sebuah kekeliruan besar.
Pyrrhonian skepticismHal yang pasti itu tidak akan mungkin. Individu yang bijaksana hendaknya menjauhi untuk segera memberikan penilaian terhadap suatu hal teoritis.
© Scott Thorp
Empiricist foundationalismTidak ada pengetahuan yang pasti. Hanya indera manusia yang mampu memberikan bukti nyata dan kepastian.
Rationalist foundationalismPanca indera manusia bukan sesuatu yang mampu memberikan bukti nyata dan objektif. Hanya akal yang dapat menentukan kebenaran.
AuthoritarianismJenis skeptis ini beranggapan bahwa hanya sejumlah orang yang mampu mengetahui secara pasti mengenai suatu pengetahuan dan informasi. Orang lain di luar kelompok dianggap tak memiliki kemampuan sama.
Kelebihan Sikap Skeptisime
Meski sikap skeptis seringkali berkonotasi buruk, namun tak selamanya bermakna negatif.
Shutterstock/Dudarev Mikhail
Terdapat beberapa kelebihan dari adanya sikap skeptis. Beberapa kelebihan skeptis adalah sebagai berikut:
Cara Menghindari Skeptisisme
Sikap skeptis memang tak selamanya dapat memberikan keuntungan terhadap manusia. Konflik pun rawan terjadi jika tak segera mendapatkan jalan tengah yang tepat. Untuk menghindarinya, ada beberapa hal yang bisa dilakukan seperti berikut ini,
Manusia Tak Dapat MenyendiriCara menghindari sikap skeptis adalah dengan menyadari bahwa manusia merupakan makhluk sosial yang akan terus berinteraksi. Selalu ingat pula bahwa manusia diciptakan tak sempurna dan tak mampu memahami seluruh aspek di dunia secara lengkap.
©2020 Merdeka.com/www.pixabay.com
Menurunkan EgoCara yang kedua yakni dengan menurunkan ego. Dengan sedikit menurunkan ego, maka konflik pun juga dapat dihindari. Usahakan untuk tetap menjalin interaksi, diskusi, dan menghilangkan ego saat berhadapan dengan orang lain.
Perluas Jaringan PertemananCara yang terakhir adalah dengan memperluas jaringan pertemanan. Dengan ini, maka pikiran pun senantiasa terbuka dan siap untuk menerima pendapat dari orang lain. (mdk/mta)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengukur kepintaran seseorang bisa dilakukan dengan berbagai cara. Hal ini juga termasuk untuk menilai apakah seseorang sebenarnya cukup pintar atau tidak.
Baca SelengkapnyaMerasa paling pintar atau melihat orang yang merasa paling pintar, mungkin orang tersebut mengalami apa yang dinamakan efek Dunning-Kruger.
Baca SelengkapnyaOrang yang mengalami Dunning-Kruger Effect memiliki tingkat kepercayaan diri yang tidak proporsional terhadap keterampilan atau pengetahuannya.
Baca SelengkapnyaDebat merupakan salah satu bentuk diskusi yang membutuhkan keterampilan berbicara dan pengetahuan.
Baca SelengkapnyaPernahkah Anda mengenal istilah impostor syndrome? Istilah ini pada saat ini kembali menjadi perhatian dan penting untuk kita pahami.
Baca SelengkapnyaSejumlah perilaku bisa tampak pada seseorang yang memiliki kecerdasan di bawah rata-rata.
Baca SelengkapnyaImporstor Syndrome menggambarkan ketidakmampuan seseorang untuk menginternalisasi pencapaian mereka, meskipun dari luar terlihat sukses.
Baca SelengkapnyaApa itu cognitive dissonance? Simak penyebab, ciri-ciri, dan cara mengelolanya.
Baca SelengkapnyaKita bisa mengetahui apakah seseorang sedang membohongi diri Anda dengan berbagai cara ini.
Baca SelengkapnyaPara ahli teori konspirasi disebut justru memiliki alasan logis dari keyakinan terhadap kepercayaan suatu masalah.
Baca SelengkapnyaRasa takut yang muncul dan mengancam bisa mengganggu kehidupan kita sehingga perlu disikapi dengan tepat.
Baca Selengkapnya