Tas Kulit Bersejarah Milik Soeharto, Menemani Sejak Operasi Mandala Hingga G30S/PKI
Merdeka.com - Sebelum menjadi Presiden RI ke-2,Soeharto berkarier di dunia militer. Banyak prestasi ditorehkan Soeharto selama menjadi TNI. Dia dikenal sebagai jenderal yang disegani karena ketegasannya.
Baru-baru ini, politisi Fadli Zon menunjukkan benda-benda milik Soeharto yang bernilai sejarah. Salah satu benda itu ialah tas. Tas ini menemani perjalanan karier Soeharto, sejak menjadi Mayor Jenderal di TNI hingga menjadi Presiden.
Tas tersebut masih tersimpan rapi dan kini termasuk artefak. Ingin tahu penampakan tas kulit milik Soeharto? Simak informasinya berikut ini.
-
Siapa yang jadi ajudan Presiden Soeharto? Berkat rekam jejaknya di bidang militer, pada tahun 1974 Try terpilih menjadi ajudan Presiden Soeharto. Mengutip situs tni.mil.id, sejak saat itu, karier suami Tuti Sutiawati ini meroket tajam.
-
Apa pekerjaan Soeharto sebelum jadi tentara? Dia kemudian mengadu nasib ke Wuryantoro dan diterima bekerja menjadi pembantu klerek di sebuah Bank Desa atau Volks-Bank.
-
Bagaimana Soeharto memulai karir militernya? Berakhirlah karir militernya di tubuh angkatan bersenjata Hindia Belanda. Namun menjadi serdadu KNIL menjadi langkah awal karir kemiliterannya yang panjang.
-
Siapa yang menjadi ajudan Soeharto? Pada tahun 1974, Kolonel Try Sutrisno Diangkat Menjadi Ajudan Presiden Soeharto Empat tahun Try menjabat ajudan presiden.
-
Kapan Soeharto berangkat kerja? Pak Harto Terbiasa Berangkat ke Kantor Jam 09.00 Atau Jam 10.00 WIB Pagi harinya dia akan bekerja di Jl Cendana, seperti memanggil menteri atau memeriksa laporan dari para pejabat.
-
Bagaimana Soeharto bernostalgia dengan teman-temannya? Terselip keharuan saat Kamin mengenang pernah bekerja bersama sama Soeharto sebagai pembantu klerek bank desa.
Tas Kulit dan Koper Milik Soeharto
Fadli Zon baru-baru ini menunjukkan koleksi artefak barang peninggalan Presiden RI ke-2, Soeharto. Fadli memperlihatkan tas kulit milik Soeharto. Penampilannya terlihat sederhana dan masih mulus, hanya meninggalkan sedikit karat bukti dimakan usia.
Apalagi melihat merek tasnya, yang terbilang cukup terjangkau. Tak menunjukkan sisi kemewahan dari seorang Soeharto.
Channel YouTube Fadli Zon Official ©2020 Merdeka.com
"Saya mau memperlihatkan tas kulit dari Mayor Jenderal yang berwarna cokelat dan tas ini yang bermerek Zero Halliburton," kata Fadli dilansir dari channel YouTube Fadli Zon Official.
Menemani Soeharto Sejak Jadi Mayjen di TNI
Tas kulit berwarna cokelat tua itu telah menemani perjalanan Soeharto sejak sekitar 1962, hingga 1966. Melihat dari nama yang disematkan dekat pegangan, bertuliskan "Maj. Djen. Suharto".
Diperkirakan telah digunakan Soeharto sejak menapaki karier sebagai Mayor Jenderal, hingga dilantik sebagai Menteri Pertahanan RI. Serta sempat menjadi Perdana Menteri, masa jabatan Presiden Soekarno.
Channel YouTube Fadli Zon Official ©2020 Merdeka.com
"Kalau tas yang cokelat ini tentu lebih lama, sekitar tahun 60an. Kalau yang di bawah ini sekitar tahun 70an," jelas Fadli.
"Nah yang tahun 60an ini karena bertuliskan Mayor Jenderal Soeharto, berarti ini di kisaran tahun 1962 hingga 1965. Kemungkinan bisa sampai 1966. Karena Mayor Jenderal Soeharto atau pak Harto kala itu diangkat menjadi Mayor Jenderal pada 1 Januari 1962," imbuhnya.
Tas Soeharto Selama Operasi Mandala dan G30S/PKI
Tas bersejarah berbahan kulit tersebut, telah digunakan sebagai penyimpan dokumen penting sejak Soeharto menjadi Panglima Komando Pembebasan Irian Barat.
Kemudian dalam misi penting lain, yakni saat Operasi Mandala. Wajar bila tas ini terbilang sangat bernilai, sebagai saksi bisu perjuangan kedamaian Indonesia.
Selanjutnya, di masa G30S/PKI masih menggunakan tas kulit tersebut. Hingga peran Soeharto dalam Super Semar atau Surat Perintah Sebelas Maret.
Berisi perintah, yang menginstruksikan Soeharto selaku Panglima Komando Operasi Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib), untuk mengambil segala tindakan yang dianggap perlu untuk mengatasi situasi keamanan negara.
Channel YouTube Fadli Zon Official ©2020 Merdeka.com
"Kemudian tidak lama menjabat sebagai Panglima Komando dalam pembebasan Irian Barat. Beberapa waktu kemudian menjadi Panglima Komando Strategis Angkatan Darat atau KOSTRAD. Ketika itu KOSTRAD memang baru dibentuk dan di tahun 65, usianya masih sekitar dua tahunan," ucap Fadli.
"Jadi ini kira-kira tas yang digunakan oleh pak Harto pada waktu Operasi Mandala hingga masa-masa G30S/PKI. Karena beliau pada waktu itu berpangkat Mayor Jenderal. Sehingga kemungkinan sampai tahun 66. Pak Harto juga mempunyai satu peranan yang penting dan di situ beliau menjadi semacam Pangkopkamtib untuk pemulihan keamanan. Apalagi setelah menerima Super Semar. Dan baru pada tahun 67, pak Harto baru menjadi presiden Republik Indonesia," tambahnya.
Tas Kulit dan Koper Diperoleh dari Solo
Tas bersejarah yang kini telah beralih tangan ke Fadli Zon, diperoleh dari Kalitan, Solo. Masyarakat mungkin lebih mengenal 'Dalem Kalitan', tempat mantan Presiden Soeharto dan dan Siti Hartinah Soeharto (Ibu Tien), serta keluarga beristirahat saat berkunjung ke Surakarta, Jawa Tengah.
Channel YouTube Fadli Zon Official ©2020 Merdeka.com
"Tas ini saya kira termasuk tas yang bersejarah. Saya mendapatkan ini dari Solo, yaitu dari Karungga, Kalitan. Yang pertama saya dapatkan mungkin lebih dari 10 tahun yang lalu. Jadi saya simpan sebagai artefak sejarah. Dan mungkin di tas ini juga banyak informasi-informasi dulu yang berlewatan dan bersliweran. Dan digunakan oleh pak Harto," ujar Fadli.
Tas Koper Elegan Sang Mantan Presiden Soeharto
Channel YouTube Fadli Zon Official ©2020 Merdeka.com
Selain tas kulit cokelat tadi, sang mantan Wakil Ketua DPR RI ini juga menyimpan secara rapi tas koper kecil milik Soeharto. Terlihat begitu elegan dan menunjukkan kesan mewah. Diperkirakan telah menemani Soeharto hingga dilantik sebagai Presiden RI ke-2.
"Begitu juga tas di bawah ini. Tas Halliburton Zero dipakai oleh pak Harto di tahun 70an. Demikian saya kira cerita tentang benda tentang pak Harto," tutup Fadli.
Video Fadli Zon Tunjukkan Tas Milik Soeharto
Berikut video koleksi artefak Fadli Zon, berupa tas bersejarah milik Presiden RI ke-2, Soeharto.
(mdk/kur)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Soeharto memilih menjadi serdadu kolonial adalah pilihan realistis untuk lepas dari kemelaratan.
Baca SelengkapnyaKIsah Presiden ke-2 RI pernah ingin jadi sopir taksi dan berhenti dari militer.
Baca SelengkapnyaPerjalanan karir militer seorang perwira tak bisa ditebak. Begitu juga dengan Kolonel Angkatan Darat ini.
Baca SelengkapnyaIni perjuangan sosok jenderal legendaris TNI. Siapa sangka bocah penyemir sepatu itu menjadi Panglima.
Baca SelengkapnyaBegitu menarik, di dalam rumah ini terdapat sebuah terowongan rahasia.
Baca SelengkapnyaSosok ini merupakan salah satu tokoh penting dalam sejarah politik dan militer Indonesia.
Baca SelengkapnyaAwalnya Letkol Soeharto tak percaya diri. Gadis itu dari keluarga ningrat. Apakah dia dan keluarganya mau menerima?
Baca SelengkapnyaSoeharto murka ketika mobil-mobil yang akan diselundupkannya ke Jawa dicegah naik kapal.
Baca SelengkapnyaSoeharto menjadi lulus terbaik pendidikan polisi. Kalau sekadar baris berbaris, dia sudah mahir lantaran pernah mengikuti pendidikan tentara Belanda.
Baca SelengkapnyaSosoknya bukan orang ambisius yang menghalalkan segala cara demi mendapat jabatan
Baca SelengkapnyaDua sosok Jenderal TNI bintang lima ini ternyata pernah jadi atasan dan bawahan. Simak karier keduanya hingga mampu meraih penghargaan tertinggi militer.
Baca SelengkapnyaMomen Jenderal AH Nasution beli senjata didampingi 2 ajudannya.
Baca Selengkapnya