Topping Pizza Terbaik Bisa Mengurangi Risiko Kanker, ini Saran dari Ahli
Disarankan untuk menggunakan topping pizza yang kaya akan antioksidan agar dapat memberikan manfaat bagi kesehatan.
Ahli gizi menjelaskan bahwa pemilihan topping pizza yang tepat dapat berkontribusi dalam mengurangi risiko kanker. Disarankan untuk memilih topping yang kaya akan antioksidan karena memberikan manfaat kesehatan yang lebih baik.
Mengutip dari NY Post pada Rabu, 4 Desember 2024, Nichole Andrews, seorang ahli diet onkologi dan penulis di Washington, memberikan beberapa rekomendasi untuk membuat pizza yang tidak hanya lezat tetapi juga lebih sehat. Salah satu saran yang diberikan adalah mengganti daging olahan yang biasanya digunakan sebagai topping pizza.
-
Bagaimana cara mengurangi risiko kanker dengan nutrisi? Untuk mengurangi risiko kanker, disarankan untuk membatasi konsumsi daging olahan sebanyak mungkin. Hindari memproses daging merah pada suhu tinggi karena suhu tinggi dapat menghasilkan senyawa berbahaya. Selama proses pengolahan daging merah, hindari paparan langsung api dan proses memasak yang berkepanjangan.
-
Apa jenis makanan yang dapat meningkatkan risiko kanker? Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal Advances in Nutrition pada tahun 2021, yang meninjau 210 studi mengenai 13 jenis makanan dan kaitannya dengan risiko kanker, menunjukkan bahwa terdapat dua jenis makanan yang memiliki korelasi kuat dengan peningkatan risiko kanker payudara.
-
Makanan apa yang bisa meningkatkan risiko kanker? Makanan seperti daging merah, mentega, gorengan, jeroan, dan kuning telur yang tinggi lemak jenuh dapat meningkatkan risiko kanker.
-
Bagaimana Cara Mencegah Kanker Usus? Pencegahan yang efektif melibatkan perubahan pola makan dan gaya hidup sehat, seperti konsumsi makanan yang seimbang dengan serat tinggi, menjaga berat badan ideal, berhenti merokok, dan mengurangi konsumsi minuman beralkohol.
-
Bagaimana cara terbaik melindungi diri dari risiko kanker? Oleh karena itu, cara paling efektif untuk melindungi diri dari kanker adalah dengan berhenti merokok dan menjauhi paparan asap rokok.
-
Bagaimana kanker usus bisa dicegah? Pencegahan kanker usus dapat dilakukan dengan beberapa langkah yang mudah diikuti seperti berikut: Konsumsi makanan tinggi serat seperti sayuran, buah, dan biji-bijian. Rutin berolahraga untuk menjaga berat badan ideal. Hindari kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol. Lakukan skrining rutin, terutama jika memiliki riwayat keluarga dengan kanker usus.
Sebagaimana dilaporkan oleh Badan Internasional untuk Penelitian Kanker yang merupakan bagian dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), daging olahan telah diklasifikasikan sebagai "karsinogenik bagi manusia." Pada tahun 2015, terdapat cukup bukti dari penelitian epidemiologi yang menunjukkan bahwa konsumsi daging olahan dapat menyebabkan kanker kolorektal.
Daging olahan, yang mencakup produk seperti hot dog, ham, sosis, kornet, dan dendeng sapi, telah mengalami proses tertentu untuk meningkatkan rasa dan daya tahan. WHO menyatakan bahwa beberapa proses pengolahan ini dapat menghasilkan senyawa kimia yang berpotensi menjadi penyebab kanker.
Lebih lanjut, sebuah penelitian besar yang diterbitkan pada tahun 2024 menunjukkan bahwa individu yang mengonsumsi daging merah atau olahan dalam jumlah banyak memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena kanker kolorektal. Risiko ini bahkan meningkat pada orang-orang yang memiliki varian genetik tertentu.
Andrews menegaskan bahwa Anda masih dapat menikmati pizza dengan mengganti pepperoni dengan makanan nabati atau daging ayam. Ia juga telah menyiapkan beberapa resep pilihan yang dianggapnya lebih aman.
"Ada begitu banyak pilihan yang menakjubkan," ungkap Andrews.
Pizza yang Lebih Sehat
"Perbanyak paprika, jamur, bayam, dan tomat. Tambahkan sedikit herba segar untuk menambah cita rasa," kata Andrews menyarankan.
Sayuran memiliki kemampuan untuk menurunkan risiko kanker karena kaya akan vitamin dan mineral yang berfungsi mencegah pertumbuhan sel kanker. Selain itu, sayuran juga mengandung serat yang tinggi, yang berperan penting dalam menjaga berat badan yang sehat.
Selanjutnya, Anda bisa membuat pizza dengan mengikuti pola makan Mediterania yang menekankan konsumsi buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, dan lemak sehat. Pola makan ini terbukti dapat mengurangi risiko beberapa jenis kanker, termasuk kanker kolorektal dan prostat.
Hal ini disebabkan oleh sifat antioksidan, antiinflamasi, dan antitumor yang dimiliki oleh bahan-bahan dalam diet Mediterania.
Andrews juga merekomendasikan untuk menambahkan zaitun, potongan artichoke, tomat ceri, dan sedikit minyak zaitun di atas pizza. Untuk memberikan rasa yang lebih kaya, taburkan sedikit keju feta.
"Tetaplah klasik dengan tomat segar, basil, dan mozzarella di atas kulit gandum utuh. Sederhana, namun memuaskan!" katanya.
Kebanyakan biji-bijian utuh kaya akan serat yang dapat melindungi tubuh dari kanker usus besar dengan mempercepat proses pembuangan kotoran melalui usus. Berdasarkan rekomendasi dari Institut Penelitian Kanker Amerika, disarankan untuk mengonsumsi setidaknya 30 gram serat setiap hari untuk mendukung kesehatan pencernaan dan mengurangi risiko kanker.
Resep Keempat dan Kelima
Pola makan yang mengandung garam tinggi telah terbukti meningkatkan risiko terkena kanker perut. Andrews merekomendasikan untuk menciptakan "pizza putih" yang berbahan dasar sayuran, seperti ricotta rendah sodium, kangkung, bawang putih, dan sedikit mozzarella.
Dalam resep kelima, Andrews menyarankan untuk mengganti saus tomat dengan pesto basil yang rendah sodium dan menambahkan zukini, ayam rotisserie, paprika merah panggang, serta bayam. Bayam, yang kaya akan beta-karoten, vitamin C, dan serat, dapat membantu melindungi tubuh dari kanker usus besar dan payudara. Selain itu, bayam dan kangkung sering dibandingkan dalam konteks makanan sehat.
"Bayam dan kangkung merupakan sayuran berdaun hijau tua yang sehat dan sangat padat nutrisi," ujar Stephanie McKercher, seorang ahli diet terdaftar dan pengembang resep berbasis tanaman yang berada di Denver, Colorado, melalui GratefulGrazer.com.
"Walaupun keduanya mirip, terdapat beberapa perbedaan utama dalam komposisi nutrisi masing-masing," tambah McKercher.
Natalie Gillett, seorang ahli diet terdaftar yang tinggal di New Jersey dan pemilik NatalieGilletNutrition.com, juga menyatakan pandangan serupa. Ia mencatat bahwa kedua jenis sayuran berdaun hijau ini memiliki manfaat kesehatan yang berbeda, sehingga keduanya sangat layak untuk selalu ada di lemari es Anda.
Di sisi lain, Romane Guerot, seorang ahli diet terdaftar, ahli gizi olahraga, dan pelatih gaya hidup yang berbasis di Paris di Foodvisor.io/en, menjelaskan bahwa kangkung adalah sumber yang baik untuk serat, serta vitamin A, C, dan K, termasuk kalsium. Sementara itu, bayam dikenal sebagai sumber zat besi, kalium, folat, dan magnesium yang sangat baik.
Dengan demikian, mengonsumsi kedua sayuran ini secara teratur dapat memberikan manfaat kesehatan yang signifikan bagi tubuh.
Sejarah Pizza
Pizza merupakan salah satu hidangan yang sangat terkenal di seluruh dunia. Namun, di balik popularitasnya, terdapat sejarah panjang yang menunjukkan bahwa makanan ini sudah ada sejak zaman Mesir kuno, Romawi, dan Yunani.
Berdasarkan informasi dari History, pizza modern lahir di wilayah Campania, Italia bagian barat daya, khususnya di kota Napoli. Napoli sendiri didirikan sekitar 600 tahun sebelum Masehi sebagai pemukiman yang berasal dari Yunani.
Pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19, Napoli menjadi kota pesisir yang berkembang dengan pesat. Meskipun secara teknis merupakan kerajaan independen, daerah ini dikenal dengan banyaknya pekerja miskin yang disebut lazzaroni.
Carol Helstosky, penulis buku "Pizza: A Global History" dan profesor sejarah di University of Denver, menjelaskan, "Semakin dekat Anda ke teluk, semakin padat populasi mereka, dan sebagian besar kehidupan mereka dilakukan di luar ruangan, terkadang di rumah yang tidak lebih dari sebuah ruangan."
Orang-orang Napoli memerlukan makanan yang terjangkau dan bisa dimakan dengan cepat. Oleh karena itu, pizza menjadi pilihan roti pipih dengan berbagai topping, yang dapat dinikmati kapan saja dan dijual oleh pedagang kaki lima maupun restoran sederhana.
Pada awalnya, pizza menjadi makanan yang dikonsumsi oleh kalangan miskin di Napoli, dengan topping yang kini sangat disukai, seperti tomat, keju, minyak, ikan, dan bawang putih. Setelah Italia bersatu pada tahun 1861, Raja Umberto I dan Ratu Margherita mengunjungi Napoli pada tahun 1889.
Legenda menyebutkan bahwa pasangan kerajaan ini merasa bosan dengan masakan haute Prancis yang monoton dan meminta berbagai jenis pizza dari Pizzeria Brandi, yang merupakan penerus dari pizzeria Da Pietro yang didirikan pada tahun 1760. Variasi pizza yang paling disukai Ratu dikenal sebagai pizza mozzarella, yang terdiri dari keju putih lembut, tomat merah, dan basil hijau di atasnya. Sejak saat itu, kombinasi topping tersebut dikenal dengan nama pizza Margherita.