Gaya Hidup Sehat Bisa Jadi Jurus Tangkal Muncul dan Kambuhnya Kanker
Peneraapan gaya hidup sehat bisa menjadi jalan untuk menjaga kebugaran dan mencegah sejumlah penyakit berbahaya termasuk kanker.
Peneraapan gaya hidup sehat bisa menjadi jalan untuk menjaga kebugaran dan mencegah sejumlah penyakit berbahaya termasuk kanker.
-
Bagaimana mencegah kanker? Ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah kanker, antara lain: Mengonsumsi makanan sehat.
-
Bagaimana cara mencegah kanker? Untuk mencegah kanker, sebaiknya hindari faktor-faktor risiko di atas dan jalani pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi seimbang, rajin berolahraga, tidak merokok, dan tidak mengonsumsi minuman beralkohol.
-
Kenapa makanan sehat bisa anti kanker? Tanpa disadari, sebenarnya ada begitu banyak penyakit yang mengancam tubuh. Salah satunya adalah penyakit kanker. Apalagi penyakit kanker dapat menyerang sejumlah bagian tubuh manusia. Seperti mata, hidung, mulut, otak, payudara, rahim, prostat, kulit hingga tulang.
-
Kenapa kebiasaan baik penting untuk risiko kanker? Kebiasaan-kebiasaan ini tidak sulit untuk dilakukan, tetapi bisa memberikan manfaat besar bagi kesehatan Anda.
-
Sayuran apa yang bisa mencegah kanker? Banyak faktor yang dapat mempengaruhi risiko terkena kanker, termasuk gaya hidup dan pola makan. Salah satu cara efektif untuk menurunkan risiko kanker adalah dengan mengonsumsi berbagai jenis sayuran yang kaya akan nutrisi dan senyawa pelindung.
Gaya Hidup Sehat Bisa Jadi Jurus Tangkal Muncul dan Kambuhnya Kanker
Dokter Spesialis Gizi Klinik dari Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), dr. Wiji Lestari, M.Gizi, Sp.GK(K), berbagi sejumlah tips untuk mencegah kanker dan mengurangi risiko rekurensi atau kekambuhan kanker melalui gaya hidup sehat.
“Pencegahan itu ada pencegahan kanker dan pencegahan rekurensi (kekambuhan) kanker dengan memperhatikan status gizi masing-masing,” kata Wiji beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
Wiji menyoroti bahwa terkadang pasien kanker yang telah sembuh kurang memperhatikan status gizinya. Begitu pula dengan orang yang sehat namun belum didiagnosis kanker, mereka cenderung mengonsumsi makanan tanpa memperhatikan risikonya.
Oleh karena itu, Wiji menyarankan untuk selalu mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang untuk menjaga kesehatan tubuh. Dia juga menekankan pentingnya memantau berat badan agar tetap normal dan terhindar dari risiko obesitas.
“Obesitas itu menjadi risiko terjadinya kanker, misalnya kanker payudara, kanker endometrium, kanker esofagus. Kalau berat badan tidak dipantau, ini bisa meningkatkan risiko kanker-kanker tertentu,” kata Wiji.
Wiji juga menekankan untuk menghindari konsumsi agen karsinogenik, seperti alkohol, ikan asin, makanan mengandung aflatoksin, makanan berpengawet tinggi, dan makanan berkalori tinggi.
Untuk mengurangi risiko kanker, disarankan untuk membatasi konsumsi daging olahan sebanyak mungkin. Hindari memproses daging merah pada suhu tinggi karena suhu tinggi dapat menghasilkan senyawa berbahaya.
Selama proses pengolahan daging merah, hindari paparan langsung api dan proses memasak yang berkepanjangan. Wiji menyarankan untuk membuang bagian makanan yang gosong karena dapat mengandung senyawa karsinogenik.
“Daging merah yang diawetkan atau diolah dengan bahan tambahan yang banyak itu dilarang untuk pasien kanker dengan risiko malnutrisi atau sudah mengalami malnutrisi berat,” kata Wiji.
Bagi pasien kanker atau yang pernah menderita kanker, disarankan untuk tidak mengonsumsi daging merah lebih dari tiga porsi per minggu. Selain itu, batasi konsumsi daging olahan untuk mengurangi risiko kanker atau komplikasi penyakit kanker.
Terakhir, Wiji menyarankan untuk menjalani aktivitas fisik secara teratur dan menghindari gaya hidup yang kurang aktif. Aktivitas fisik yang cukup dapat membantu menjaga kesehatan tubuh dan mengurangi risiko kanker, selain menjaga pola makan yang sehat.
“Aktivitas fisik harus aktif agar tubuh lebih sehat dan terhindar dari risiko kanker, di samping menjaga pola makan sehat,” tutup Wiji.