Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

5 Keuntungan BBN dibandingkan BBM

5 Keuntungan BBN dibandingkan BBM bio diesel. shutterstock

Merdeka.com - Pengembangan bahan bakar nabati (BBN) atau biofuel perlu perhatian lebih dari pemerintah. Peneliti Pusat Penelitian Energi Institut Teknologi Bandung (PPE ITB), Tatang Hernas Soerawidjaja, mengatakan perhatian tersebut dapat diwujudkan dengan pengalokasian subsidi bagi bahan bakar terbarukan ini.

Menurut dia, para pengambil kebijakan serta pengelola keuangan di negeri ini belum memandang industri biofuel ini sebagai industri masa depan. Biofuel merupakan sesuatu yang masih muda yang harus didukung dengan subsidi.

Untuk mengembangkan biofuel, Indonesia perlu berguru kepada Brazil. Sebab di negara ini memiliki keunggulan dalam pengembangan biofuel antara lain adanya bunga rendah untuk pendanaan dari bank pembangunan lokal untuk perkebunan, adanya pusat riset untuk perkebunan tebu.

Orang lain juga bertanya?

Untuk produksi biodiesel pada tahun 2008 mencapai 1.238.300 kiloliter sementara untuk bioethanol mencapai 144.500 kiloliter. Sedangkan untuk target bauran energi hingga tahun 2025 untuk biodiesel mencapai 9,25 juta kiloliter dan untuk bioethanol mencapai 4,3 juta kiloliter.

Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan mengatakan pihaknya baru bisa memasukkan 7,5 persen unsur alami dalam produk solar mereka. Sementara, untuk premium, baru 2,5 persen memiliki kandungan ethanol.

Karen yakin, jika pemerintah memiliki kemauan politik mengubah bahan bakar minyak (BBM) fosil menjadi berbasis bio. Syaratnya, semua perusahaan migas, tak cuma Pertamina, dikenai kewajiban serupa. Termasuk industri hilir, seperti PLN.

Dari perhitungan Pertamina, seandainya biofuel menggantikan sebagian bahan baku premium dan solar, penghematan yang tercipta cukup besar. "Misalnya bisa efektif meningkatkan kandungan 20 persen untuk biosolar, maka satu tahunnya Pertamina bisa tidak mengimpor 3 juta kiloliter yang senilai USD 2,5 miliar atau Rp 30 triliun. Penghematan ini yang ingin saya kejar," kata Karen.

Namun saat ini, pengembangan biofuel di Indonesia masih saja terbentur masalah yang menghambat. Peran pemerintah dibutuhkan sebagai pemecah masalah yang ada.

Lalu apa saja keuntungan jika Indonesia menggunakan BBN? Berikut merdeka.com mencoba merangkumnya.

Serap tenaga kerja

Pengembangan yang baik terhadap tanaman bahan baku pembuatan biofuel (bahan bakar nabati) akan mampu menyerap tenaga kerja terutama di bidang pertanian dan pada akhirnya akan mengurangi angka kemiskinan.

Pengembangan di sini maksudnya adalah melakukan penanaman tanaman bahan baku untuk produksi biofuel dalam skala besar seperti jarak pagar, tebu, singkong, kelapa sawit dan lainnya, kata anggota Tim Nasional Pengembangan Bahan Bakar Nabati untuk Percepatan Pengurangan Kemiskinan dan Pengangguran, Hendi Kariawan.

Pria yang juga pengamat ekonomi dari Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Jakarta ini mengatakan, orientasi dari rencana ini adalah dengan melakukan penanaman tanaman bahan baku produksi biofuel itu seluas-luasnya sehingga akan membutuhkan banyak tenaga kerja.

Dia mengatakan, rasio antara luas areal penanaman dan tenaga yang dibutuhkan adalah setiap dua hektar lahan membutuhkan satu orang pekerja.

Dapat dibayangkan berapa juta orang tenaga kerja yang bisa diserap, bila katakanlah sampai tahun 2010 telah bisa dibuka lahan tanaman biofuel seluas lima juta hektar, ini berarti 10 juta orang akan mendapatkan pekerjaan baru, katanya.

Angka 10 juta orang itu baru hitungan tenaga kerja yang langsung bekerja di lahan pertaniannya saja, belum termasuk yang berada di industri pembuatan biofuel, penyuplai pupuknya, pengangkut hasil panen dari lahan ke pabrik dan lainnya.

Dia mengatakan, hal itu dimungkinkan karena kebutuhan akan biofuel akan semakin besar seiring dengan semakin sedikitnya cadangan minyak dunia.

Harga bersaing

Kementerian ESDM tahun lalu menyatakan siap mendorong peningkatan penggunaan produk turunan kelapa sawit, yaitu biofuel. Kementerian Perdagangan berharap aturan itu bisa dijalankan industri Tanah Air agar ketergantungan pada solar bisa berkurang.

Berdasarkan data Kemendag, impor solar non-subsidi termasuk yang menyebabkan defisit perdagangan migas tahun lalu mencapai USD 5,6 miliar. Kemendag percaya industri mau beralih memakai biofuel dari sawit itu. Sebab, harganya saat ini lebih murah dari solar industri. 

Harga biofuel sawit dibandingkan dengan minyak solar non-subsidi itu sangat kompetitif, tegas  Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi.

Produksi melimpah

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) percaya penggunaan biodiesel dan bioethanol, sangat mungkin dilakukan pemerintah mengingat Indonesia adalah produsen kelapa sawit terbesar sedunia. Produksi bahan bakar nabati ini bakal murah, sebab sekitar 75-80 persen biaya produksi berasal dari biaya bahan baku. Dan faktanya harga CPO saat ini cukup bagus di pasar internasional sebesar Rp 7.500 per liter.

CPO jauh lebih menarik dan pasti memperoleh keuntungan lebih besar, meski saat ini sudah ada insentif dari pemerintah sebesar Rp 3.000. Dan Indonesia sudah CPO terbesar di dunia sebesar 23 juta ton. Indonesia ibarat timur tengah bahan bakar nabati, kenapa tidak menikmati berkah yang ada, kata Deputi Teknologi Informasi Energi dan Material (TIEM) Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT), Unggul Priyanto.

Tingkatkan rasio daerah teraliri listrik

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menilai teknologi energi di Indonesia patut meniru Jepang. Deputi Teknologi Informasi Energi dan Material (TIEM) Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT), Unggul Priyanto, menyatakan penilaian ini lantaran Jepang dapat memanfaatkan energi terbarukan secara efektif.

Sebagai contoh, dalam meningkatkan rasio elektrifikasi. Hanya 60 persen yang kita punya, sedangkan Jepang itu sudah mampu memiliki rasio elektrifikasi 100 persen sehingga dia dapat mencukupi kebutuhan listrik sepenuhnya di negaranya, ujarnya.

Dia menambahkan, memang untuk meningkatkan rasio elektrifikasi Indonesia tidaklah mudah. Sebab, pembangkit listrik di Indonesia mayoritas masih menggunakan energi fosil sehingga menyebabkan kebutuhan BBM besar. Padahal biaya konsumsi BBM tidak murah.

Kadang-kadang orang susah menerima, faktanya seperti ini. Mau meningkatkan rasio elektrifikasi pasti konsumsi solarnya PLN naik, jelas dia.

Tekan defisit neraca perdagangan

Upaya untuk mengerem impor Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia tidak mudah. Pasalnya, konsumsi BBM domestik semakin meningkat sehingga kekurangannya harus dipenuhi dari luar negeri. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, impor minyak dan gas (migas) per Juli 2013 mencapai USD 4,14 miliar dengan volume impor minyak sebesar 4,67 juta ton.

Menyikapi situasi tersebut, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) punya jalan keluar menjaga keamanan pasokan bahan bakar sekaligus menawarkan sumber alternatif untuk substitusi BBM, khususnya RON 88 atau premium.

Jangan hanya mengandalkan minyak. Ada beberapa alternatif untuk mengurangi pasokan BBM seperti penggunaan bahan bakar nabati (BBN) untuk pengganti solar dan premium, penggunaan gas alam terkompresi (CNG) untuk substitusi premium, ujar Deputi Teknologi Informasi Energi dan Material, Unggul Priyanto. (mdk/bmo)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Wacana Soal BBM Jenis Baru, Segera Diedarkan?
Wacana Soal BBM Jenis Baru, Segera Diedarkan?

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menanggapi soal rencana pembatasan BBM bersubsidi dan rencana BBM baru yang ramah lingkungan.

Baca Selengkapnya
Kebijakan Komprehensif Pemerintah Diyakini Bisa Dorong Bioethanol Jadi Bahan Bakar Nabati
Kebijakan Komprehensif Pemerintah Diyakini Bisa Dorong Bioethanol Jadi Bahan Bakar Nabati

Menurut dia, hal terpenting yakni mengurai terlebih dahulu hambatan yang ada, sehingga kemudian bioethanol bisa diproduksi massal.

Baca Selengkapnya
Pemprov DKI Naikkan Pajak BBM, Pertamina Masih Tahan Harga
Pemprov DKI Naikkan Pajak BBM, Pertamina Masih Tahan Harga

Menurut Menteri ESDm, itu wajar dilakukan saat harga minyak dunia turun imbas gencatan senjata Israel dan Hamas.

Baca Selengkapnya
Kemenkeu: Belum Ada Pembahasan Rencana Kenaikan Harga BBM
Kemenkeu: Belum Ada Pembahasan Rencana Kenaikan Harga BBM

Selain itu, konsumsi BBM hingga Mei 2024 juga masih terkendali. Bahkan, konsumsi BBM mengalami tren penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.

Baca Selengkapnya
Menperin Tak Hadir di Rapat, Kelanjutan Program Harga Gas Bumi Murah Masih Tanda Tanya
Menperin Tak Hadir di Rapat, Kelanjutan Program Harga Gas Bumi Murah Masih Tanda Tanya

Kepastian program HGBT ke depannya memang harus mencapai quorum antara dirinya bersama Menteri Keuangan dan Menperin.

Baca Selengkapnya
Ekonom: Pengembangan Bioethanol Harus dengan Harga Terjangkau, Kalau Terlalu Mahal Tak Ada yang Mau Beli
Ekonom: Pengembangan Bioethanol Harus dengan Harga Terjangkau, Kalau Terlalu Mahal Tak Ada yang Mau Beli

Selain meniadakan pajak ethanol yang akan digunakan sebagai bahan bakar nabati (BBN), Pemerintah juga bisa memberikan subsidi.

Baca Selengkapnya
Target Bauran Energi 25 Persen di 2025 Terancam, Covid-19 Jadi Kendala Besar
Target Bauran Energi 25 Persen di 2025 Terancam, Covid-19 Jadi Kendala Besar

Pembangunan infrastruktur pendukung energi bersih di lapangan terhambat.

Baca Selengkapnya
Ethanol Tanpa Cukai Menarik Bagi Dunia Usaha, Bisa Kurangi Impor BBM
Ethanol Tanpa Cukai Menarik Bagi Dunia Usaha, Bisa Kurangi Impor BBM

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral memastikan bahwa ethanol yang digunakan untuk keperluan bahan bakar tidak akan dikenakan cukai.

Baca Selengkapnya
Menteri Bahlil: Sampai Sekarang Uni Eropa Masih Bergantung Pada Batu Bara Indonesia
Menteri Bahlil: Sampai Sekarang Uni Eropa Masih Bergantung Pada Batu Bara Indonesia

Bahlil tak menyangkal dunia saat ini condong mengajak untuk beralih menuju energi yang lebih bersih.

Baca Selengkapnya
Kementan Sebut Kehadiran B50 Bukti Komitmen Sediakan Energi  pada Komoditas Pertanian
Kementan Sebut Kehadiran B50 Bukti Komitmen Sediakan Energi pada Komoditas Pertanian

Tantangan pengembangan biodiesel B50 kedepan bukan hanya pada pemenuhan bahan baku dari CPO tetapi di aspek hilir.

Baca Selengkapnya
Menteri Jokowi Kumpul di Kantor Airlangga, Bahas Pembatasan Pembelian BBM Subsidi
Menteri Jokowi Kumpul di Kantor Airlangga, Bahas Pembatasan Pembelian BBM Subsidi

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengumumkan rencana pembatasan BBM subsidi mulai 17 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya
Transaksi Bursa Karbon Belum Menggembirakan, Ini Permintaan OJK
Transaksi Bursa Karbon Belum Menggembirakan, Ini Permintaan OJK

Perlu dukungan lintas kementerian dan industri untuk mendorong transaksi perdagangan karbon dengan meningkatkan suplai dan permintaan.

Baca Selengkapnya