Ada Pilkada, konsumsi rumah tangga diprediksi melesat di kuartal dua 2018
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat konsumsi rumah tangga pada kuartal I-2018 berada di level 4,95 persen. Porsi konsumsi rumah tangga memiliki andil terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 56,80 persen.
Direktur Ashmore Asset Management Bank Commonwealth, Arief Wana, mengatakan konsumen rumah tangga bakal tumbuh lebih baik pada kuartal II 2018. Dia mengatakan, gelaran pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2018 serta persiapan pemilihan presiden (Pilpres) 2019 bakal menjadi stimulus naiknya pertumbuhan konsumsi di kuartal II tahun ini.
"Jadi kalau ditanya apa dampak dari tahun politik ini kami melihat kuartal kedua dan paruh kedua tahun 2018, private consumsion akan naik lebih tinggi karena spending dari pemerintah, juga spending untuk Pilkada serentak," ungkapnya dalam Konferensi Pers, di Ritz Carlton Hotel, Jakarta, Selasa (8/5).
-
Mengapa pergantian presiden dianggap penting untuk ekonomi? Pergantian kepemimpinan ini seharusnya bisa dijadikan momen untuk memperbaiki ketahanan ekonomi.
-
Bagaimana cadangan devisa Indonesia mendukung perekonomian? 'Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,' ucap Erwin.
-
Apa yang terjadi di Indonesia? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan dalam sepekan ke depan hampir seluruh wilayah di Indonesia akan dilanda suhu panas.
-
Apa tantangan utama pemerintahan baru terkait ekonomi? Tantangan dari Dalam Akhmad Akbar mengatakan bahwa pemerintahan Prabowo dan Gibran akan sibuk menghadapi tantangan dari dalam pemerintahannya sendiri.
-
Bagaimana pemilu di Indonesia berkembang? Pemilu di Indonesia telah mengalami berbagai perubahan dan evolusi sejak masa kolonial hingga era modern.
-
Kapan pemilu presiden di Indonesia? Pada 2024 nanti, Indonesia akan dihadapkan pada dua pemilihan umum, pemilihan presiden pada Februari, dan pemilihan kepala daerah pada November.
Dia menjelaskan, jelang Pilkada serentak dan Pilpres 2019, kondisi perekonomian Indonesia masih relatif stabil. Meskipun demikian, Indonesian perlu memerhatikan kondisi ekonomi global khususnya kebijakan yang dikeluarkan Presiden Trump.
"Kondisi ekonomi Indonesia saat ini masih cukup stabil memasuki pilkada serentak. Sampai saat ini dengan kemungkinan calon presiden 2019 masih sama dengan 2014, kami melihat kondisi perekonomian masih cukup terjaga," kata dia.
Dia pun mengatakan, kondisi ekonomi saat ini sangat bergantung pada kebijakan pemerintah terhadap hal-hal yang dapat memengaruhi anggaran Indonesia. Termasuk bagaimana pemerintah menyikapi pelemahan Rupiah hingga kenaikan harga minyak.
Head of Wealth Management and Retail Digital Business Bank Commonwealth, Ivan Jaya, mengatakan kondisi politik saat ini tidak memberikan dampak yang besar terhadap kegiatan ekonomi. "Sentimen politik saat ini relatif kecil dalam mempengaruhi ekonomi dan pasar. Dengan demikian, perekonomian Indonesia masih relatif stabil," tandasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sri Mulyani mengatakan Indonesia tetap harus waspada meski ketahanan ekonomi domestik dianggap resilience.
Baca Selengkapnyapenyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaBRI Danareksa Sekuritas menggelar acara Market Outlook bertajuk Strategi Investasi Memasuki Tahun Politik.
Baca SelengkapnyaBPS mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
Baca SelengkapnyaTerdapat lima aspek utama yang perlu diperhatikan terkait kebijakan ekonomi dan politik di bawah kepemimpinan Trump.
Baca SelengkapnyaMemasuki tahun politik 2024, banyak investor yang mempertanyakan peluang berinvestasi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaDia pun mengapresiasi partai politik (parpol) maupun politisi yang menghabiskan uang tak sedikit untuk kampanye.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi kuartal II-2024 diramal tumbuh 5,11 persen.
Baca SelengkapnyaSelain itu, pertumbuhan ekonomi ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan investasi.
Baca SelengkapnyaAktivitas terkait penyelenggaraan Pemilu 2024 sudah dimulai.
Baca SelengkapnyaDiprediksi dollar akan menguat, suku bunga Amerika Serikat akan tinggi, bahkan perang dagang juga diprediksi akan terus berlanjut.
Baca SelengkapnyaKinerja apik ini tak lepas dari terjaganya tren pemulihan ekonomi nasional hingga memasuki akhir tahun 2023.
Baca Selengkapnya