Parpol Mulai Habiskan Uang untuk Kampanye, Sri Mulyani: Bagus untuk Ekonomi Indonesia
Sri Mulyani mengatakan Indonesia tetap harus waspada meski ketahanan ekonomi domestik dianggap resilience.
Tren positif konsumsi dalam negeri perlu dijaga mengingat tren ekspor Indonesia mulai mengalami perlambatan, hal ini ditandai dari neraca ekspor tahun 2022.
Parpol Mulai Habiskan Uang untuk Kampanye, Sri Mulyani: Bagus untuk Ekonomi Indonesia
Parpol Mulai Habiskan Uang untuk Kampanye, Sri Mulyani: Bagus untuk Ekonomi Indonesia
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyebut bahwa tahun politik merupakan masa yang positif untuk ekonomi Indonesia. Terutama dalam sektor konsumsi atau permintaan dalam negeri.
Sri Mulyani mengatakan, menjelang pemilihan umum dan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden di tahun 2024, partai politik sudah mulai menghabiskan uang untuk berkampanye. Dan ini, menurut Sri Mulyani merupakan langkah bagus.
"Saya melihat saat ini partai politik sudah menghabiskan uangnya untuk kampanye. Ini bagus untuk ekonomi Indonesia" kata Sri Mulyani saat menghadiri 4th International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas Industry 2023 (ICIUOG) di Nusa Dua, Bali Rabu (20/9).
Sri Mulyani menuturkan, tren positif konsumsi dalam negeri perlu dijaga, mengingat tren ekspor Indonesia mulai mengalami perlambatan, hal ini ditandai dari neraca ekspor tahun 2022.
Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya mengumumkan bahwa nilai ekspor Indonesia pada Juli 2023 mencapai USD 20,88 miliar. Jumlah itu turun 18,03 persen dibandingkan pada Juli 2022.
Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2023 mengalami surplus USD 1,31 miliar.Rinciannya, nilai ekspor pada Juli 2023 mencapai USD 20,88 miliar, didominasi ekspor non-migas USD 19,65 miliar.
Sedangkan nilai impor sebesar USD 19,57 miliar. Kendati demikian, nilai ekspor Indonesia turun 18,03 persen jika dibandingkan dengan Juli 2022.
Kinerja ekspor Juli, lebih didorong oleh kenaikan ekspor non-migas terutama barang dari besi dan baja sebesar 47,33 persen.
Merujuk data BPS itu, Sri Mulyani mengatakan Indonesia tetap harus waspada meski ketahanan ekonomi domestik dianggap resilience.
Menghadapi konsumsi dalam negeri di tahun politik, Sri Mulyani pun mengatakan bahwa iklim demokrasi di Indonesia akan terus dipertahankan. Sebab, demokrasi yang stabil merupakan salah satu faktor penentu stabilitas ekonomi nasional.