Alas kaki asal Banten jadi primadona ekspor ke Amerika Serikat & Eropa
Merdeka.com - Golongan barang alas kaki menguasai ekspor nonmigas pada September 2017 dengan nilai mencapai USD 196,11 juta, disusul bahan kimia organik senilai USD 89,33 juta.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banten Agoes Soebeno mengatakan besarnya nilai ekspor alas kaki pada September itu selain Banten memiliki banyak industri alas kaki seperti sepatu dan sandal, juga permintaan yang tinggi dari negara Amerika Serikat dan sejumlah negara di Eropa.
Soebeno mengatakan, alas kaki selalu memberikan andil yang besar terhadap ekspor nonmigas Banten yang pada September mencapai nilai USD 882,35 juta, turun 10,35 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai USD 890,14 juta.
-
Apa yang Kemendag lepas ekspornya? Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Didi Sumedi melepas ekspor kosmetik dari Sidoarjo ke Malaysia senilai 7 juta Ringgit Malaysia (RM) atau lebih dari Rp20 miliar, pada Senin.
-
Kenapa impor tekstil dari China meningkat? Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan menyebut perang dagang antara kedua negara itu menyebabkan over kapasitas dan over supply di China, yang justru malah membanjiri Indonesia.
-
Apa yang naik di bulan Oktober 2023? 'Jika dibandingkan September 2023, NTP naik karena Bulan September 2023 yang masih bernilai 111,25,' kata Asim, Jumat (03/11/2023).
-
Kapan ekspor pertanian mencapai Rp. 616,35 Triliun? Begitupun di Tahun 2021 ekspor pertanian tercatat mencapai Rp. 616,35 Triliun meningkat 36,43 % jika dibandingkan tahun sebelumnya.
-
Dari mana komoditas pertanian diekspor? Jelang dua hari peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke 78, Wakil Presiden (Wapres) Ma’aruf Amin, melepas ekspor sejumlah komoditas pertanian senilai 2,294 Triliun dari Pelabuhan Tanjung Priok ke 37 Negara.
-
Baju bekas impor apa yang paling banyak dicari? Jenis pakaian yang banyak dicari biasanya celana, jaket, kemeja, sepatu, hingga topi yang berasal dari brand-brand fast fashion, seperti Zara, Uniqlo, H&M, Forever 21, Levi's dan lainnya.
Nilai ekspor nonmigas untuk sepuluh golongan barang mencapai USD 608,39 juta, sementara untuk golongan barang lainnya sebesar USD 273,96 juta.
"Delapan dari sepuluh golongan barang ekspor nonmigas utama mengalami penurunan kecuali tembaga dan kertas/karton yang masing-masing naik sebesar USD 1,62 juta dan 2,41 juta," kata Soebeno dikutip Antara, Sabtu (18/11).
Penurunan tertinggi terjadi pada golongan barang alas kaki yang turun USD 23,40 juta, diikuti oleh penurunan pada golongan plastik dan barang dari plastik sebesar USD 20,18 juta. Sedangkan, enam barang yang lain terjadi penurunan masing-masing kurang dari USD 20 juta dengan penurunan terendah berasal dari golongan mesin/peralatan listrik sebesar USD 3,74 juta.
Sementara itu, ekspor nonmigas sepuluh golongan barang utama untuk Januari - September 2017 memberikan kontribusi 71,74 persen terhadap total ekspor nonmigas. Nilai ekspor nonmigas untuk sepuluh golongan barang utama tersebut naik 31,03 persen dibanding ekspor nonmigas pada periode yang sama tahun lalu yang mencapai USD 4.566,84 juta.
Kesepuluh golongan barang ekspor nonmigas Januari-September 2017 seluruhnya mengalami peningkatan dibanding periode yang sama tahun lalu. Peningkatan tertinggi berasal dari bahan kimia organik dan terendah terjadi pada golongan barang tembaga masing-masing sebesar USD 360,53 juta dan USD 9,90 juta.
"Bila dibandingkan secara bersamaan untuk sepuluh golongan barang ekspor nonmigas utama pada September 2017 dan Agustus 2017, maka akan didapati seluruh golongan barang yang sama. Tujuh dari sepuluh golongan barang tadi, kecuali berbagai makanan olahan, tembaga dan kertas/karton, merupakan golongan barang yang selalu masuk dalam sepuluh golongan barang utama ekspor nonmigas Banten selama satu tahun terakhir, dengan pangsa ekspor nonmigas gabungan tidak pernah kurang dari 59 persen," jelasnya.
Sementara itu, negara tujuan ekspor nonmigas terbesar September 2017 adalah Amerika Serikat dengan nilai ekspor USD 142,77 juta, disusul Tiongkok dan Jepang sebesar USD 120,89 juta dan USD 65,70 juta, sementara untuk tujuan negara-negara ASEAN dan Uni Eropa masing-masing sebesar USD 222,95 juta dan USD 87,45 juta.
Sepuluh golongan utama nilai ekspor nonmigas Banten bulan September adalah alas kaki USD 196,11 juta, bahan kimia organik (USD 89,33 juta), plastik dan barang dari plastik (USD 70,56 juta), besi dan baja (USD 44,17 juta), tembaga (USD 38,01 juta), mesin-mesin/pesawat mekanik (USD 37 juta), berbagai makanan olahan (USD 36,13 juta), mesin/peralatan listik (USD 34,05 juta, kertas/karton (USD 32,56 juta) serta karet dan barang dari karet senilai (USD 31,45 juta).
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus USD3,48 miliar pada Oktober 2023.
Baca SelengkapnyaAngka ekspor Indonesia periode Agustus 2024, naik 5,97 persen.
Baca SelengkapnyaKontribusi China dalam impor non-migas Indonesia sedikit meningkat dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu dari 35,20 persen menjadi 35,91 persen.
Baca SelengkapnyaPenurunan ini tak lepas dari anjloknya realisasi kinerja ekspor non migas pada Juli 2023 mencapai USD 19,65 miliar.
Baca SelengkapnyaNeraca Perdagangan Indonesia melanjutkan trend surplus selama 45 bulan atau hampir 4 tahun secara berturut-turut.
Baca SelengkapnyaPada tahun 2016, ekspor Indonesia ke Israel mencapai USD 103,1. Jumlahnya naik menjadi USD 125,9 juta pada 2017.
Baca SelengkapnyaGubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Andi Sudirman Sulaiman melepas ekspor produk Andalan Sulsel senilai Rp1,43 triliun ke pasar global.
Baca SelengkapnyaBudi menjelaskan, negara tujuan ekpor Indonesia masih didominasi oleh Amerika Serikat (AS) sebanyak 32,8 persen, China 20 persen dan lainnya.
Baca SelengkapnyaSecara tahunan nilai ekspor pada Desember 2023 mengalami penurunan cukup dalam yakni sebesar 5,76 persen.
Baca SelengkapnyaBPS melaporkan ekspor pertanian pada Agustus 2023 meningkat dibandingkan bulan sebelumnya.
Baca SelengkapnyaImpor migas mencapai USD 2,65 miliar atau turun 25,56 persen secara bulanan,
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan besi baja sempat dikeluhkan, karena nilai impor komoditas itu lebih dominan dibandingkan dengan ekspor.
Baca Selengkapnya