Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Baru 20 persen penduduk kuliah, Indonesia sulit jadi negara maju

Baru 20 persen penduduk kuliah, Indonesia sulit jadi negara maju sarjana. shutterstock

Merdeka.com - Indonesia akan kesulitan naik kelas menjadi negara berpendapatan menengah ke atas (upper middle income) dalam beberapa tahun mendatang. Itu karena jumlah sarjana di Tanah Air masih kecil dibandingkan jumlah populasi.

Itupun masih diperparah kualitas lulusan pendidikan tinggi yang tidak siap bersaing di pasar kerja.

Presiden Ketiga Republik Indonesia Bacharuddin Jusuf Habibie mengungkapkan, fenomena menyedihkan itu harus ditanggulangi pemerintah. Pendidikan sukses bukan diukur semata dari jumlah lulusan, tapi kesesuaian (missmatch) dengan pasar tenaga kerja.

"Keunggulan terjadi bukan hanya dari proses pendidikan dan pembudayaan, tapi harus lewat proses lapangan kerja. Jadi tidak bisa belajar hanya dari buku, harus dilalui," ujarnya dalam seminar "Refleksi Tiga Tahun MP3EI" di Jakarta, Kamis (4/9).

Menurut Habibie, sudah terlalu banyak sumber daya manusia di Indonesia tersia-siakan. Seringkali mereka menganggur karena tidak tersedia pekerjaan yang sesuai dengan latar belakang studi.

"Bahkan sarjana bisa cari pekerjaan lain. Kalau perlu menjadi sopir bus atau taksi," cetusnya.

Dalam forum yang sama, Rektor Institut Teknologi Surabaya Triyogi Yuwono menyatakan jumlah partisipasi kasar penduduk yang mengenyam pendidikan strata 1 baru 20 persen, alias mencakup 6 juta orang.

Jumlah itu masih belum memadai buat menggenjot perkembangan IPTEK, sebagai motor perekonomian. "Sulit jika kita ingin menjadi negara maju kalau kondisi teknologi masih seperti ini," ujarnya.

Padahal, populasi penduduk produktif di negara maju yang sekolah hingga sarjana amat tinggi. Sebagai perbandingan, di Korea Selatan, penduduk berusia 18-24 tahun yang menempuh studi sarjana mencapai 90 persen.

"Kita sangat jauh tertinggal," kata Triyogi.

Kalaupun mau mengejar standar kuantitas sarjana negara maju, Indonesia harus menempuh rute yang berbeda.

Dengan penduduk mencapai 240 juta jiwa dan terus bertambah, lebih baik pemerintah memperbanyak Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) maupun Community College. Cara itu lebih mudah untuk memperbanyak paling tidak angkatan kerja berkualifikasi diploma.

Seiring dengan itu, partisipasi di perguruan tinggi diharapkan bisa mencapai 40 persen pada 2020.

"Sering kita dengar Indonesia sekarang mendapat bonus demografi. Tapi itu kalau kita berhasil mendidik, kalau tidak maka menjadi bencana demografi," urai Triyono.

Untuk diketahui, Lembaga Studi McKinsey menyatakan Indonesia berpeluang naik kelas menjadi kekuatan ekonomi ketujuh dunia. Itu bisa dicapai pada 2030, asal ada peningkatan konsumsi dari kelas menengah yang populasinya berpotensi melampaui 100 juta jiwa. (mdk/bim)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pengangguran di Indonesia Masih Banyak, Ternyata Ini Biang Keroknya
Pengangguran di Indonesia Masih Banyak, Ternyata Ini Biang Keroknya

Menaker Ida mengatakan, ada beberapa penyebab masih banyak pengangguran di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Peningkatan Kualitas Pendidikan Indonesia Sangat Lambat, Bappenas Beberkan Buktinya
Peningkatan Kualitas Pendidikan Indonesia Sangat Lambat, Bappenas Beberkan Buktinya

PISA menyebut peningkatan kualitas pendidikan Indonesia sangatlah lambat.

Baca Selengkapnya
Cerita Pilu, Susah Dapat Kerja Hanya Karena Gen Z
Cerita Pilu, Susah Dapat Kerja Hanya Karena Gen Z

Calon mahasiswa enggan mengambil jurusan kejuruan karena dianggap berstatus rendah, meski lebih diminati.

Baca Selengkapnya
15 Faktor Tingginya Angka Pengangguran di Indonesia
15 Faktor Tingginya Angka Pengangguran di Indonesia

Ketidakcocokan keterampilan tenaga kerja dengan kebutuhan industri, berkontribusi terhadap masalah ini.

Baca Selengkapnya
Jokowi Kaget Lulusan S2 dan S3 Indonesia Kalah dari Vietnam dan Malaysia
Jokowi Kaget Lulusan S2 dan S3 Indonesia Kalah dari Vietnam dan Malaysia

Jokowi bakal menggelontorkan anggaran agar populasi produktif S2 dan S3 di Indonesia bisa meningkat drastis.

Baca Selengkapnya
Ini Daftar Keterampilan yang Dibutuhkan Pasar Kerja di Indonesia
Ini Daftar Keterampilan yang Dibutuhkan Pasar Kerja di Indonesia

Menaker Ida membeberkan daftar keterampilan yang dibutuhkan pasar kerja saat ini.

Baca Selengkapnya
Said Abdullah Lihat Indonesia Belum Rasakan Manfaat Demografi
Said Abdullah Lihat Indonesia Belum Rasakan Manfaat Demografi

Said menyebut tenaga kerja Indonesia yang bekerja saat ini berjumlah 142,1 juta. Namun ironisnya 54,6 persen diantaranya lulusan SMP ke bawah.

Baca Selengkapnya
Menaker Ida Buka-bukaan soal Hampir 10 Juta Gen Z Jadi Pengangguran
Menaker Ida Buka-bukaan soal Hampir 10 Juta Gen Z Jadi Pengangguran

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, sebanyak 9,9 juta Gen Z pada rentang usia 15 sampai 24 tahun menganggur pada 2023.

Baca Selengkapnya
Said Abdullah Ingin Pemerintahan Prabowo Bisa Manfaatkan Bonus Demografi
Said Abdullah Ingin Pemerintahan Prabowo Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Said menilai Indonesia masih gagal memanfaatkan bonus demografi untuk membuat Indonesia lebih produktif.

Baca Selengkapnya
Jika Gaji Pekerja Belum Rp15 Juta per Bulan dalam 6 Tahun, Indonesia Bisa Gagal Jadi Negara Maju
Jika Gaji Pekerja Belum Rp15 Juta per Bulan dalam 6 Tahun, Indonesia Bisa Gagal Jadi Negara Maju

Indonesia masih punya waktu sampai 2030 untuk bisa menaikan gaji rata-rata para pekerja di level Rp15 juta per bulan.

Baca Selengkapnya
Kemnaker: Indonesia Hadapi Tantangan Kurang Tersedianya Lapangan Kerja
Kemnaker: Indonesia Hadapi Tantangan Kurang Tersedianya Lapangan Kerja

Sekjen Anwar menekankan, adanya job fair merupakan upaya yang sangat bermanfaat terhadap penciptaan peluang.

Baca Selengkapnya