Benarkah Pengguna Pinjol Bakal Meningkat Jelang Lebaran? Begini Penjelasan OJK
Berdasarkan data historis dua tahun terakhir, memasuki bulan Ramadan tahun 2022 yaitu Maret 2022 tercatat penyaluran pinjaman naik signifikan.
Pada tahun 2023 tidak ditemukan adanya peningkatan penyaluran pinjaman pada industri P2P lending menjelang bulan Ramadan.
Benarkah Pengguna Pinjol Bakal Meningkat Jelang Lebaran? Begini Penjelasan OJK
Benarkah Pengguna Pinjol Bakal Meningkat Jelang Lebaran? Begini Penjelasan OJK
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimis penyaluran pinjaman industri peer to peer (P2P) Lending atau pinjaman online (pinjol) pada tahun 2024 terus meningkat.
Namun pertumbuhannya cenderung melambat dibandingkan pertumbuhan tahun-tahun sebelumnya.
Meski diperkirakan meningkat, Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, LKM, dan LJK Lainnya, OJK, Agusman mengatakan, menjelang Ramadhan dan Lebaran, penyaluran pinjaman pada industri P2P lending belum dapat disimpulkan adanya pengaruh peningkatan. Walaupun masyarakat biasanya terdapat peningkatan kebutuhan tambahan dana.
Sebab, pada tahun 2023 tidak ditemukan adanya peningkatan penyaluran pinjaman pada industri P2P lending menjelang bulan Ramadan.
"Tetapi tahun 2023 tidak ditemukan adanya peningkatan penyaluran pinjaman pada industri P2P lending menjelang bulan Ramadan," kata Agusman dalam jawaban tertulisnya, Jumat (8/3).
Agusman merinci berdasarkan data historis dua tahun terakhir, memasuki bulan Ramadan tahun 2022 yaitu Maret 2022 tercatat penyaluran pinjaman naik signifikan mencapai Rp23,07 triliun dalam 1 bulan tersebut.
Dia menambahkan, pihaknya terus melakukan pemantauan terhadap perkembangan TWP90 industri P2P lending. Per Januari 2024, angka TWP90 berada pada level 2,95 persen.
"Kami mengimbau seluruh penyelenggara dapat terus memerhatikan mitigasi risiko dan melakukan penguatan credit scoring sehingga kualitas pendanaan tetap terjaga," terang Agusman.
Lebih lanjut, OJK menargetkan penyaluran pendanaan kepada sektor produktif dan UMKM dapat mencapai porsi 40 persen dari outstanding pendanaan sebagaimana target pada Roadmap Penguatan dan Pengembangan LPBBTI.
Berdasarkan data outstanding pendanaan, per Januari 2024, jumlah outstanding pendanaan kepada UMKM berada pada level 33,65 persen atau Rp20,33 triliun dari total outstanding pendanaan sebesar Rp60,42 triliun.