BPS sebut harga beras menurun sepanjang Mei 2016
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan harga komoditas beras sepanjang Mei 2016 menurun di tingkat eceran. Kondisi ini didasari oleh masa panen raya yang menyebabkan ketersediaan beras melimpah.
Kepala BPS Suryamin menjelaskan, harga gabah kering di tingkat petani meningkat 4,17 persen (month on month) menjadi Rp 4.400 per kilogram (kg). Sedangkan, harga gabah kering giling naik 0,65 persen menjadi Rp 5.510 per kg.
Sementara itu, harga beras di penggilingan untuk level medium menurun 1,38 persen dari Rp 8.959 menjadi Rp 8.836 per kg. Sedangkan harga beras premium naik 0,59 persen dari Rp 9.128 menjadi Rp 9.182 per kg.
-
Kenapa beras jadi langka? 'Satgas berdalih salah satu penyebab beras gagal panen imbas cuaca tidak menentu di beberapa daerah. Namun begitu, ketersediaan beras saat ini terbilang masih aman meski harganya mengalami perbedaan sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET).'
-
Dimana harga beras juga naik? Kenaikan harga sembako juga terjadi di Pasar Belakang Kodim Brebes. Harga telur ayam dari Rp26.000 per kilogram menjadi Rp28.000 per kilogram. Begitu pula dengan harga beras medium yang naik Rp1.000 per kilogram.
-
Kenapa harga beras masih mahal? Berdasarkan data Bapanas per Selasa (19/3), harga beras premium berada di kisaran Rp16.490,- per Kg. Harga beras terpantau masih mahal.
-
Bagaimana harga beras di pasaran? Harga beras di pasaran masih di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
-
Kenapa harga beras naik di Jawa Tengah? Kenaikan ini dinilai signifikan dengan kondisi kemarau panjang yang sedang melanda berbagai daerah di Jawa Tengah.
-
Kenapa beras mahal? Harga beras yang melambung tinggi memaksa warga antre panjang untuk membeli beras murah. Warga menilai pemerintah gagal menjaga pasokan bahan pangan yang berujung pada melonjaknya harga yang ditanggung oleh masyarakat.
"Harga beras untuk level medium sudah turun, beras jenis ini memang banyak dikonsumsi masyarakat," ujar Suryamin di Kantor BPS, Jakarta, Rabu (1/6).
Lebih lanjut Suryamin mengungkapkan, penurunan harga beras terjadi di tingkat grosir sebesar 0,28 persen dan pada tingkat eceran sebesar 0,50 persen.
"Pedagangang sudah mulai menurunkan harga (beras)," pungkas Suryamin.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Susiwijono mengatakan, masalah utama beras langka dan mahal di ritel modern disebabkan adanya pergeseran masa tanam dan masa panen.
Baca SelengkapnyaSejumlah wilayah sentra produksi kini telah memasuki musim panen raya.
Baca SelengkapnyaHarga beras di tingkat penggilingan mengalami penurunan, dari awal bulan puasa seharga Rp12.500 per kilogram hingga kini menjadi Rp10.500 per kilogram.
Baca SelengkapnyaPemerintah terus berupaya mengatasi kelangkaan dan mahalnya harga beras.
Baca SelengkapnyaKepala Bapanas menyebut harga beras saat Ramadan akan turun.
Baca SelengkapnyaTingginya harga beras medium dan premium membuat konsumen beralih ke beras Bulog dengan harga Rp47.500 per kemasan 5 kg.
Baca SelengkapnyaHarga beras di Karawang saat ini mengalami penurunan sekitar Rp1.500 per kg.
Baca SelengkapnyaBPS mencatat harga beras saat ini menjadi yang paling mahal sejak tahun 2021.
Baca SelengkapnyaHari ketiga Ramadan harga beras masih tinggi, Menteri Perdagangan klaim hal ini penyebabnya.
Baca SelengkapnyaKetua Perpadi Jakarta ini mengatakan penurunan harga mencapai Rp700-1.000 per kilogram di Cipinang.
Baca SelengkapnyaAda beberapa penyebab terjadinya lonjakan harga beras ini, termasuk molornya musim tanam dan musim panen.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga beras sekarang telah memecahkan rekor tertinggi di era pemerintahan Jokowi.
Baca Selengkapnya