Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bukan China, Ini Negara Rajin Beri Utang ke Amerika Serikat

Bukan China, Ini Negara Rajin Beri Utang ke Amerika Serikat Amerika Serikat. REUTERS/Joshua Roberts

Merdeka.com - Negara adidaya Amerika Serikat (AS) tengah terlilit utang dalam jumlah sangat besar. Per Februari 2023, total utang pemerintah AS mencapai USD 31,45 triliun atau setara Rp462.000 triliun

Tingginya nilai utang yang ditanggung Pemerintah AS dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Antara lain, pandemi Covid-19 yang menyebabkan anjloknya penerimaan negara.

Di sisi lain, pengeluaran pemerintah AS melonjak tajam untuk berbagai kebijakan penanganan Covid-19. Selain itu, Pemerintah AS juga harus menanggung beban bunga untuk kebijakan perang di masa lalu hingga meningkatnya angka penduduk yang memasuki usia pensiun. Akibatnya, negara adidaya AS terancam gagal bayar utang (default).

Melansir dari laman investopedia.com di Jakarta, Jumat (12/5), jenis utang nasional AS dikategorikan sebagai utang antar pemerintah dan utang publik. Utang antar pemerintah adalah utang yang dipegang di AS oleh lembaga dan entitas federal.

"Itu membuat sekitar seperlima dari total hutang AS yang belum dibayar. Utang ini termasuk uang yang terutang kepada Jaminan Sosial, dana pensiun militer, Medicare, dan dana pensiun lainnya," tulis Investopedia

Sementara itu, sisanya adalah utang publik. Di mana pemerintah asing memegang sebagian besar utang publik, sedangkan sisanya dimiliki oleh bank AS dan investor individu, Federal Reserve, pemerintah negara bagian dan lokal, reksa dana, dana pensiun, perusahaan asuransi, dan pemegang obligasi tabungan.

Negara Pemberi Utang ke Amerika Serikat

Berikut 5 daftar negara pemberi utang terbanyak ke Amerika Serikat:

1. Jepang

Jepang merupakan pemegang surat utang terbesar ke AS, dengan kepemilikan treasury (surat utang atau obligasi) sebanyak USD 1,08 triliun per November 2022. Dengan ini, Jepang mengalahkan China sebagai pemegang utang asing terbesar di AS.

"Jepang memegang 14,87 persen dari utang AS milik asing," ungkap Investopedia.

2. China

China mendapat banyak perhatian karena memegang sebagian besar utang pemerintah AS. Mengingat ekonominya berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir, mungkin hal ini seharusnya tidak mengejutkan.

China menempati posisi kedua di belakang Jepang. Tercatat, kepemilikan treasury terhadap AS mencapai USD 870 miliar per November 2022.

Di sisi lain, utang milik China sering dijadikan bahan pembicaraan politik. Faktanya, Treasuries adalah investasi logis untuk negara dengan cadangan mata uang asing yang tinggi. China saat ini memegang hampir 11,96 persen dari utang luar negeri AS.

3. Inggris

Investor Inggris meningkatkan kepemilikan mereka atas utang AS menjadi USD 645,8 miliar pada November 2022. Ini meningkat dari USD 641,3 miliar bulan sebelumnya.

Investasi Inggris dalam utang AS mungkin terkait dengan meningkatnya ketidakpastian ekonomi di Inggris. Inggris memegang 8,87 persen dari utang luar negeri AS

4. Belgia

Kepemilikan besar Belgia atas Treasuries AS telah meningkat secara substansial dalam beberapa bulan terakhir. Peningkatan ini sebagian dapat dikaitkan dengan peningkatan aktivitas di perusahaan Euroclear yang berbasis di Brussel, yang merupakan lembaga keuangan utama Eropa yang berspesialisasi dalam penyelesaian transaksi sekuritas.

Pada November 2022, Belgia memiliki utang AS sebesar USD 332,9 miliar. Nilai ini setara 4,57 persen dari total utang luar negeri.

5. Luksemburg

Luksemburg adalah pemegang utang AS terbesar kelima di antara negara-negara asing sekaligus memiliki salah satu PDB per kapita tertinggi USD 133.590 pada 2021, data terbaru tersedia.

Peringkat ini mungkin karena status Luksemburg sebagai surga pajak, di mana investor kaya memarkir dananya di perusahaan induk lokal.

Sebagian besar kekayaan ini kemudian diinvestasikan dalam berbagai sekuritas, termasuk Perbendaharaan.
Pada November 2022, Luxembourg memegang USD 312,9 miliar dalam Departemen Keuangan AS. Ini setara dengan 4,3 persen dari total kepemilikan asing.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ekonomi Global Melemah Dipengaruhi Dinamika Negara-Negara Maju
Ekonomi Global Melemah Dipengaruhi Dinamika Negara-Negara Maju

Sri Mulyani mengatakan perekonomian global masih melemah saat ini

Baca Selengkapnya
Erick Thohir Minta Pembelian Dollar oleh BUMN Dilakukan Optimal
Erick Thohir Minta Pembelian Dollar oleh BUMN Dilakukan Optimal

Tingkat inflasi di US yang sulit turun salah satunya dipicu oleh kenaikan harga energi.

Baca Selengkapnya
Banyak Negara Terancam Bangkrut Akibat Jebakan Utang China, Ada Indonesia?
Banyak Negara Terancam Bangkrut Akibat Jebakan Utang China, Ada Indonesia?

Negara miskin menghadapi ketidakstabilan ekonomi dan bahkan kebangkrutan akibat beban pinjaman luar negeri.

Baca Selengkapnya
Daftar Terbaru 10 Negara Paling Banyak Utang, Indonesia Nomor Berapa?
Daftar Terbaru 10 Negara Paling Banyak Utang, Indonesia Nomor Berapa?

Utang Indonesia masih berada di bawah utang India sebesar USD629 miliar atau setara Rp9.800 triliun.

Baca Selengkapnya
Ternyata, Ini Penyebab Kurs Rupiah Melemah Hingga Sentuh Level Rp16.294 per USD
Ternyata, Ini Penyebab Kurs Rupiah Melemah Hingga Sentuh Level Rp16.294 per USD

Dari sisi eksternal, penguatan mata uang dolar AS di dekat level tertinggi selama satu bulan terakhir dipicu oleh kebijakan The Fed selaku Bank Sentral AS.

Baca Selengkapnya
Ekonomi AS dan China Terguncang, Begini Dampaknya ke Indonesia
Ekonomi AS dan China Terguncang, Begini Dampaknya ke Indonesia

Tiga negara besar yakni Amerika Serikat, China dan Eropa dalam situasi mengendalikan dan mengelola ekonomi yang tidak mudah.

Baca Selengkapnya
Proyeksi 2024, Ekonomi AS Masih Lebih Perkasa Dibandingkan China
Proyeksi 2024, Ekonomi AS Masih Lebih Perkasa Dibandingkan China

AS dan China tengah terlibat dalam persaingan menjadi raksasa ekonomi dunia.

Baca Selengkapnya
Donald Trump Menang Pilpres AS, Nilai Tukar Rupiah Anjlok ke Level Rp15.832 per USD
Donald Trump Menang Pilpres AS, Nilai Tukar Rupiah Anjlok ke Level Rp15.832 per USD

Pontesi menangnya Donald Trump ini berdampak langsung pada nilai tukar atau kurs Rupiah.

Baca Selengkapnya
Insentif Pemerintah Tak Berdampak, Nilai Tukar Rupiah Diprediksi Sentuh Level Rp16.500 per USD
Insentif Pemerintah Tak Berdampak, Nilai Tukar Rupiah Diprediksi Sentuh Level Rp16.500 per USD

Saat ini, permasalahan yang muncul di industri dalam negeri menurunnya permintaan akibat menipisnya jumlah kelas menengah.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Tak Kaget Jepang dan Inggris Alami Resesi, Ini Alasannya
Sri Mulyani Tak Kaget Jepang dan Inggris Alami Resesi, Ini Alasannya

Tekanan yang dialami negara-negara maju itu dipengaruhi kenaikan suku bunga yang terlalu tinggi yang terjadi di berbagai negara.

Baca Selengkapnya
Donald Trump Jadi Presiden Amerika, Bank Indonesia Wanti-wanti Lima Hal Ini
Donald Trump Jadi Presiden Amerika, Bank Indonesia Wanti-wanti Lima Hal Ini

Terdapat lima aspek utama yang perlu diperhatikan terkait kebijakan ekonomi dan politik di bawah kepemimpinan Trump.

Baca Selengkapnya