Cara Mudah Memahami Perbedaan LFP & Nikel di Baterai Mobil Listrik, Buat Luhut Marah ke Tom Lembong
Istilah NMC atau baterai berbasis nikel dan LFP sedang populer akhir-akhir ini. Ini karena kedua jenis baterai tersebut bersaing untuk mendapatkan keunggulan.
Tom Lembong menyebut, salah satu produsen mobil listrik yang telah beralih ke LFP ialah Tesla Inc.
Cara Mudah Memahami Perbedaan LFP & Nikel di Baterai Mobil Listrik, Buat Luhut Marah ke Tom Lembong
Cara Mudah Memahami Perbedaan LFP & Nikel di Baterai Mobil Listrik, Buat Luhut Marah ke Tom Lembong
Baterai lithium ferro phosphate atau LFP tengah menjadi sorotan masyarakat. Hal ini setelah Co Captain Timnas AMIN Thomas Lembong (Tom Lembong) menyebut para produsen mobil listrik dunia mulai meninggalkan baterai listrik berbasis nikel dan beralih ke LFP.
Tom Lembong menyebut, salah satu produsen mobil listrik yang telah beralih ke LFP ialah Tesla Inc. Diketahui, Tesla Inc merupakan perusahaan mobil listrik yang dimiliki oleh on Musk.
Lantas apa keunggulan LFP dibandingkan baterai nikel?
Melansir laman poweroad.com, istilah NMC atau baterai berbasis nikel dan LFP sedang populer akhir-akhir ini. Ini karena kedua jenis baterai tersebut bersaing untuk mendapatkan keunggulan di pasar kendaraan listrik dunia.
Singkatnya, baterai NMC menawarkan kombinasi nikel, mangan, dan kobalt atau kadang-kadang disebut baterai litium mangan kobalt oksida. Baterai bercahaya memiliki energi atau daya spesifik yang sangat tinggi.
"Keterbatasan energi atau tenaga ini membuatnya lebih umum digunakan pada perkakas listrik atau mobil listrik," tulis poweroad.
Namun secara umum, baterai NMC maupun LFP jenis ini merupakan bagian dari keluarga besi litium. Namun, ketika orang membandingkan NMC dengan LFP, mereka biasanya mengacu pada bahan katoda baterai itu sendiri.
Baterai LFP sendiri menggunakan fosfat sebagai bahan katoda. Katoda merupakan faktor penting yang membuat LFP menonjol adalah siklus umurnya yang panjang.
"Banyak produsen menawarkan baterai LFP dengan masa pakai 10 tahun. Seringkali dianggap sebagai pilihan yang lebih baik untuk aplikasi alat tulis, seperti penyimpanan baterai atau ponsel," ucapnya.
Selain itu, baterai LFP lebih stabil dibandingkan NMC karena penambahan aluminium. Mereka beroperasi pada suhu yang jauh lebih rendah, mulai dari -4,4 c hingga 70 C. Rentang variasi suhu yang luas ini lebih luas dibandingkan kebanyakan baterai siklus dalam lainnya, menjadikannya pilihan sempurna untuk sebagian besar energi untuk rumah ataupun bisnis.
Saat ini, perdebatan terus berlangsung di kalangan pakar industri dan kemungkinan akan berlanjut selama beberapa waktu. Meskipun demikian, LFP secara luas dianggap sebagai pilihan yang lebih baik untuk penyimpanan sel surya.
"Itulah sebabnya banyak produsen baterai terkemuka kini memilih bahan kimia ini untuk produk penyimpanan energi mereka," ujar poweroad.
Secara umum baterai NMC berbasis nikel dan LFP sama-sama memiliki keunggulan dan kelemahan. Dapat dipahami secara sederhana bahwa baterai LFP menukar kinerja rendah dengan keamanan tinggi dan masa pakai yang lama. Sementara baterai NMC menukar kinerja tinggi, keamanan parsial, dan umur panjang.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan membantah pernyataan Co Captain Timnas AMIN Thomas Lembong (Tom Lembong) soal Tesla Inc yang bakal mengganti baterai listrik berbasis nikel dengan baterai lithium ferro phosphate (LFP).
"Tidak benar pabrik Tesla yang di Shanghai menggunakan 100 persen LFP untuk mobil listriknya," kata Menko Luhut melalui akun instagramnya @luhut.pandjaitan dikutip Rabu (24/1).
Menko Luhut menyampaikan, bahwa Tesla masih tetap menggunakan baterai berbasis nikel untuk produksi mobilnya di Shanghai. Dalam catatannya, suplai baterai listrik untuk mobil Tesla tersebut dipasok oleh LG..
"Mereka masih menggunakan baterai berbahan dasar nikel, yang disuplai oleh LG untuk mobil listrik yang diproduksi di Shanghai," ujar Luhut.
Meski demikian, Menko Luhut mengakui sudah ada mobil listrik yang menggunakan baterai LFP. Ini karena penelitian terkait baterai LFP untuk menggantikan nikel terus berkembang.
"Ya memang satu ketika tidak tertutup kemungkinan nikel ini makin kurang penggunaannya," ungkapnya.
Oleh karena itu, pemerintah juga telah bekerjasama dengan perusahaan China untuk mengembangkan baterai LFP.
Di samping itu, pemerintah terus mendorong hilirisasi nikel untuk meningkatkan nilai tambah.