Dampak Mengerikan Dirasakan Warga Amerika karena Negara Punya Utang Segunung
Merdeka.com - Amerika Serikat dicekam dengan utang terlampau besar. Per Maret 2023, utang Amerika tembus USD31,45 triliun atau sekitar Angka ini setara Rp462.000 triliun, dan terancam gagal bayar.
Forbes merinci setidaknya ada 6 dampak yang dirasakan warga Amerika karena negara memiliki utang sangat besar.
1. Suku Bunga Meningkat
-
Apa total utang Amerika Serikat? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
-
Kenapa kebutuhan uang Bank Indonesia meningkat? 'Jumlah tersebut meningkat 12,5 persen, jika dibandingkan dengan kebutuhan uang dalam periode yang sama menjelang nataru di akhir tahun 2022 sebesar Rp 2,4 triliun rupiah,' kata Erwin, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/12).
-
Apa itu Obligasi Pemerintah? Adapun obligasi pemerintah adalah surat utang yang diterbitkan pemerintah untuk mendapatkan pendanaan.
-
Bagaimana cara Bank Pemerintah mengelola keuangan negara? Bank pemerintah bertanggung jawab untuk mengelola keuangan publik, termasuk penerimaan dan pengeluaran negara. Mereka memproses transaksi keuangan pemerintah, mengelola anggaran, dan memastikan keseimbangan keuangan yang sehat.
-
Siapa yang dirasa bertanggung jawab atas kenaikan utang? 'Kita di-prank, yang terjadi justru kita bisa tahu kenaikan tertinggi sepanjang sejarah Republik ini ada di tangan Jokowi,' terang Eko.
-
Dimana negara dengan utang terbesar? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
Ketika pemerintah perlu meminjam lebih banyak uang, mereka tentu akan meningkatkan imbal hasil terhadap surat utang negara, obligasi dan instrumen pendapatan tetap lainnya. Ini dilakukan agar investasi tersebut tetap menarik bagi investor. Dengan demikian, masyarakat harus membayar bunga lebih tinggi pada cicilan mereka.
2. Inflasi
Kondisi negara dengan utang besar dapat menyebabkan tren inflasi terus berlanjut. Hal ini efek dari meningkatnya imbal hasil obligasi.
Di kondisi ini pula, akan semakin banyak perusahaan dalam kondisi tertekan karena harus membayar utang mereka agar tetap dalam keadaan baik. Berada di kondisi tertekan, mau tidak mau perusahaan akan menaikkan harga produk yang lebih tinggi agar dapat membayar kewajiban utangnya.
3. Menurunnya Harga Properti
Sebagaimana meningkatnya tingkat suku bunga, peluang masyarakat akan semakin sedikit untuk dapat mengajukan cicilan rumah. Hal ini disebabkan porsi kewajiban membayar utang lebih besar dibanding utang pokok dari rumah tersebut.
Jika kondisi ini terjadi, dipastikan harga rumah mengalami tekanan yang dapat berdampak pada ekuitas semua pemilik rumah.
4. Belanja Pemerintah Menurun
Pemerintah akan sangat terpaksa mengurangi belanja untuk kebutuhan masyarakat. Sebab, fokus negara saat ini yaitu melunasi utang atau membayar utang.
5. Stabilitas Keamanan Nasional
Menurunnya belanja negara untuk kebutuhan masyarakat karena fokus membayar utang dapat berujung ancaman stabilitas keuangan.
6. Imbal Hasil Investasi Rendah
Para investor akan berhati-hati dalam menaruh uang mereka pada instrumen investasi. Meski tingkat suku bunga naik, hal ini tidak cukup menarik minat masyarakat menaruh investasi dengan imbal hasil tinggi.
Suramnya ekonomi negara adidaya itu disampaikan oleh Menteri Keuangan Amerika Serikat, Janet Yellen. Dia memperingatkan adanya malapetaka ekonomi jika Amerika Serikat gagal menaikkan plafon utangnya dalam beberapa minggu mendatang.
"Itu adalah sesuatu yang dapat menghasilkan kekacauan keuangan, itu akan secara drastis mengurangi jumlah pengeluaran dan berarti penerima Jaminan Sosial dan veteran dan orang-orang yang mengandalkan uang dari pemerintah yang mereka berutang, kontraktor, kita tidak akan punya cukup uang untuk membayar tagihan," ujar Yellen dikutip dari CNBC, Selasa (9/5).
Departemen Keuangan dan Kantor Anggaran Kongres pun sama-sama merilis laporan baru pada pekan lalu, yang memprediksi bahwa langkah-langkah luar biasa dapat dilakukan paling cepat 1 Juni, yang lebih cepat dari perkiraan Wall Street atau Gedung Putih. Tanggal baru yang lebih awal adalah hasil dari pendapatan pajak federal yang lebih rendah dari perkiraan pada bulan April.
Presiden AS Joe Biden akan menjadi tuan rumah pertemuan berisiko tinggi di Gedung Putih dengan empat pemimpin tertinggi Kongres yakni Ketua DPR Kevin McCarthy, R-Calif , Pemimpin Minoritas DPR Hakeem Jeffries, DN.Y, Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer, DN.Y, dan Pemimpin Minoritas Senat Mitch McConnell, R-Ky.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tingkat inflasi di US yang sulit turun salah satunya dipicu oleh kenaikan harga energi.
Baca SelengkapnyaTernyata ini yang bikin orang lebih galak saat ditagih utang.
Baca SelengkapnyaInflasi di AS pada bulan Juni menunjukkan penurunan di angka 3 persen, didorong oleh menurunnya tekanan harga energi dan sektor perumahan.
Baca SelengkapnyaNaiknya utang luar negeri karena penarikan pinjaman, khususnya pinjaman multilateral, untuk mendukung pembiayaan beberapa program dan proyek.
Baca SelengkapnyaRupiah diprediksi akan terus melemah hingga beberapa bulan ke depan
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mengatakan perekonomian global masih melemah saat ini
Baca SelengkapnyaMegawati berharap pemerintah punya rencana serius untuk mengurangi utang bernilai fantastis itu.
Baca SelengkapnyaKemenkeu mencatat, utang jatuh tempo tersebut terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) Rp705,5 triliun dan pinjaman senilai Rp94,83 triliun.
Baca SelengkapnyaKepercayaan diri dalam mengelola pasar, tergantung dengan kepercayaan pasar.
Baca SelengkapnyaApa yang harus dilakukan para investor saat inflasi terjadi?
Baca Selengkapnya