Daya beli masyarakat turun 40 persen, anggota DPR ini kritik Presiden Jokowi
Merdeka.com - Anggota Komisi VI DPR RI, Bambang Haryo angkat bicara terkait fenomena penurunan daya beli masyarakat Indonesia. Menurutnya, penurunan daya beli nyata terjadi, bahkan ditemukan langsung saat dia melakukan inspeksi mendadak di Surabaya, Jawa Timur.
"Bahkan penurunan itu mencapai sekitar 40 persen," tegas Bambang Haryo usai meninjau home industry kripik Samijali di eks-lokalisasi Jarak, kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan.
Menurutnya, penurunan daya beli yang terjadi berbeda dengan pernyataan Presiden Joko Widodo yang menyebutkan tingkat daya beli masyarakat naik, tapi hanya terpengaruh cara belanja dari offline ke online.
-
Kenapa inflasi tinggi merusak daya beli? Namun, inflasi yang terlalu tinggi atau tidak terkendali dapat merusak daya beli masyarakat, menyebabkan ketidakpastian ekonomi, dan menghambat pertumbuhan ekonomi.
-
Kenapa Presiden Jokowi mengutamakan produk dalam negeri? Menurut Hendi, Presiden Jokowi sudah memberikan arahan agar belanja Kementerian, Lembaga dan Pemda mengutamakan Produk Dalam Negeri yakni sebesar 95 persen. Selain itu belanja Kementerian, Lembaga dan Pemda sebanyak 40 persen wajib untuk mengutamakan UMKK.
-
Siapa yang menyatakan deflasi mengancam daya beli? Definisi Deflasi Dengan terjadinya deflasi secara beruntun dalam lima bulan terakhir, terdapat kekhawatiran bahwa daya beli masyarakat mulai melemah.
-
Kenapa Jokowi blusukan ke pasar? Saat blusukan ke pasar, Jokowi juga turut cek harga kebutuhan pokok
-
Mengapa persepsi publik terhadap pemberantasan korupsi di era Jokowi menurun? Adapun jika melihat trennya, persepsi positif menurun, sebaliknya persepsi negatif meningkat.
-
Apa tren terbaru di kabinet Jokowi? Presiden Joko Widodo kembali melakukan reshuffle menteri dan wakil menteri hari ini Senin (17/7).
"Apa kemudian bahan-bahan dapur yang dijual di pasar tradisional itu juga dibeli secara on-line? Kalau beli daging mentah, bawang atau apa, apa bisa lewat on-line?" tanyan politikus Gerindra ini.
Bambang menilai, merosotnya daya beli masyarakat di pasar-pasar tradisional ini karena beberapa faktor. Di antaranya, suasana pasar yang kumuh. "Pasar hanya bersih ketika ada kunjungan dari pejabat saja," tandasnya.
Faktor kedua yaitu, saat ini masyarakat juga dihadapkan pada persoalan ekonomi yang tak seimbang antara pendapatan dan pengeluaran atau ‘lebih besar pasak daripada tiang’. Ini terjadi karena adanya kenaikan kebutuhan seperti tarif dasar listrik.
"Semua biaya pengeluaran masyarakat terus naik. Beban biaya listrik yang tinggi, menjadi faktor ketakutan masyarakat untuk mengeluarkan biaya lebih banyak. Ini jelas menjadi faktor menurunnya daya beli."
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut survei ini, mayoritas warga cukup puas atas kinerja Jokowi sebagai Presiden sebesar 76.2%.
Baca SelengkapnyaMinimnya realisasi belanja ini berdampak pada peredaran uang di kabupaten/kota dan menunjukkan daya beli masyarakat yang rendah.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, saat ini, sangat sulit untuk mengumpulkan penerimaan negara
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo atau Jokowi mengakui keberadaan e-commerce berbasis media sosial, seperti TikTok Shop membuat bisnis pedagang ke UMKM menjadi anjlok.
Baca SelengkapnyaPMI Manufaktur Indonesia pada Juli 2024 terkontraksi atau berada di zona negatif.
Baca SelengkapnyaSebelum adanya TiktokShop ini, pendapatan yang didapat dari penjualan baju gamis ini mendapatkan Rp20 juta per hari.
Baca SelengkapnyaJokowi juga menuturkan bahwa penurunan sejumlah harga tersebut membuktikan kebenaran dari tingkat inflasi nasional yang turun menjadi 3 persen.
Baca SelengkapnyaRealisasi APBD masih sangat kecil baru sekitar 31 persen untuk kabupaten/kota dan 41 persen untuk provinsi.
Baca SelengkapnyaJokowi meminta masyarakat sadar masalah ini berbahaya.
Baca SelengkapnyaFraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengkritik postur belanja negara era Prabowo Subianto yang disusun oleh Pemerintahan Presiden Joko Widodo
Baca SelengkapnyaKenaikan PPN menjadi 12 persen ini akan berdampak pada meroketnya harga berbagai barang.
Baca SelengkapnyaSoal pergeseran kelas menengah, menurutnya pergeseran kelas itu tidak hanya terjadi pada satu kelompok.
Baca Selengkapnya