Dukung Program SDG’s Pemerintah, Bumi Resources Terapkan Tambang Berkelanjutan Seperti Ini
Lahan tambang selesai beroperasi dan lubang tambang diubah menjadi void atau danau pasca-tambang.
Ini termasuk secara aktif menerapkan praktik pertambangan berkelanjutan atau good mining practice.
Dukung Program SDG’s Pemerintah, Bumi Resources Terapkan Tambang Berkelanjutan Seperti Ini
Dukung Program SDG’s Pemerintah, Bumi Resources Terapkan Tambang Berkelanjutan Seperti Ini
Produsen batu bara di Indonesia, PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) bersama unit usahanya Kaltim Prima Coal (KPC) dan Arutmin Indonesia (Arutmin) berkomitmen untuk selalu meningkatkan kinerja environmental, social, dan governance (ESG).
Ini termasuk secara aktif menerapkan praktik pertambangan berkelanjutan atau good mining practice.
“Komitmen BUMI bersama unit usaha selalu mendukung program pemerintah dalam menyukseskan kegiatan SDG’s (sustainable development goals)," kata Presiden Direktur BUMI, Adika Nuraga Bakrie dikutip dari Antara.
Dia mengatakan, praktik pertambangan berkelanjutan dalam aspek perlindungan lingkungan diatur dalam sebuah sistem manajemen lingkungan yang mengacu pada Sistem Manajemen K3L di PT AI Tambang Asamasam dengan mengadopsi SML Corporate PT Arutmin Indonesia.
Sertifikasi ISO 14001: 2015 berlaku dari tanggal 23 September 2022 sampai 11 September 2025.
Beberapa kegiatan yang dilakukan Arutmin adalah penataan lahan, penebaran tanah pucuk, pengendalian erosi dan sedimentasi, mendirikan fasilitas pembibitan, melakukan pengelolaan limbah B3 (Bahan Berbahaya Beracun) pada area bengkel dengan pemasangan Sparing (Sistem Pemantauan Kualitas Air Limbah Secara Terus Menerus dan Dalam Jaringan).
Salah satu hal menarik mengenai perlindungan lingkungan yang dilakukan Arutmin adalah reklamasi lahan bekas tambang terbuka (open pit) Ata Selatan (Ata Sela), salah satu lokasi pertambangan Blok Serongga, Batulicin di Kalimantan Selatan.
Pada 2014 lahan tambang selesai beroperasi dan lubang tambang diubah menjadi void atau danau pasca-tambang. Reklamasi dilakukan sejak 2009 pada lahan seluas 295 hektare atau setara dengan penanaman 250.000 pohon.
Sementara itu, arboretum dibangun seluas 3,5 hektare, memiliki 44 jenis koleksi tanaman lokal, termasuk beberapa jenis tanaman langka serta berbagai jenis tanaman anggrek.
Sedangkan danau pasca-tambang Ata Sela seluas 76,2 hektare berkedalaman maksimal 100 meter. Cadangan air yang dimiliki mencapai 20 juta meter kubik.
Danau pasca-tambang tersebut juga menjadi tempat budi daya nila dengan sistem keramba jaring apung yang dikelola oleh satu kelompok pembudidaya beranggotakan 14 orang.
Untuk menciptakan lingkungan kerja yang selamat, sehat dan produktif secara bersama-sama, Tambang Asamasam juga menerapkan Go to Proactive Safety (ASM-GPS).
ASM-GPS mempunyai beberapa program menarik seperti HSE Social Experiment, HSE Nebeng, HSE Layar Tancap Keliling, dan HSE Ngufi.
"Komitmen yang dilakukan perseroan bukan hanya sekadar program, namun telah menjadi core competence bisnis perseroan sehingga mampu melakukan praktik-praktik terbaik, berkontribusi dalam menciptakan kemandirian di masyarakat yang tentunya berkontribusi langsung terhadap perwujudan SDGs dan aspek-aspek dari ESG sebagaimana tercantum dalam UU No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas," ujar Adika Nuraga Bakrie.
Operasi tambang bisa berjalan lancar jika masyarakat dapat menerima manfaat yang besar. Keberhasilan diukur dari penerimaan dan penghargaan masyarakat terhadap usaha-usaha yang dilakukan untuk menerapkan good mining practice dimana pertambangan adalah prasyarat untuk diterima masyarakat sehingga keberlanjutan bisnis perusahaan terjaga.
Tak hanya sekadar melakukan kegiatan penggalian lahan tambang mineral dan batu bara, good mining practice atau praktik baik pertambangan yang memenuhi ketentuan-ketentuan, kriteria, kaidah dan norma-norma yang tepat dilakukan untuk meminimalisir dampak negatif yang timbul dari aktivitas pertambangan.
"Kami yakin dapat memberikan nilai tambah bagi pemangku kepentingan dan masyarakat sekitar,” kata Adika Nuraga Bakrie.
Data yang dihimpun oleh Minerba One Map Indonesia (MODI) Kementerian ESDM pada 4 Desember 2023, produksi batu bara Indonesia telah mencapai 701,14 juta ton melebihi target nasional pada 2023 sebesar 694 juta ton.