Ekonomi sulit, perbankan ramai-ramai revisi target bisnis
Merdeka.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat perbankan Indonesia menurunkan target bisnisnya pada revisi rencana bisnis bank (RBB) tahun ini. Koreksi target bisnis mengacu pada realisasi RBB Juni 2014 di mana kondisi internal dan eksternal ekonomi Indonesia mempengaruhi kinerja perbankan.
Kondisi dimaksud antara lain koreksi pertumbuhan proyeksi ekonomi. Kemudian, kenaikan suku bunga acuan (BI rate) sehingga mendorong peningkatan biaya dana yang pada akhirnya bank juga harus menyalurkan kredit atau pinjaman dengan harga lebih mahal.
Selanjutnya, kewajiban pemenuhan modal sesuai ketentuan BUKU berdampak pada penyesuaian proyeksi keuangan, penyesuaian jaringan kantor bank dan ATM, penyesuaian strategis bisnis dan peluncuran produk atau aktivitas baru.
-
OJK sebut kondisi apa di sektor jasa keuangan? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Oktober 2023 menilai sektor jasa keuangan nasional terjaga stabil didukung permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga sehingga meningkatkan optimisme bahwa sektor jasa keuangan mampu memitigasi risiko meningkatnya ketidakpastian global baik dari higher for longer suku bunga global maupun peningkatan tensi geopolitik.
-
Bagaimana OJK menilai stabilitas sektor keuangan? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial, seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Bagaimana Bank Jatim tingkatkan kinerja syariah? Dalam kegiatan tersebut, juga ada sharing session dari Ust. Ahmad Ifham Sholihin dengan topik Logika Bisnis Keuangan Syariah. Dalam diskusi tersebut dipaparkan secara lengkap tentang pemahaman Bank Syariah dan perilaku pegawai di Bank Syariah. Sehingga diharapkan semua karyawan Bank Jatim dapat memahami pola kerja Bank Syariah demi akselerasi bisnis.
-
Kenapa OJK optimis terhadap sektor keuangan? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Oktober 2023 menilai sektor jasa keuangan nasional terjaga stabil didukung permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga sehingga meningkatkan optimisme bahwa sektor jasa keuangan mampu memitigasi risiko meningkatnya ketidakpastian global baik dari higher for longer suku bunga global maupun peningkatan tensi geopolitik.
-
Siapa saja yang termasuk Bank Pemerintah di Indonesia? Daftar bank BUMN di Indonesia antara lain adalah BRI, BNI, Bank Mandiri, dan BTN.
-
Kenapa OJK melihat sektor keuangan stabil? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
"Perlu kerja keras dan fokus untuk RBB, ketahanan likuiditas terjaga dengan baik berdasarkan kelompok buku," kata Kepala Departemen Penelitian OJK, Ganjar Mustika, di Kantornya, Jakarta, Jumat (29/8).
OJK telah mewajibkan perbankan menyerahkan revisi RBB di akhir semester I. RBB merupakan rencana kegiatan usaha bank jangka pendek (1 tahun) dan jangka menengah (3 tahun) dalam meningkatkan kinerja dam strategi usaha sesuai Peraturan Bank Indonesia (PBI) nomor 12 tahun 2010.
"Bank wajib menyusun rencana bisnis setiap tahunnya dan disampaikan kepada OJK paling lambat akhir bulan November tahun rencana bisnis dimulai. Rencana bisnis direvisi paling lambat akhir semester pertama pada tahun berjalan," ujarnya.
Dia mengungkapkan tujuan dari RBB adalah pertama agar rencana bisnis disusun secara matang, realistis dan berdasarkan prinsip kehati-hatian serta menerapkan managemen risiko.
Kedua, sebagai sarana dalam mengendalikan risiko strategis dengan memperhatikan faktor eksternal dan internal. Ketiga, rencana bisnis bank diharapkan realistis bermanfaat bagi otoritas moneter sebagai pertimbangan dalam mengambil kebijakan dan melakukan pengawasan makro prudensial.
Keempat, RBB menjadi acuan bagi pengawas dalam menyusun rencana pengawasan berdasarkan risiko yang optimal dan efektif. "Bank wajib melakukan revisi RBB, tentu ada sanksi jika tidak menyerahkan. Karena setiap tahun dalam perjalanan ada perubahan dan dinamika secara internal dan eksternal," kata dia. (mdk/bim)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia mulai memasuki pesta demokrasi yang dapat memengaruhi risk appetite investor dan pelaku usaha.
Baca SelengkapnyaDirut BRI tegaskan bankir perlu memiliki risk awareness yang baik dalam menghadapi tantangan ekonomi global.
Baca SelengkapnyaSelain daya beli masyarakat, masih ada tiga tantangan yang akan dihadapi usai kenaikan suku bunga acuan.
Baca SelengkapnyaMeningkatnya fragmentasi ekonomi dan geopolitik yang bersumber tidak hanya dari konflik Rusia-Ukraina, namun juga tensi geopolitik antara China dan AS.
Baca SelengkapnyaSituasi ini menyebabkan turunnya daya beli masyarakat.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Bank Indonesia masih berfokus pada penguatan stabilitas nilai tukar rupiah.
Baca SelengkapnyaIndeks kinerja manufaktur atau Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia terkontraksi di level 49,3.
Baca SelengkapnyaBI mengeluarkan data berdasarkan survei konsumen bahwa daya beli masyarakat menurun, khususnya pada kelompok kelas menengah.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia melihat inflasi di Amerika Serikat mendekati inflasi jangka menengah.
Baca SelengkapnyaKekacauan dunia terjadi dipicu oleh potensi resesi Amerika Serikat hingga perang yang terjadi di Eropa dan Timur Tengah
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mengatakan beberapa persoalan dunia yang dapat mengancam perekonomian dan sistem keuangan Indonesia.
Baca SelengkapnyaPara pelaku usaha mengeluh ke Jokowi soal makin keringnya perputaran uang.
Baca Selengkapnya