Freeport bungkam ditanya soal kerugian akibat longsor
Merdeka.com - Sejak insiden longsornya gua Big Gosan, di tambang Freeport, Tembagapura, 14 Mei lalu, aktivitas perusahaan tambang emas Amerika Serikat itu berhenti total. Penghentian ini sebagai bagian dari proses investigasi tim independen atas tragedi yang membuat 28 orang nyawa karyawan Freeport melayang.
Tragedi longsor dan penghentian sementara aktivitas di tambang Freeport tentu berimbas pada kerugian yang harus ditanggung perusahaan. Namun, Direktur Freeport Indonesia Rozik B. Soetjipto memilih diam ketika wartawan menanyakan soal kerugian dari kejadian tersebut.
Dia juga tidak menjawab berapa besar dana yang harus dikeluarkan Freeport secara keseluruhan terkait tragedi tersebut. Termasuk ketika disinggung mengenai kerugian dari sisi produksi, dia mengaku belum melakukan perhitungan secara menyeluruh. "Anda bisa hitung sendiri, kami belum menghitung," kata Rozik di Jakarta, Rabu (29/5).
-
Di mana Ferry kehilangan uang? Dalam dua bulan terakhir, ia mengaku sering kehilangan uang yang telah ditata rapi di dalam dompet.
-
Bagaimana Ferry kehilangan uang? Dalam dua bulan terakhir, ia mengaku sering kehilangan uang yang telah ditata rapi di dalam dompet.
-
Bagaimana Pertamina mengklarifikasi? Klarifikasi Pertamina Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari menyatakan, tidak ada rencana penghentian distribusi BBM jenis Pertalite pada 1 September 2024.
-
Bagaimana kronologi kecelakaan? Usai menabrak, Marisa tetap melaju kencang menuju persimpangan Mal SKA. Sedangkan korban terjatuh dan luka berat di kepala. Namun beberapa saat kemudian, Marisa kembali lagi menuju lokasi jatuhnya korban. Saat itu warga sudah ramai berkerumun.
-
Kenapa Pertamina butuh dana kompensasi? Dana tersebut merupakan kompensasi selisih harga jual formula dan harga jual eceran di SPBU atas kegiatan penyaluran Jenis BBM Tertentu (JBT) Solar dan Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) Pertalite yang nilainya telah direview oleh Inspektorat Kementerian Keuangan RI (Itjen Kemenkeu).
-
Siapa pelaku kecelakaan? Sebagai informasi, mahasiswi semester 3 Fakultas Psikologi Universitas Abdurrab ini sangat menyesal atas perbuatannya yang tak sengaja menabrak korban.
Sebelumnya, Rozik mengaku target produksi mereka tahun ini dipastikan meleset seiring kejadian longsor di area pertambangan Freeport. Perusahaan yang berpusat di Kota Phoenix, Amerika Serikat itu menargetkan tambang di Indonesia bisa menghasilkan 1,3 juta ton emas dan perak tahun ini.
"Produksi normal kami 220.000 ton per hari biji yang kita olah, kami belum memikirkan kapan produksi kembali, karena fokus pada penyelesaian masalah ini," ujarnya beberapa waktu lalu.
Rozik memaparkan, dari total produksi tersebut, 140.000 ton emas dan perak dihasilkan dari tambang terbuka, sementara 80.000 ton berasal dari tambang bawah tanah.
"Dari jumlah itu anda bisa mengira-ira berapa kerugian kami per hari, semua tambang berhenti beroperasi," kata Rozik di hadapan wartawan.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Erick mengatakan, jika Freeport ingin mengembangkan potensi, maka perusahaan mesti melakukam investasi mulai dari sekarang.
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut, Indonesia kini memegang saham 51 persen dari PT Freeport dan ditargetkan akan menjadi 61 persen.
Baca SelengkapnyaPemerintah sudah balik modal atau mencapai titik break-even dari pembelian saham Freeport sebesar 51 persen pada 2018.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
PT Freeport Indonesia akan mendapatkan perpanjangan IUPK selama 20 tahun hingga 2061 setelah berakhirnya kontrak pada 2041 mendatang.
Baca SelengkapnyaIntip potret kamar karyawan PT Freeport di dalamnya ada ranjang susun beserta kasurnya untuk 4 karyawan.
Baca SelengkapnyaKarena kondisi pandemi Covid-19 pembangunan smelter Freeport sempat terganggu.
Baca SelengkapnyaBencana banjir dan longsor di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) diperkirakan menimbulkan kerugian hingga Rp157 miliar.
Baca SelengkapnyaIzin ekspor konsentrat tembaga oleh PT Freeport Indonesia (PTFI) yang saat ini berlaku hingga 31 Mei 2024.
Baca SelengkapnyaFreeport Indonesia tinggal melanjutkan kegiatan ekspor konsentrat tembaga. Setidaknya, hingga 31 Desember 2024 ini.
Baca Selengkapnya