Freeport bungkam ditanya soal kerugian akibat longsor
Merdeka.com - Sejak insiden longsornya gua Big Gosan, di tambang Freeport, Tembagapura, 14 Mei lalu, aktivitas perusahaan tambang emas Amerika Serikat itu berhenti total. Penghentian ini sebagai bagian dari proses investigasi tim independen atas tragedi yang membuat 28 orang nyawa karyawan Freeport melayang.
Tragedi longsor dan penghentian sementara aktivitas di tambang Freeport tentu berimbas pada kerugian yang harus ditanggung perusahaan. Namun, Direktur Freeport Indonesia Rozik B. Soetjipto memilih diam ketika wartawan menanyakan soal kerugian dari kejadian tersebut.
Dia juga tidak menjawab berapa besar dana yang harus dikeluarkan Freeport secara keseluruhan terkait tragedi tersebut. Termasuk ketika disinggung mengenai kerugian dari sisi produksi, dia mengaku belum melakukan perhitungan secara menyeluruh. "Anda bisa hitung sendiri, kami belum menghitung," kata Rozik di Jakarta, Rabu (29/5).
-
Di mana Ferry kehilangan uang? Dalam dua bulan terakhir, ia mengaku sering kehilangan uang yang telah ditata rapi di dalam dompet.
-
Bagaimana PT Timah mengalami kerugian? 'Penurunan produksi, harga jual menurun itu karena di pasar dunia itu oversupply,' sambung Virsal. Virsal mencatat ada sejumlah negara yang produksinya mengalami peningkatan. Salah satu yang disebut Malaysia karena produksinya mampu bertambah sepanjang 2023 lalu.
-
Bagaimana Ferry kehilangan uang? Dalam dua bulan terakhir, ia mengaku sering kehilangan uang yang telah ditata rapi di dalam dompet.
-
Apa penyebab kerugian PT Timah di tahun 2023? Virsal mengatakan penyebab terbesar kerugian tersebut karena harga timah di pasar global tengah mengalami penurunan. Alhasil, pendapatan yang dicatatkan PT Timah Tbk ikut turun.
-
Dimana kecelakaan terjadi? Kecelakaan terjadi saat Oriza pergi ke Puncak untuk menghadiri acara kampus bersama teman-temannya.
-
Di mana kecelakaan terjadi? Kecelakaan beruntun terjadi di Gerbang Tol (GT) Halim Utama pada Rabu (27/3).
Sebelumnya, Rozik mengaku target produksi mereka tahun ini dipastikan meleset seiring kejadian longsor di area pertambangan Freeport. Perusahaan yang berpusat di Kota Phoenix, Amerika Serikat itu menargetkan tambang di Indonesia bisa menghasilkan 1,3 juta ton emas dan perak tahun ini.
"Produksi normal kami 220.000 ton per hari biji yang kita olah, kami belum memikirkan kapan produksi kembali, karena fokus pada penyelesaian masalah ini," ujarnya beberapa waktu lalu.
Rozik memaparkan, dari total produksi tersebut, 140.000 ton emas dan perak dihasilkan dari tambang terbuka, sementara 80.000 ton berasal dari tambang bawah tanah.
"Dari jumlah itu anda bisa mengira-ira berapa kerugian kami per hari, semua tambang berhenti beroperasi," kata Rozik di hadapan wartawan.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bahlil mengaku telah berkomunikasi dengan Presiden Direktur Freeport Indonesia, Tony Wenas soal kejadian tersebut.
Baca SelengkapnyaBeberapa waktu lalu, Bahlil Lahadalia sempat menyentil proses pemenuhan syarat oleh Freeport Indonesia terkait perpanjangan IUPK.
Baca SelengkapnyaProses komisioning ini bertujuan untuk menguji seluruh sistem dan memastikan semua komponen berfungsi dengan baik.
Baca SelengkapnyaDia disebut tidak mengetahui potensi kekayaan alam di wilayah yang dipimpinnya itu.
Baca SelengkapnyaPada permen LHK 7/2014 dibuat untuk mengatur mekanisme penyelesaian sengketa perdata lingkungan baik di dalam maupun di luar pengadilan.
Baca SelengkapnyaOutput dari smelter tembaga tersebut sekitar 650.000 ton katoda tembaga.
Baca Selengkapnya