Gudang Beku dari KKP Bikin Pengolah Ikan di Subang Bangkit Melawan Pandemi
Merdeka.com - Sempat terdampak pandemi hingga melakukan pengurangan tenaga kerja dan produksi, Kelompok Aroma Jaya mampu bangkit setelah menerima bantuan cold storage atau gudang beku berkapasitas 30 ton dari Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Ditjen Penguatan Daya Saing Produk kelautan dan Perikanan (PDSPKP).
Bahkan, kelompok UMKM pengolahan ikan asin dan pemindangan yang berlokasi di Dusun Kertamukti, Desa Blanakan, Kecamatan Blanakan, Kabupaten Subang, tersebut, kini mampu menjaga kesegaran mutu ikan, baik masih berupa bahan baku maupun hasil olahan menjadi lebih bagus.
"Ketersediaan bahan baku bisa disimpan dan tidak terpengaruh oleh musim termasuk ada pandemi atau tidak," kata Ketua Kelompok Aroma Jaya, Carman Bin Iksan, Minggu (28/2).
-
Bagaimana BUBK menjaga kualitas udang di Kebumen? Penanggung Jawab Operasional BUBK Kebumen, I Gede Buddha, mengatakan bahwa CBIB bertujuan untuk mengendalikan kualitas udang tanpa bahan kimia dan memudahkan penelusuran Riwayat pemeliharaan udang.
-
Bagaimana UMKM Bontang tingkatkan kualitas produk? Dalam meningkatkan daya saing usaha, salah satu yang dapat dilakukan oleh pelaku usaha adalah dengan meningkatkan kualitas produk mereka. Kualitas sangat penting dalam menjaga pelenggan, agar pelanggan selalu mengkonsumsi produk yang ditawarkan.
-
Bagaimana KKP dan MSC jamin keberlanjutan ikan konsumsi? Kerja sama kedua pihak dirintis sejak 2019, berhasil mengantarkan 40 unit pengolah ikan (UPI) dan 2 retail telah memiliki sertifikat Standar Rantai Pengawasan MSC atau Chain of Custody.
-
Dari mana asal ikan segar untuk program stunting di Kutai Timur? Salah satu daerah pemasok ikan unggulan adalah Pulau Miang. Desa wisata panghasil Kakap Merah dan Kerapu raksasa.
-
Dimana susu ikan diproduksi? Meskipun di pabrik di Indramayu telah dilakukan upaya untuk mengurangi rasa amis ini, penambahan perisa dianggap solusi paling efektif.
-
Bagaimana Pemkot Bontang kembangkan UMKM? Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan Kota Bontang salah satu instansi pemerintah yang dapat memberikan konsep secara teori maupun praktis untuk pengembangan UMKM.
Carman menambahkan, bantuan gudang beku dari PDSPKP juga berdampak pada peningkatan produksi. Bahkan anggota kelompok menjadi lebih percaya diri memanfaatkan peluang karena pasarnya yang kian terbuka. Tak hanya itu, konsistensi dan keberlanjutan usaha pun kini lebih terjamin.
"Pelaku usaha perikanan mulai dari para nelayan, kelompok pemasar, pengolah ikan, pemilik moda transportasi dan konsumen lainnya yang terlibat dalam rantai bisnis ini lebih terjamin mendapatkan manfaat karena meningkatnya kelancaran bisnis pengolahan setelah mendapatkan bantuan Gudang beku," ujarnya, bangga.
Manfaat tersebut bukan hanya ocehan belaka. Carman mencontohkan, harga ikan kapasan yang semula Rp34 ribu/kg, kini menjadi Rp36 ribu/kg. Hal serupa pada ikan japuh yang semula Rp18 ribu/kg, ikan tembang Rp17 ribu/kg dan ikan layang Rp24 ribu/kg, kini masing-masing Rp20 ribu/kg, Rp19 ribu/kg dan Rp27 ribu/kg.
"Harganya jadi bagus karena mutu dan kualitasnya terjaga, ikan juga tidak rusak setelah kita simpan di gudang beku, dan jarak pembeli ke lokasi gudang beku semakin dekat," sambung Carman.
Terkait bantuan cold storage portable ini, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono mengungkapkan bahwa bantuan ini merupakan bagian dari stimulus penanggulangan dampak ekonomi Covid-19 yang diberikan untuk menghindari penurunan kualitas/mutu dan harga ikan yang drastis di tingkat nelayan atau pembudidaya.
"Tujuannya untuk menjamin tersedianya pasokan bahan baku bagi UMKM pengolahan ikan sekaligus konsumsi ikan," terang Menteri Trenggono.
Melalui sarana penyimpanan beku ini, Menteri Trenggono berharap bisa dimanfaatkan untuk menyimpan kelebihan produksi saat musim puncak sekaligus menjaga harga agar tetap stabil di tingkat nelayan serta dapat menjamin ketersediaan ikan pada saat musim paceklik dengan harga yang terkendali. "Dengan demikian diharapkan dapat menguatkan dan meningkatkan peranan UMKM sektor kelautan dan perikanan sekaligus membangun rasa percaya diri dalam menghadapi tantangan ke depan," sambung Menteri Trenggono.
Sementara Dirjen PDSPKP, Artati Widiarti mengapresiasi kerja keras Kelompok Aroma Jaya. Dia berharap bantuan yang sudah diberikan menjadi stimulus dan penggerak ekonomi masyarakat setempat.
Terlebih Kelompok Aroma Jaya Blanakan yang memiliki usaha dibidang pengolahan dan pemasaran ikan asin, bisa memproduksi 2-3 ton/hari saat musim ikan dan 4-5 ton/hari saat musim ikan. Produk olahan ikan dikemas dalam dus dan dijual rata-rata 5 kwintal/hari untuk tujuan pasar lokal sekitar Pamanukan, Subang, Purwakarta, Cikampek, dan 2 kali seminggu dikirimkan untuk agen pedagang grosir dan eceran di Bandung, Bogor, Cianjur, Garut, dengan varian minimal 2-3 jenis olahan per pengiriman.
"Saya kira yang begini patut diteruskan. Perluasan pasar akan berbanding lurus dengan kesejahteraan anggotanya. Itulah kenapa kita tidak ragu untuk salurkan bantuan ini," jelas Artati.
Artati mengaku prihatin, sebelumnya dia mendengar laporan bahwa kesegaran bahan baku dan hasil olahan Kelompok Aroma Jaya tidak bisa bertahan lama, atau hanya bertahan 3 hingga 4 hari. Alhasil produksi tidak bisa dimaksimalkan serta sering mengalami kerugian kerusakan produk karena tidak segera terjual.
"Kami mendengar, saat cuaca buruk pasokan bahan baku sangat kurang dan tidak punya cadangan bahan baku sehingga produksi olahan sangat sedikit. Semoga dengan bantuan ini, kelompok Aroma Jaya bisa semakin maju," tandasnya.
Sebagai informasi, Kelompok Aroma Jaya Blanakan memiliki 10 orang anggota, adapun dalam proses pengolahan ikan, kelompok ini memiliki 6 orang tenaga kerja tetap yang melakukan proses penjemuran dan penggaraman, serta 20-30 orang tenaga harian lepas yang melakukan proses penyiangan.
Sedangkan jumlah tenaga kerja dalam mengoperasionalkan gudang beku sebanyak 12 orang terdiri dari manager sebanyak 1 orang, teknisi sebanyak 2 orang, dan tenaga bongkar muat sebanyak 3 orang. Penerima manfaat langsung dari gudang beku sebanyak 50 orang yang merupakan anggota kelompok, para pengolah yang bermitra dengan kelompok, pembeli pedagang grosir produk kurang lebih 30 orang yang utamanya berasal dari masyarakat sekitar di Subang. (mdk/hrs)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Melalui BUBK, mereka memperkenalkan model baru pengelolaan tambak yang belum diadaptasi oleh tambak tradisional.
Baca SelengkapnyaTelur asin yang berasal dari Desa Sujung, Kabupaten Serang telah lama menjadi primadona.
Baca SelengkapnyaKementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menghadirkan Pusat Oleh-Oleh Produk Perikanan yang berkualitas di Kabupaten Rembang
Baca SelengkapnyaSebagian orang menilai menjadi petani bukan hal keren. Para petani di Kabupaten Tulungagung menepis anggapan tersebut dengan prestasi
Baca SelengkapnyaKerja sama kedua pihak yang telah dirintis sejak tahun 2019.
Baca SelengkapnyaWabah Covid-19 pada awal tahun 2020 memberikan dampak besar terhadap sektor perkonomian Indonesia, termasuk pada UMKM Kota Bontang.
Baca SelengkapnyaKKP) mendorong skema kemitraan para pelaku usaha pemindangan dengan penyedia bahan baku ikan agar ketersediaan bahan baku pengolahan pindang dapat terjamin
Baca SelengkapnyaBupati Banyuwangi Raih Satyalencana Wirakarya dari Presiden Joko Widodo.
Baca SelengkapnyaKTH Maju Bersama dibantu dengan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) dalam pengembangan produk ikan baronang.
Baca SelengkapnyaDiharapkan program ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan gizi masyarakat tetapi juga memicu pertumbuhan ekonomi lokal.
Baca SelengkapnyaKementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mendorong produktivitas nelayan di Indonesia, termasuk keluarganya.
Baca SelengkapnyaBupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani tengah jadi perhatian pemerintah pusat.
Baca Selengkapnya