Hindari Hal-Hal Berikut Saat Mencari Kerja di Masa Pandemi
Merdeka.com - Virus corona telah meningkatkan jumlah pengangguran di dunia. Tak terkecuali Indonesia. Maka dari itu, proses mencari kerja kembali untuk menyambung hidup tentu menjadi tantangan sulit saat ini.
Dilansir dari CNBC, Selasa (14/7), saat ini perusahaan atau pemberi kerja 'memegang kartu AS' dalam hal tawaran kerja. Namun, konsultan keuangan Ramit Sethi mengatakan pencari kerja masih dapat menaikkan posisi tawarnya.
"Maka dari itu dibutuhkan perubahan cara pandang Anda dari pelamar kerja pada umumnya menjadi kandidat terbaik," ujar penulis buku terbaik versi New York Times ini.
-
Kenapa sulit cari kerja di Indonesia? Susahnya mencari pekerjaan masih menjadi masalah di Tanah Air Tak hanya karena lapangan kerja yang minim, rendahnya kemampuan pribadi juga jadi sebab kesulitan mencari pekerjaan
-
Siapa yang kesulitan cari kerja? Dan Colflesh, seorang warga Amerika Serikat mengeluh dia sangat kesusahan mendapat pekerjaan meski sudah bergelar sarjana.
-
Siapa yang kesulitan mendapatkan pekerjaan? Indira adalah bagian dari kelompok generasi terbesar di Indonesia, Generasi Z, yang mencakup lebih dari 74 juta orang, atau 27,9 persen dari populasi Indonesia, yang lahir antara tahun 1997 dan 2012.
-
Siapa aja yang susah cari kerja? Salah satu kendala yang banyak dialami pencari kerja adalah kemampuan bahasa Inggris
-
Apa aja kendala cari kerja? Selain bahasa, kesulitan generasi muda mendapatkan pekerjaan adalah keengganan untuk menggapai pekerjaan impian Generasi muda menginginkan yang instan, padahal karier sebaiknya dirintis dari nol
-
Bagaimana Gen Z bisa mengatasi kesulitan mencari kerja? Devie Rahmawati, peneliti dari program hubungan masyarakat Universitas Indonesia, mengatakan pemerintah harus berinvestasi lebih banyak dalam program vokasional yang mengajarkan karir yang penting bagi bangsa.
Lalu bagaimana menghindari kesalahan mencari kerja terutama saat masih berlangsungnya pandemi corona? Berikut ulasannya.
1. Mental Asal Dapat Kerja
Sethi mengatakan kesalahan umum yang dilakukan pencari kerja saat melamar lowongan pekerjaan ialah mental 'murah'. Di saat membutuhkan seperti sekarang ini, menurutnya, banyak pencari kerja bersedia ditempatkan di bagian manapun asalkan bisa bekerja.
"Sementara, kandidat terbaik tahu mereka harus memilah perusahaan yang sesuai dengan kemampuannya seperti perusahaan mengevaluasi para pencari kerja," jelasnya.
2. Kirim CV Ke Banyak Perusahaan
Sethi mengungkapkan tips selanjutnya ialah dengan membuat daftar 10 perusahaan yang ingin dilamar. Alih-alih mengirim CV ke banyak perusahaan dengan harapan mendapat panggilan wawancara kerja terlebih dulu.
"Manager HRD tahu mana lamaran yang asal kirim dengan yang serius," ujarnya.
Maka dari itu, pembuatan daftar akan mempermudah Anda untuk mempersiapkan CV yang baik saat mengirimkan berkas lamaran.
3. Tidak Melakukan Penelitian
Sethi menjelaskan, dalam membuat surat lamaran kerja dan CV, Anda harus mengetahui terlebih dulu apa pekerjaan yang diinginkan. Setelah mengetahui hal tersebut, Anda bisa memulai mencari lowongan yang sesuai.
Anda bisa juga mencari kenalan pada perusahaan yang ingin dilamar. Mulailah mengobrol mengenai perusahaan sebagai bahan informasi saat wawancara nanti.
4. CV Dibuat Seadanya
Langkah selanjutnya ialah dengan membuat CV yang menarik dan padat. Sethi menyarankan dalam CV hanya dijabarkan prestasi dan hasil kerja.
"Anda bisa menjelaskan proses pencapaian saat sesi wawancara nanti," ujarnya.
5. Tanpa Persiapan Wawancara
Saat Anda telah berhasil sampai pada tahap wawancara gunakan kesempatan ini sebaik-baiknya. Sethi menyarankan untuk mengungkapkan rencana kerja dalam 90 hari.
"Hal itu tak pernah gagal untuk menciptakan kesan," ujarnya.
Kondisi industri saat ini, lanjut Sethi, juga membuat proses negosiasi gaji menjadi sulit. Tawaran rendah menjadi hal yang tidak bisa dihindarkan.
Sethi menyarankan Anda bisa menurunkan sedikit ego dengan sejumlah kompensasi. Dia mencontohkan apakah perusahaan menawarkan benefit lain seperti jam kerja fleksibel atau bisa bekerja dari rumah. Selain itu, apakah perusahaan menawarkan bonus seperti jika target kerja tercapai akan ada kenaikan gaji.
(mdk/bim)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang pelatih karier profesional, Caroline Castrillon mengungkapkan strategi berharga bagi para pencari kerja di tahun 2024.
Baca SelengkapnyaUntuk menilai perusahaan itu baik atau justru buruk 'red flag' calon karyawan bisa mendeteksi hal tersebut saat proses wawancara.
Baca SelengkapnyaSekjen Anwar menekankan, adanya job fair merupakan upaya yang sangat bermanfaat terhadap penciptaan peluang.
Baca SelengkapnyaPemerintah bisa menggandeng ulama untuk mengurangi aktivitas judi online melalui pendekatan agama.
Baca SelengkapnyaKetidakcocokan keterampilan tenaga kerja dengan kebutuhan industri, berkontribusi terhadap masalah ini.
Baca Selengkapnya40 Persen dari Gen Z lebih memilih menganggur dari pada bekerja di pekerjaan yang tidak mereka sukai.
Baca SelengkapnyaBadan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, sebanyak 9,9 juta Gen Z pada rentang usia 15 sampai 24 tahun menganggur pada 2023.
Baca SelengkapnyaShinta melihat regulasi ketenagakerjaan di Indoensia masih belum optimal.
Baca SelengkapnyaMereka kehilangan motivasi karena ketersediaan lapangan pekerjaan formal semakin menurun.
Baca SelengkapnyaData hampir 10 juta Gen Z jadi pengangguran merupakan temuan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023.
Baca SelengkapnyaKemunculan otomasi dan AI ini membuat semua negara kesulitan untuk membuka lapangan pekerjaan baru bagi warganya.
Baca Selengkapnya