INDEF sebut pemberian izin impor pada Bulog ancam harga pangan naik
Merdeka.com - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati menuding pemberian penugasan stabilisasi harga jagung dan kedelai oleh Badan Urusan Logistik (Bulog) tak menguntungkan. Harga, menurutnya, justru berpotensi tak kompetitif.
"Dengan belum jelasnya kelembagaan Bulog maka pemberian hak monopoli dikhawatirkan berpotensi menimbulkan moral hazard dan harga justru tidak kompetitif," katanya kepada wartawan di Jakarta, Senin (24/5).
Mahalnya komoditas jagung, lanjutnya, dikhawatirkan akan ikut mengerek harga bahan pangan lainnya. Salah satunya daging ayam. Di mana jagung dibutuhkan sebagai bahan pokok pangan ternak.
-
Siapa yang mengkritik kinerja Bulog? Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), Yadi Sofyan Noor mengkritisi kinerja Perum Bulog yang menurutnya tidak optimal dalam menyerap gabah petan saat panen raya awal 2024.
-
Bagaimana Bulog selesaikan masalah harga beras? 'Kalo harga beras turun, saya dimarahi petani. Tapi, kalo harga beras naik dimarahi ibu-ibu. Kesulitan pemerintah saat ini adalah soal mencari keseimbangan harganya. Jadi yang namanya mengurusi beras untuk 270 juta penduduk Indonesia itu bukan perkara mudah. Kebutuhan kita setiap tahun itu sekitar 31 juta ton, jika persediaannya kurang kita perlu memikirkan bagaimana menanggulanginya. Tapi kalau produksi petani banyak, kita tenang.', jelasnya.
-
Bagaimana Bulog menekan kenaikan harga beras? 'Disamping itu BULOG juga menggelontorkan beras operasi pasar tidak hanya ke retail, tidak hanya ke grosir tapi juga ke pasar-pasar. Dengan jumlah stok Cadangan Beras Pemerintah yang kita kuasai saat ini sebanyak 1,6 juta ton maka berapapun permintaan pasar akan dipenuhi oleh BULOG' tambah Jokowi.
-
Apa yang dilakukan BULOG untuk atasi gejolak harga beras? Kemudian Tomi juga mengemukakan pemerintah melalui Bapanas menugaskan Bulog untuk melaksanakan 2 instrumen utama untuk mengantisipasi gejolak harga beras di tanah air melalui program Bantuan Pangan dan Operasi Pasar atau Stabilisasi Pasokan dan harga Pangan (SPHP).
-
Kenapa Bulog impor beras? Selanjutnya menyikapi bahaya El Nino yang berdampak pada kelangkaan pasokan, Bulog juga ditugaskan menambah pasokan dari importasi.
-
Kenapa BULOG impor jagung? Tingginya harga jagung pakan di tingkat peternak direspon Pemerintah dengan menugaskan Perum Bulog dalam penyediaan pasokan dan penyaluran jagung kepada peternak sasaran atau koperasi peternak sasaran sehingga tugas publik pemerintah untuk stabilisasi harga jagung pakan dan menjaga senyum peternak bisa terealisasi.
"Konsekuensinya, harga pakan ternak akan cenderung meningkat dan pada akhirnya harga daging ayam terus meningkat. Masyarakat sebagai konsumen akhir yang dikhawatirkan akan semakin dirugikan," tuturnya.
Enny menambahkan pemerintah seharusnya memperbaiki data produksi serta konsumsi jagung dan kedelai terlebih dulu. "Berkaitan dengan kebijakan pemerintah dalam pengaturan impor jagung dan kedelai, kami menilai.pemerintah perlu mempertimbangkan secara rasional dan terukur. Pemerintah jangan sampai terlena dengan ambisi semu dengan menargetkan peningkatan produksi domestik secara fantastik," tuturnya.
Sebelumnya, pemerintah memastikan Perum Bulog bakal mendapatkan penugasan untuk stabilisasi harga tiga komoditas pangan. Yaitu, beras, kedelai, dan Jagung.
Di luar itu, sebenarnya ada delapan komoditas lain yang diajukan dalam peraturan presiden untuk dikontrol harganya oleh Perum Bulog. Yaitu, daging sapi, daging ayam, gula, telur, cabai, bawang, terigu dan minyak goreng pada 2016.
"Ada beberapa perubahan di pepres yang lagi diperbaiki, jadi belum final. tiga komoditi itu sudah jelas Bulog dan mendapatkan jaminan untuk mendapatkan kredit," kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Sri Agustina, Jakarta.
Selain stabilisasi harga, Bulog nantinya juga bertugas mengelola cadangan pangan pemerintah. Termasuk di dalamnya penyediaan dan distribusi pangan, pelaksanaan impor pangan, pengembangan industri berbasis pangan, dan pengembangan pergudangan pangan.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Prabowo menyebut, permasalahan pangan di Indonesia dimulai ketika IMF 'melemahkan' peran Bulog.
Baca SelengkapnyaSkandal 'Mark Up' Harga Beras Impor Berpotensi Rugikan Devisa Negara hingga Rp8,5 Triliun
Baca SelengkapnyaAsosiasi Geber BUMN menduga ada kesalahan alur administrasi dalam proses impor beras oleh Perum Bulog.
Baca SelengkapnyaKondisi ini diyakini karena kebijakan antar instansi perihal pengimporan beras tidak sinkron.
Baca SelengkapnyaUchok meyakini ketersedian stok beras di dalam negeri cukup tanpa harus melakukan impor.
Baca SelengkapnyaTeguran ini terjadi di tengah skandal demurrage atau denda impor beras sebesar Rp294,5 miliar.
Baca SelengkapnyaPerhitungan asumsi dolar dalam perhitungan biaya Bulog menggunakan asumsi dasar Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
Baca SelengkapnyaSebanyak 490.000 ton beras impor tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak
Baca SelengkapnyaTrubus mendorong adanya pengusutan soal dugaan penyelundupan beras tersebut yang menimbulkan demurrrage Rp294 miliar.
Baca SelengkapnyaBadan Urusan Logistik (Bulog) menyatakan kenaikan harga beras terjadi akibat defisit di sejumlah sentra produksi.
Baca SelengkapnyaAdib tak menampik sejak lama persoalan impor beras di tanah air tak pernah usai.
Baca SelengkapnyaBayu menegaskan tidak ada alasan bansos pangan menyebabkan stok beras di ritel modern menjadi lebih sulit.
Baca Selengkapnya