Indonesia surga barang palsu
Merdeka.com - Indonesia saat ini dirundung masalah maraknya barang KW atau palsu yang beredar di pasaran. Tidak hanya merugikan konsumen, peredaran barang KW juga merugikan ekonomi bangsa.
Dari catatan Masyarakat Indonesia Anti Pemalsuan (MIAP), akhir tahun lalu nilai kerugian mencapai Rp 65,1 triliun. Angka ini naik tajam sekitar 50 persen dibanding tahun 2010, di mana kerugian Indonesia akibat barang palsu hanya Rp 43,2 triliun.
Dari survei MIAP, tujuh jenis barang palsu yang paling banyak beredar adalah tinta printer, pakaian, produk dari kulit, peranti lunak, kosmetik, makanan dan minuman, serta produk farmasi.
Bahkan Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel, mengakui saat ini banyak barang palsu kualitas rendah atau biasa disebut KW beredar di pasaran. Setidaknya, 40 persen produk yang ada di pasar Indonesia diisi oleh produk KW.
"40 persen produk di Indonesia itu KW," ujar Rachmat di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa (27/1).
Mencari akar masalah keberadaan barang palsu di Indonesia seperti tebak tebakan ayam dan telur. Banyaknya konsumen di Indonesia menjadi penyebab maraknya barang palsu. Kemudian, harga barang KW yang jauh lebih murah sangat menarik perhatian konsumen.
Salah satu konsumen barang KW, Tati mengaku lebih lebih memilih barang kw karena harganya terjangkau dari pada barang aslinya. Salah satu barang KW yang dibeli Tati adalah tas merek Hermes keluaran terbaru dengan harga hanya Rp 600.000 per buah.
"Lebih terjangkau pasti. Namun, kualitasnya memang jauh banget dari harga aslinya," ujar Tati yang berusia 35 tahun tersebut kepada merdeka.com di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Namun demikian, dia mengakui mutu dari barang kw memang tidak begitu bagus. Tetapi, dilihat dari sisi finansial, barang kW lebih hemat biaya. Dia pun rela membeli setiap tas impor KW yang paling baru di pasaran.
"Memang bahannya agak kasar dari yang asli. Tapi kan harganya murah jadi hemat biaya," kata dia.
Sementara itu, Fajar, mengaku sepatu KW yang dibelinya terbilang murah dibanding harga asli. Harga asli sepatu yang diminati Fajar hampir mencapai Rp 800.000 per buah. Sedangkan, untuk sepatu KW, Fajar hanya meraih kocek Rp 150.000 per buah.
"Memang kualitas sama mutunya jauh sih. Tetapi kan lebih murah dan bisa dibeli masyarakat bawah," tutupnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penindakan terhadap barang impor ilegal menjadi suatu keharusan. Menyusul temuan Satgas Pengawasan Barang Impor Ilegal mengungkap kasus senilai total Rp40 M.
Baca SelengkapnyaMendag Zulkifli menegaskan ungkap kasus dari hasil pengawasan perdagangan ini demi menyelamatkan industri dalam negeri.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Sulawesi Tenggara menemukan uang lembar palsu sebanyak 363 lembar pecahan Rp50.000 dan Rp100.000.
Baca SelengkapnyaBanjirnya impor ilegal di Indonesia menjadi penyebab lesunya produk dalam negeri.
Baca SelengkapnyaAda pembayaran biji timah ilegal kepada para mitra dengan total biaya sebesar Rp26,649 triliun.
Baca SelengkapnyaLangkah pemerintah memberantas barang impor ilegal makin serius dengan melakukan riset khusus.
Baca SelengkapnyaZulkifli Hasan menganggap barang impor ilegal seperti kuman yang selalu muncul.
Baca SelengkapnyaMendag menyebut saat ini marak warga negara asing yang berdagang di mal, pusat perbelanjaan atau pusat grosir besar.
Baca SelengkapnyaSemua uang tersebut diserap bandar judi luar negeri untuk kepentingan bisnisnya, termasuk pencucian uang.
Baca SelengkapnyaJokowi meminta masyarakat sadar masalah ini berbahaya.
Baca SelengkapnyaPenyidikan kasus dilakukan sejak Januari 2024 hingga Juli 2024. Dengan menetapkan delapan tersangka
Baca SelengkapnyaSeluruh barang ilegal hasil penindakan Satgas Pengawasan Barang Tertentu yang Diberlakukan Tata Niaga Impor itu, diperkirakan bernilai Rp46.188.205.400.
Baca Selengkapnya