Industri Musik AS Goyang, Warner Music PHK 600 Pegawai
Bagi perusahaan PHK ini akan mengurangi biaya hingga Rp3,1 triliun.
Bagi perusahaan PHK ini akan mengurangi biaya hingga Rp3,1 triliun.
Industri Musik AS Goyang, Warner Music PHK 600 Pegawai
Warner Music PHK 600 Pegawai
Warner Music bakal melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 600 karyawan. Jumlah tersebut hampir 10 persen dari tenaga kerja perusahaan hiburan asal Amerika Serikat (AS).
Mengutip CNBC International, Kamis (8/2) Warner Music mengatakan PHK tersebut merupakan bagian dari rencana restrukturisasi yang lebih luas demi menghemat biaya.
Tujuannya untuk berinvestasi pada lebih banyak musik dan mempercepat pertumbuhan perusahaan untuk dekade berikutnya.
PHK ini diperkirakan akan mengurangi biaya hingga USD200 juta atau sekitar Rp3,1 triliun bagi perusahaan pada akhir tahun fiskal 2025.
Mayoritas pemotongan biaya akan dialokasikan untuk meningkatkan investasi pada unit musik inti dan teknologi baru Warner Music.
merdeka.com
Menurut pengajuan tersebut, PHK akan terdampak pada pada karyawan di tim bisnis penjualan iklan internal dan berbagai fungsi pendukung lainnya.
Namun perusahaan memperkirakan akan menyelesaikan pembayaran pesangon sebesar USD85 juta atau Rp1,5 triliun pada akhir tahun 2026.
Spotify PHK 1.500 Pegawai
Diwartakan sebelumnya, platform streaming musik berbayar Spotify juga melakukan PHK terhadap sekitar 1.500 karyawannya.
Serupa dengan Warner Music, PHK massal dilakukan dalam upaya platform tersebut mengurangi biaya. Ini menandai PHK putaran ketiga di Spotify tahun ini.
"Pertumbuhan ekonomi melambat secara dramatis dan modal menjadi lebih mahal. Spotify tidak terkecuali dalam kenyataan ini," kata CEO Spotify Daniel Ek dalam surat kepada staf yang diposting di situs web perusahaan, dikutip dari CNN.
Daniel Ek menjelaskan, perubahan yang dilakukan Spotify bertujuan untuk menjadikan perusahaan lebih efisien.
Mengembalikan Spotify ke akar startup setelah perekrutan besar-besaran dan belanja besar-besaran yang membantunya memperoleh puluhan juta pelanggan, namun tidak menguntungkan secara konsisten.
Sebelum PHK massal dilakukan, Daniel Ek bilang terjadi telah perdebatan pengurangan jumlah pekerja tahun 2024 dan 2025.