Ini Fokus Indonesia Setelah Resmi Jadi Anggota BRICS
Sektor manufaktur merupakan sektor unggulan yang terbesar di kawasan BRICS
Indonesia resmi menjadi anggota penuh BRICS pada Senin, 6 Januari 2025 yang diumumkan oleh Brasil.
Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Arief Havas Oegroseno mengungkapkan, pada tahun pertama Indonesia menjadi anggota penuh BRICS masih menunggu informasi lebih lanjut dari Brasil, yang tahun ini menjabat sebagai ketua BRICS.
Arief menjelaskan Indonesia perlu mendengarkan terlebih dahulu apa program-program prioritas yang akan diajukan Brasil, dan setelah itu, Indonesia akan menentukan posisinya dalam kerangka kerjasama BRICS.
"Kita kan baru diterima, jadi kita mesti dengar dulu dari Brazil programnya apa, apa yang bisa dimanjukan, kepentingan kita nanti seperti apa. Jadi, masih kita dengar dulu dari Brazil tahun ini, as a new chair itu apa saja prioritasnya," kata Arief saat ditemui di Jakarta, Selasa (14/1).
Adapun kata Wamenlu, salah satu fokus utama Indonesia adalah menggali peluang di bidang ekonomi, perdagangan, dan investasi yang dapat dikembangkan dalam kerjasama dengan negara-negara BRICS.
"Melihat peluang bersama ekonomi, dan kerjasama-kerjasama lain yang bisa kita develop di sana. Ya perdagangan, kemudian investasi, manufaktur misalnya di negara-negara itu. Jadi kita nunggu Brazil programnya apa tahun ini, baru nanti kita bisa positioning ourselves," ujarnya.
Tingkatkan Hubungan Dagang hingga Tarik Investasi
Wamenlu menegaskan bahwa Indonesia berharap dapat memanfaatkan kerjasama ini untuk meningkatkan hubungan dagang dan menarik investasi, khususnya dalam sektor manufaktur, yang memiliki potensi besar di kawasan BRICS.
"Tapi intinya sih memang hanya satu, kepentingan nasional di bidang ekonomi, investasi, di antara negara-negara BRICS yang menjadi satu kawasan baru dalam konteks suatu kerjasama," jelasnya.
Arief menambahkan bahwa meskipun Indonesia sudah lama aktif dalam berbagai arsitektur kerjasama di kawasan Asia, seperti FTA dengan ASEAN, RCEP, serta kerjasama dengan negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa, peluang Indonesia untuk kerjasama ekonomi dengan Amerika Latin, khususnya dengan Brasil, masih terbatas.
Maka dengan menjadi bagian dari BRICS, Indonesia berkomitmen untuk memperluas jangkauan ekonominya, meningkatkan kerjasama dengan negara-negara besar di luar kawasan Asia.
"Karena kita kan selamanya kerjasama kan arsitekturnya di Asia kan, Asia Pasifik kan. FTA di ASEAN, FTA RCB, FTA dengan Asia Tenggara, Australia, New Zealand, China, Jepang, Korea. Kita bicara IPEF dengan Amerika Serikat, kita bicara CEPA dengan EU, tapi radar kita ke Amerika Latin, ke Brazil, belum," pungkasnya.