Ini Penyebab Gas Elpiji 3 Kg Langka
Gas 3 kg merupakan produk subsidi yang ditujukan khusus masyarakat yang kurang mampu.
Gas 3 kg merupakan produk subsidi yang ditujukan khusus masyarakat yang kurang mampu.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati buka suara terkait kelangkaan gas elpiji 3 kilogram (kg) di sejumlah daerah. Nicke menyebut, kelangkaan gas melon tersebut karena meningkatnya permintaan selama libur panjang. "Bulan Juli ini memang ada peningkatan konsumsi sebesar 2 persen sebagai dampak dari adanya libur panjang beberapa waktu lalu," ujar Nicke dalam keterangannya dikutip Rabu (26/7).
Kita sedang melakukan recovery dari penyediaan distribusinya untuk mempercepat," sambung Nicke.
Merdeka.com
Artinya hanya 68 68 persen rumah tangga yang boleh membeli gas melon. Namun berdasarkan data yang ada, penjualan elpiji 3 kg penjualannya tinggi,mencapai 96 persen.
Untuk memperbaiki tata kelola distribusi, Pertamina tengah melakukan pendaftaran atau registrasi melalui KTP dan NIK bagi mereka yang berhak membeli gas elpiji 3 kg. Cara ini bertujuan agar data penerima gas melon tersebut bisa dipertanggungjawabkan kepada pemerintah. Nicke juga mengimbau agar masyarakat menggunakan elpiji sesuai peruntukannya. Mengingat, gas 3 kg merupakan produk subsidi yang ditujukan khusus masyarakat yang kurang mampu.
"Kami mengimbau kepada masyarakat, jadi kalau ada kelangkaan di daerah mana pun atau ketika melihat ada distribusi LPG Subsidi yang kurang tepat sasaran atau penyelewengan silahkan lapor ke 135 agar bisa langsung ditindaklanjuti," kata Nicke.
Sebelumnya, salah satu warga Banyuwangi, Jeni (50) mengaku, sudah tiga hari ini tidak bisa memasak, karena tidak ada gas elpiji 3 kg. Sehingga dia terpaksa membeli masakan siap saji untuk makan setiap harinya. "Kenapa ini gas ini kok bisa langkah seperti ini. Saya sudah tiga hari tidak masak karena tidak ada gas, masak di Banyuwangi terjadi Kelangkaan seperti ini," sesal Jeni sembari mengantre mendapatkan gas elpiji 3 kg, Senin (25/7).
Kata Jeni, selain langka, harga gas 3 kg di tingkat pangkalan juga naik. Dari yang harga normalnya Rp18.000 per tabung, menjadi Rp22.000 hingga Rp25.000.
"Saya tidak mempermasalahkan kenaikan itu, tapi yang penting barangnya ada. Naik tapi barangnya tidak ada ini kan justru menyulitkan kita, karena mau masak tidak bisa, kembali menggunakan kayu juga tidak bisa, siapa yang jualan kayu sekarang," tutur Jeni.
Gas elpiji 3kg merupakan produk subsidi dari pemerintah untuk masyarakat prasejahtera dan tidak diperuntukkan warga yang mampu.
Baca SelengkapnyaPemerintah semakin berat dalam menyalurkan bantuan dana untuk LPG 3 Kg bersubsidi.
Baca SelengkapnyaDia menyebut, kelangkaan gas subsidi itu akibat diborong orang kaya hingga restoran.
Baca SelengkapnyaPenyaluran elpiji 3 kg bersubsidi masih belum tepat sasaran. Salah satunya diakibatkan berbagai macam penyimpangan saat distribusi.
Baca SelengkapnyaPenetapan acuan HET gas elpiji 3 kg bersubsidi untuk menekan selisih harga jual yang selama ini ditetapkan pemerintah daerah.
Baca SelengkapnyaPenyebabnya, konsumsi gas LPG setiap tahunnya terus meningkat.
Baca SelengkapnyaKementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan realisasi penyaluran LPG 3 kg bersubsidi telah mencapai 8 juta metrik ton per Juli 2023 lalu.
Baca SelengkapnyaSKK Migas berjanji akan menyeimbangkan semua proses harga gas melalui evaluasi penerapan HGBT.
Baca SelengkapnyaDahlan Iskan diperiksa sebagai saksi dalam penyidikan kasus dugaan korupsi pengadaan Liquefied Natural Gas (LNG) di PT Pertamina (Persero) tahun 2011-2021.
Baca Selengkapnya