Investasi di Luar Jawa Sudah 52 Persen, Presiden Jokowi Tak Puas
Jika dihitung berdasarkan luas wilayah, satu Pulau Jawa tetap masih dominan dibandingkan 17.000 pulau lain yang ada di Indonesia.
Secara proporsi, mayoritas investasi atau sekitar 52-53 persen sudah di luar Jawa.
Investasi di Luar Jawa Sudah 52 Persen, Presiden Jokowi Tak Puas
Investasi di Luar Jawa Sudah 52 Persen, Presiden Jokowi Tak Puas
Pemerintah melalui Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal tidak lagi memusatkan pemasukan investasi di Pulau Jawa saja.
Secara proporsi, mayoritas investasi atau sekitar 52-53 persen sudah di luar Jawa.
Namun, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku belum puas dengan pencapaian tersebut. Jika dihitung berdasarkan luas wilayah, satu Pulau Jawa tetap masih dominan dibandingkan 17.000 pulau lain yang ada di Indonesia.
"Artinya di luar jawa sudah lebih besar dari investasi yang ada di Jawa, ini benar. Karena kita memiliki 17 ribu pulau, satu Pulau Jawa saja investasinya 48 persen, masa yang 16.999 pulau hanya kebagian 52 persen, mestinya bisa lebih gede lagi," kata Jokowi dalam Rapat Koordinasi Nasional Investasi 2023 di Jakarta, Kamis (7/12).
Oleh karena itu, Jokowi mendorong seluruh bupati/walikota, gubernur, hingga kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) agar bisa mendorong investasi di luar Jawa semakin besar.
Dengan catatan, Jokowi meminta agar pemasukan investasi yang datang juga bisa selaras dengan program hilirisasi yang dicanangkanny. Sehingga pertumbuhan ekonomi setempat bisa ikut terdongkrak.
"Oleh karena itu kita harus fokus pada investasi yang menggerakan pertumbuhan ekonomi, yang meningkatkan lapangan kerja, yang memberikan nilai tambah yang tinggi. Kenapa hilirisasi, karena memberikan nilai tambah yang tinggi," imbuhnya.
Sebagai contoh, Jokowi menyoroti ekspor nikel ore yang pada 2016 silam bisa mencapai angka USD 3,3 miliar. Begitu ekspor bahan mentah itu disetop pada 2020, angka ekspor produk jadinya melonjak hingga mencapai USD 33,8 miliar di 2022.
"Lompatannya berapa berarti, melompat sangat tinggi sekali. Itu baru satu-dua turunan, nanti turunannya sekian banyak. Apalagi masuk ke EV baterai, itu peningkatannya pasti akan sangat tinggi sekali. Apalagi masuk ke electric vehicle akan melompat tinggi sekali. Ini lah yang saya sampaikan, nilai tambah harus dikejar," pintanya.