Jangan Sampai Rugi, Ini Tips Investasi Tepat Sasaran di Tengah Tingginya Inflasi
Merdeka.com - Sejak pandemi melanda dunia, sejumlah sektor bisnis morat-marit karena inflasi. Rupanya, hal ini pun terjadi di Indonesia. Meski demikian, inflasi seharusnya tidak membatasi orang yang melek literasi keuangan untuk terus berinvestasi. Pertanyaannya, sektor apa yang harus dibidik di tengah inflasi?
Perlu digarisbawahi, inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Menanggapi fenomena ini, Gita justru melihat sebuah peluang jangka panjang untuk berinvestasi.
Namun untuk bisa melihat celah tersebut, pria yang sempat menjabat sebagai Presiden Direktur JP Morgan Indonesia itu menerangkan bahwa semua prosesnya dimulai dengan memahami literasi keuangan.
-
Kenapa inflasi penting untuk investor? 'Itulah sebabnya pemahaman akan inflasi merupakan kunci dari perencanaan keuangan dan pengambilan keputusan ekonomi yang efektif,' ujar Kar Yong Ang.
-
Mengapa investasi jangka panjang penting? Jhunjhunwala adalah ahli dalam melihat peluang dan ia percaya akan pentingnya memiliki kesabaran dan pandangan jangka panjang dalam berinvestasi.
-
Bagaimana inflasi memengaruhi saham? Misalnya, saham dapat berkinerja baik selama periode inflasi jika perusahaan menaikkan harga untuk mengimbangi biaya yang meningkat.
-
Keuntungan apa yang didapat dari investasi emas jangka panjang? Melansir laman Pegadaian, emas termasuk investasi jangka panjang karena keuntungan tidak bisa kita dapatkan dengan cepat. Fluktuasi harga emas tergantung pada nilai mata uang nasional terhadap mata uang asing hingga konflik geopolitik.Meskipun kenaikan harga emas bisa terjadi beberapa tahun sekali, namun emas memiliki harga yang cenderung naik daripada turun. Artinya, investasi emas mampu memberi keuntungan dalam jangka panjang dan bisa menjadi dana darurat di masa depan.
-
Apa penyebab inflasi selain permintaan melebihi penawaran? Kenaikan biaya produksi juga bisa menjadi penyebab inflasi. Misalnya, kenaikan harga bahan baku, tenaga kerja, atau energi dapat mendorong produsen untuk menaikkan harga jual agar tetap mendapatkan keuntungan.
-
Mengapa harga emas meningkat? Penemuan deposit baru di Mongolia terjadi ketika harga emas mencapai rekor baru, mencapai USD2.100 atau sekitar Rp32 juta per ons.
"Sekarang, duit yang dicetak di negara-negara maju itu banyak banget. Jadi, kalau momen ini tidak dimanfaatkan dengan pengetahuan, literasi keuangan, itu sayang banget. Padahal, suku bunga makin rendah. Semakin rendah, kewirausahaan harus ditingkatkan. Bagaimana cara meningkatkannya? Ya dimulai dari edukasi finansial," sebut Gita.
Pelonggaran Kuantitatif
Gita memperkirakan bahwa inflasi yang terjadi saat ini tidak akan berlangsung lama karena sebuah kata kunci: pelonggaran kuantitatif.
"Proyeksinya, bunga akan dinaikan, mungkin 2 hingga 3 kali. Kalau dinaikan, itu lebih karena inflasi yang sifatnya disrupsi pasok, bukan karena meningkatnya daya beli. Jadi saya lebih berpikir bahwa inflasi ini hanya berlangsung sementara, paling banter hanya satu tahun," papar lulusan Harvard University tersebut.
Selanjutnya, negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Jepang akan melakukan relaksasi besar-besaran atas nama pelonggaran kuantitatif.
"Itu (pelonggaran kuantitatif) intinya cetak duit lebih banyak. Jadi, semestinya bunga akan turun lagi, sehingga pasar modal akan jauh lebih semarak lagi," papar Gita Wirjawan.
Peran Besar Artificial Intelligence
Jika pelonggaran kuantitatif benar-benar terjadi, kata Gita, hal ini bakal memicu penurunan suku bunga, yang berimbas pada lahirnya peluang investasi dari sektor lainnya, terutama yang dimotori oleh artificial intelligence (AI) alias kecerdasan buatan.
"Suku bunga turun, investasi di fixed income tidak semenarik seperti sebelumnya. Justru kita melihat investasi di pasar modal, saham, bukan hanya ditopang karena penurunan suku bunga, tapi peningkatan produktivitas. Apalagi, dengan adanya pemberdayaan artificial intelligence (kecerdasan buatan/AI)," katanya.
"Biaya AI itu selalu menurun 50-60 persen per tahunnya. Jadi kalau biaya AI terus menurun, tentunya pemberdayaan AI akan semakin meningkat sehingga lebih produktif. Jika saat itu tiba, equity story akan lebih seksi ketimbang sektor fixed income story. Selanjutnya, tinggal kita padukan dengan alternatif aset yang baru, misalnya kripto atau NFT," sambung Gita.
Kripto Semakin Seksi
Oleh karena itu, Gita menyarankan agar para pebisnis baru untuk selalu menilai sebuah investasi dalam jangka yang panjang dan jangan terlalu cepat menyimpulkan sebuah situasi.
"Jadinya, saya melihat peluang berinvestasi di saham itu, jangka panjang, luar biasa bagus. Tapi bukan berarti peluang investasi di kelas aset lainnya harus diabaikan. Kita ambil contoh kripto misalnya. Saya justru sangat bullish mengenai kripto, investasi di kripto itu bagus prospeknya untuk jangka panjang," papar pria 56 tahun tersebut.
Seandainya seorang pebisnis berpikir jangka panjang, maka mereka akan mengetahui bahwa manajer portofolio memerlukan kelas aset yang tidak berkorelasi dengan apapun yang harus mereka investasikan, termasuk saham, real estate, dll.
"Semakin tidak berkorelasi kripto, maka semakin diinginkan karena mengurangi risiko. Risiko di kripto itu kurang dari 1 persen. Dalam batas logika, gak ada alasan kalau bitcoin akan menembus harga di atas USD 100 ribu," tutup Gita.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Apa yang harus dilakukan para investor saat inflasi terjadi?
Baca SelengkapnyaInflasi terjadi ketika harga barang dan jasa secara umum mengalami kenaikan yang terus-menerus dalam suatu periode waktu tertentu, mengurangi daya beli uang.
Baca SelengkapnyaJangan sampai berinvestasi emas hanya karena ikut-ikutan, dan berujung menggadaikan emas kembali karena kepepet masalah finansial.
Baca SelengkapnyaEmas atau logam mulia menjadi instrumen investasi jangka panjang yang bisa menguntungkan asalkan dijual di waktu yang tepat.
Baca SelengkapnyaBeralihlah dari perilaku impulsive buying ke kegiatan investasi untuk mendapatkan kehidupan finansial yang lebih mapan.
Baca SelengkapnyaMenjadi orang kaya sebelum usia 30 tahun bukan hal yang mustahil.
Baca SelengkapnyaDi tahun politik investasi saham tetap memberikan potensi keuntungan.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani meminta para investor untuk tidak gampang tergiur penawaran investasi dengan keuntungan yang terlampau tinggi dan berwajah malaikat.
Baca SelengkapnyaHarga emas bahkan bisa melonjak 50 persen di tahun 2025 karena tekanan inflasi.
Baca SelengkapnyaAnalis Ibrahim memberikan beberapa rekomendasi waktu yang tepat menjual aset logam mulia di tengah anjloknya nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaPada tahun 2025, masyarakat diprediksi akan menghadapi berbagai tantangan ekonomi yang signifikan.
Baca SelengkapnyaDi tahun politik investasi saham tetap memberikan potensi keuntungan.
Baca Selengkapnya