Jualan di TikTok Tak Selamanya Mudah, Penjual: Harus Bicara Non Stop Saat Live
Ada banyak strategi dalam berdagang, salah satunya dengan live streaming.
Ada banyak strategi dalam berdagang, salah satunya dengan live streaming.
Jualan di TikTok Tak Selamanya Mudah, Penjual: Harus Bicara Non Stop Saat Live
TikTok shop menjadi magnet tercuan bagi mereka yang memasarkan produk secara online.
Namun, TikTok shop dianggap seperti pisau bermata dua, membunuh produk lokal, namun menuai keuntungan besar bagi para reseller.
Poppy, penjual boneka dan pakaian di TikTok shop bercerita bahwa narasi yang menganggap TikTok shop sebagai pembunuh produk UMKM lokal, terlalu berlebihan.
Dia mengatakan, mempromosikan produk di TikTok shop pun tidak semudah yang dibayangkan. Bahkan, dia pernah jatuh sakit karena ingin mencapai target tertentu agar penjualannya di TikTok shop muncul di beranda live pengguna TikTok.
"Kita harus terus ngomong biar live kita bisa muncul di beranda live TikTok orang-orang," ungkap Poppy kepada merdeka.com, Senin (18/9).
Poppy mengatakan, sepanjang siaran langsung berjalan, pengguna TikTok shop dituntut untuk aktif berbicara meski tidak ada penonton.
Di langkah awal Poppy menekuni TikTok shop, dia mengaku kelelahan dan belum menemukan ritme dan strategi yang tepat agar siaran langsungnya bisa muncul di beranda TikTok pengguna.
Di awal, Poppy tidak banyak berbicara ketika pertama kali melakukan siaran langsung pada TikTok shop. Dia bersikap pasif, menunggu ada yang menonton dan kemudian membeli produknya.
"Ternyata bukan begitu, kalau kita, penjual pasif hanya diam saja, TikTok tidak akan "memblast" live kita, jadi bagaimana bisa menarik penonton kalau begitu mau tidak mau harus aktif bicara," cerita dia.
Merdeka.com
Lambat laun, Poppy mulai mengetahui strategi dan ritme yang efektif berjualan di TikTok shop, di antaranya yaitu mengunggah VT (video TikTok) mengenai produk yang dijual sebelum siaran langsung.
Dalam VT yang diunggah, Poppy memberikan keterangan bahwa dia akan melakukan siaran langsung di jam tertentu. "Jadi semua ini juga ada teknik dan strateginya bukan sebatas membunuh UMKM produk lokal," kata Poppy.
Poppy juga menolak wacana larangan TikTok shop yang belakangan mulai mencuat. Melalui TikTok shop, dirinya menjual boneka hingga pakaian. Dia bukan reseller. Pakaian yang dia jual, dia dapatkan dari pihak tertentu dengan sistem beli putus.
Apakah pakaian tersebut impor atau produk lokal, bukan hal penting bagi Poppy. Sepanjang barang dagangannya laku, pendapatan melimpah, TikTok shop merupakan ekosistem yang menguntungkan baginya.
Sepanjang yang dia ketahui, Poppy mengakui bahwa penjual di TikTok shop adalah reseller dibanding produsen lokal pertama. Namun menurutnya, kondisi itu tidak bisa dipungkiri. Sebab, kata Poppy, ada ceruk yang bisa diisi oleh pelaku UMKM sebagai reseller produk impor.
"Kenapa lebih banyak reseller impor? Mungkin memang ada peminatnya, dan mungkin memang banyak peminat produk impor," ujarnya.
Jika kondisi TikTok shop mematikan produk lokal, Poppy mengaku dilema. Satu sisi, dia ingin produk lokal tetap menjadi pemimpin di pasar dalam negeri, satu sisi minat konsumen Indonesia terhadap produk impor juga tinggi.
Tingginya minat konsumen Indonesia terhadap produk impor ditandai dengan pendapatan tinggi yang diperoleh Poppy dari berjualan melalui TikTok shop.
"Alhamdulillah sudah capai 3 digit. Lebih besar dibandingkan waktu berjualan di toko e-commerce dan saat masih bekerja sebagai karyawan swasta," ucapnya.