Kadin: Rupiah Jangan Terlalu Kuat atau Lemah
Kadin Indonesia telah menyiapkan white paper untuk pemerintah selanjutnya.
Kadin Indonesia telah menyiapkan white paper untuk pemerintah selanjutnya.
Kadin: Rupiah Jangan Terlalu Kuat atau Lemah
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid mendorong keseimbangan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Khususnya dalam menjaga neraca perdagangan antara ekspor dan impor yang telah surplus 49 bulan beruntun.
"Di sini kita terus untuk equilibrate, bahwa (kurs rupiah) juga kalau terlalu kuat juga tidak baik, terlalu lemah juga tidak, karena ini selalu balancing," kata Arsjad seusai berjumpa dengan Gubernur Bank Indonesia di Menara Kadin, Jakarta, Selasa (25/6).
"Kenapa, kalau kita terlalu kuat gimana nanti ekspor kita. Tapi juga berbalik, kalau terlalu kuat impor kita bagaimana. Di sini memang mencari suatu equlibrium yang ada," imbuhnya.
Arsjad tidak menyangkal jika nilai tukar rupiah dalam waktu terakhir sempat menembus level Rp 16.400 per dolar AS. Namun, ia tidak ingin membebani tugas itu semata kepada Bank Indonesia.
Menurut dia, tingkat inflasi Mei 2024 yang di bawah 3 persen pun sudah membantu. Di sisi lain, ia juga ingin pemerintah dan pihak swasta berkolaborasi mendorong lebih banyak investasi masuk ke dalam negeri.
"Kayak misalnya sekarang, bagaimana lebih banyak mendorong investasi, supaya devisa masuk. Jadi kunci kita hari ini adalah membawa sebesar-besarnya devisa masuk, supaya kita kuat secara negara," ungkapnya.
Lebih lanjut, Arsjad mengabarkan bahwa Kadin Indonesia telah menyiapkan white paper untuk pemerintah selanjutnya.
Pihaknya ingin memperkuat kolaborasi dengan pemerintahan Prabowo Subianto dalam menghadapi situasi tak pasti dunia saat ini.
"Sekarang keadaan di luar tidak baik-baik saja. Ini yang kita antisipasi. Di sini balik lagi, saya setuju sekali dengan apa yang pak Prabowo katakan, gotong royong. Itu untuk bersama-sama, karena kerjanya enggak bisa sendiri," tutur dia.