Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kaleidoskop 2018: Nilai Rupiah Disebut Terburuk Sejak Krisis 1998

Kaleidoskop 2018: Nilai Rupiah Disebut Terburuk Sejak Krisis 1998 Nilai tukar Rupiah menguat atas dolar. ©Liputan6.com/Angga Yuniar

Merdeka.com - Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) sepanjang 2018 sempat membuat publik terkejut. Rupiah bahkan mencapai titik terlemah hingga berada di atas level Rp 15.200-an per USD. Angka ini jauh melampaui target pemerintah pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 sebesar Rp 13.400 per USD.

Bahkan sebagian pihak beranggapan bahwa kondisi ini sudah parah dan memprihatinkan. Sebab, posisi nominal mata uang Garuda ini bahkan melebihi yang terjadi pada krisis 1998 lalu.

Salah satunya yang diungkapkan pengamat ekonomi, Faisal Basri. Dia menyebut bahwa kondisi nilai tukar saat ini merupakan terburuk sepanjang sejarah. "Nilai tukar Rupiah terburuk sepanjang sejarah ini sekarang," kata Faisal dalam sebuah acara diskusi di kawasan Jakarta Selatan.

Faisal membandingkan kondisi saat ini dengan beberapa tahun ke belakang. Tahun ini, rata-rata nilai tukar Rupiah tidak lebih baik bahkan dari tahun 1998. "Rata-rata setahun tahun 1998 itu rata - rata Rupiah cuma 10.000," tuturnya.

Ekonom Mizuho Bank, Vishnu Varathan, mengatajan Rupiah menjadi salah satu mata uang berkinerja buruk di regional pada 2018. Analis menilai, nilai tukar Rupiah yang tertekan itu didorong defisit neraca transaksi berjalan dan kekacauan di pasar negara berkembang yang disebabkan krisis keuangan Turki.

"Kepemilikan asing yang tinggi pada obligasi ditambah dengan utang Dolar Amerika Serikat perusahaan Indonesia yang meningkat juga membuat (Rupiah) cenderung melemah," ujarnya seperti dikutip dari laman CNBC.

Inilah rangkuman fakta-fakta tentang masalah Rupiah selama tahun ini hingga disebut jadi yang terburuk semenjak krisis 1998.

Pelemahan Rupiah Karena Faktor Ekternal Bertubi-tubi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) angkat suara terkait pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) yang nyaris menyentuh 15.000. Menurut Presiden Jokowi, pelemahan nilai tukar Rupiah ini merupakan imbas dari berbagai faktor eksternal.

"Pelemahan kurs tidak hanya di Indonesia. Ini adalah faktor eksternal yang bertubi-tubi, baik yang berkaitan dengan kenaikan suku bunga di Amerika Serikat (AS), baik yang berkaitan dengan perang dagang AS dan China, baik berkaitan krisis yang ada di Turki dan di Argentina," ungkap Presiden Jokowi saat ditemui di Indonesia Kendaraan Terminal, Tanjung Priok, Jakarta.

Meski demikian, dia mengaku tetap mewaspadai dampak dari gejolak perekonomian dunia tersebut. Terlebih dalam hal ini, pemerintah akan terus melakukan koordinasi di berbagai sektor.

"Saya selalu melakukan koordinasi berkaitan sektor moneter, sektor industri, pelaku usaha. Koordinasi yang kuat ini menjadi kunci sehingga jalannya itu dari semuanya," imbuh Presiden Jokowi.

"Kuncinya memang ada dua yang saya sampaikan. Di investasi terus meningkat dan ekspor yang juga harus meningkat sehingga bisa menyelesaikan defisit transaksi berjalan," ucap Presiden Jokowi.

Rupiah Melemah Akibat Perang Dagang AS dan China

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengakui bahwa Indonesia tidak bisa menghindari dampak dari trade war (perang dagang) yang saat ini sedang menjadi isu global. Mau tidak mau, Indonesia harus mampu menghadapi perang dagang tersebut."Kita percaya bahwa kita bisa menjawab ini (perang dagang) walaupun dampaknya pasti kena, tidak bisa tidak, karena bukan kita yang melakukan inisiatif (menyerukan)," kata Menko Darmin.Perang dagang antara negara besar tidak dapat dihindari, dan dampaknya tentu saja akan langsung terasa pada nilai tukar Rupiah yang sudah pasti akan terdepresiasi atau melemah terhadap Dolar Amerika."Kita tidak bisa menghindari yang namanya perang dagang dan sebagainya yang ujung-ujungnya itu pasti mempengaruhi kurs, nilai tukar."

Rupiah Melemah Karena Ekonomi AS Semakin Kuat

Menteri Keuangan, Sri Mulyani menyebut bahwa pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS dalam beberapa waktu terakhir diakibatkan oleh semakin membaiknya ekonomi negara Amerika Serikat. Dia menegaskan, pemerintah secara terus menerus memantau dampak kebijakan AS terhadap Indonesia."Menyikapi berkembangnya perekonomian terutama yang terjadi di Amerika Serikat sangat kuat yang kemudian menimbulkan sentimen terhadap USD dan beberapa risiko yang berasal dari negara-negara berkembang," ujarnya di Kantor Kementerian Keuangan.Dari sisi perekonomian dalam negeri, pemerintah secara aktif terus memantau efektivitas setiap kebijakan yang dilakukan. Pemerintah, Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga mengkaji instrumen yang perlu ditambah untuk memperkuat ekonomi Indonesia dari segala resiko eksternal."Di dalam perekonomian Indonesia sendiri kita juga terus menerus melihat bagaimana dinamika ini harus kita sikapi. Dan kebijakan-kebijakan yang sudah dilakukan pemerintah bersama Bank Indonesia dengan OJK apakah masih perlu untuk ditambah, karena kemudian dinamika yang terjadi berubah atau makin kuat," jelasnya.

Pelemahan Nilai Tukar Mulai Terjadi Sejak Trump Pimpin AS

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, mengatakan tekanan terhadap nilai tukar mata uang dunia, termasuk Rupiah merupakan dampak dari perubahan yang terjadi di Amerika Serikat (AS), khususnya sejak pemerintah Donald Trump.Dia menjelaskan, sejak pergantian pemerintahan AS kepada Trump, menimbulkan dampak yang besar bagi ekonomi dunia, tak terkecuali Indonesia."Sejak pergantian pemerintahan AS tersebut benar-benar terjadi perubahan. Faktanya begitu. Perubahan-perubahan yang terjadi khususnya mulai tahun ini. Dengan ada perubahan bisa kita cermati dan berdampak ke seluruh dunia termasuk Indoensia. Satu pola pertumbuhan dunia merata, dulu negara maju naik, negara berkembang naik," ujar dia di Gedung DPR RI, Jakarta.Oleh sebab itu, depresiasi yang terjadi pada rupiah hingga menembus Rp 15.000 per USD merupakan fenomena global. Hal ini tidak hanya dialami Indonesia saja, melainkan negara lain.

Impor BBM Jadi Salah Satu Penyumbang Penyebab Pelemahan

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengatakan impor bahan bakar merupakan penyebab dominan dari defisit current account dan depresiasi nilai tukar Rupiah."Jadi impor bahan bakar adalah alasan kenapa kita mengalami masalah defisit transaksi berjalan dan masalah kenapa kita alami Rupiah selalu di bawah tekanan," kata dia.Mantan Menteri Keuangan ini menjelaskan, jika menilik komposisi impor, maka sebagian besar merupakan impor migas atau bahan bakar. "Jika kita lihat struktur impor didominasi oleh impor migas," jelasnya.Dia mengatakan, berbagai kebijakan untuk meningkatkan ekspor perlu dilakukan sebagai upaya mengatasi defisit neraca perdagangan. Namun, rencana jangka pendek yang dapat dilakukan adalah dengan berupaya menekan impor."Meningkatkan ekspor tidak mudah. Apa yang harus kita lakukan adalah mengurangi impor," ujarnya.Salah satu upaya menekan impor bahan bakar menurut Bambang dapat dilakukan dengan membangun fasilitas refinery. "Untuk jangka pendek pertanyaannya kenapa impor bahan bakar banyak, karena kita tidak punya cukup refinery. Butuh kesediaan politik dan juga kesediaan bisnis," kata dia.

 

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Awas! Dampak Pelemahan Rupiah Berpotensi Mirip Krisis Moneter 1998
Awas! Dampak Pelemahan Rupiah Berpotensi Mirip Krisis Moneter 1998

Rupiah kembali melemah hingga ke level Rp16.000 terhadap mata uang dolar AS seperti yang pernah dialami Indonesia saat krisis moneter 1998.

Baca Selengkapnya
Insentif Pemerintah Tak Berdampak, Nilai Tukar Rupiah Diprediksi Sentuh Level Rp16.500 per USD
Insentif Pemerintah Tak Berdampak, Nilai Tukar Rupiah Diprediksi Sentuh Level Rp16.500 per USD

Saat ini, permasalahan yang muncul di industri dalam negeri menurunnya permintaan akibat menipisnya jumlah kelas menengah.

Baca Selengkapnya
Ternyata, Ini Buat Kurs Rupiah Anjlok Hingga Sentuh Level Rp16.420 per USD
Ternyata, Ini Buat Kurs Rupiah Anjlok Hingga Sentuh Level Rp16.420 per USD

Hal ini membuat nilai tukar mata uang dolar AS semakin menguat dibandingkan mata uang negara maju maupun berkembang, termasuk Indonesia.

Baca Selengkapnya
Ada Demo Kawal Putusan MK soal Pilkada, Nilai Tukar Rupiah Langsung Anjlok ke Level Rp15.600 per USD
Ada Demo Kawal Putusan MK soal Pilkada, Nilai Tukar Rupiah Langsung Anjlok ke Level Rp15.600 per USD

Dari sisi internal, pelemahan nilai tukar Rupiah dipengaruhi gejolak putusan Mahkamah Konstitusi (MK).

Baca Selengkapnya
Kurs Rupiah Tahun Depan Diprediksi Bakal Bertengger di Level Rp16.350 per USD
Kurs Rupiah Tahun Depan Diprediksi Bakal Bertengger di Level Rp16.350 per USD

Shinta menilai mebijakan devisa hasil ekspor (DHE), local currency transaction (LCT), SRBI, dan SVBI belum dapat menjaga nilai tukar Rupiah.

Baca Selengkapnya
Nilai Tukar Dolar AS Terus Menguat, Menko Airlangga Minta Masyarakat Tak Panik
Nilai Tukar Dolar AS Terus Menguat, Menko Airlangga Minta Masyarakat Tak Panik

Airlangga meminta masyarakat agar tetap tenang dan tidak panik dengan penguatan dolar Negeri Paman Sam itu.

Baca Selengkapnya
Terus Melemah, Rupiah Bisa Kembali ke Level Rp14.000 per USD?
Terus Melemah, Rupiah Bisa Kembali ke Level Rp14.000 per USD?

Pada Jumat (8/9), nilai tukar rupiah berada di level Rp 15.327 per USD.

Baca Selengkapnya
Rupiah Terus Anjlok hingga ke Level Rp16.229, Awas Barang yang Sering Kamu Beli Ini Harganya Bakal Naik
Rupiah Terus Anjlok hingga ke Level Rp16.229, Awas Barang yang Sering Kamu Beli Ini Harganya Bakal Naik

Melemahnya Rupiah bisa berdampak pada kenaikan harga-harga bahan kebutuhan pokok hingga elektronik berikut ini.

Baca Selengkapnya
Nilai Tukar Rupiah Makin Anjlok ke Rp16.026 di H+3 Lebaran, Ini Biang Keroknya
Nilai Tukar Rupiah Makin Anjlok ke Rp16.026 di H+3 Lebaran, Ini Biang Keroknya

Ternyata ini biang kerok nilai tukar Rupiah terhadap dollar Amerika Serikat anjlok ke level Rp16.026 di hari ketiga lebaran Idulfitri.

Baca Selengkapnya
Pagi Ini, Rupiah Menguat 17 Poin Menjadi Rp16.083
Pagi Ini, Rupiah Menguat 17 Poin Menjadi Rp16.083

Pada Selasa (14/5), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan di Jakarta ditutup melemah di tengah pasar menantikan data inflasi Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani: Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Masih Lebih Baik Dibanding Ringgit
Sri Mulyani: Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Masih Lebih Baik Dibanding Ringgit

Kinerja Rupiah yang masih baik tersebut didukung oleh kebijakan stabilisasi Bank Indonesia dan surplus neraca perdagangan barang.

Baca Selengkapnya
FOTO: Rupiah Anjlok Lagi, Melemah 38 Poin Jadi Rp16.413 per Dolar AS
FOTO: Rupiah Anjlok Lagi, Melemah 38 Poin Jadi Rp16.413 per Dolar AS

Rupiah anjlok 38 poin setelah sebelumnya menyentuh level Rp16.375 per dolar AS pada Selasa (25/6).

Baca Selengkapnya