Kemendag Ngaku Tak Pernah Beri Izin Impor Cangkul
Merdeka.com - Kementerian Perdagangan terus menguak kasus cangkul impor yang masuk ke Indonesia. Pihak Kemendag mengaku tidak pernah memberi izin impor perkakas dalam bentuk jadi seperti cangkul tersebut.
Berdasarkan Permendag No 30 Tahun 2018 Tentang Ketentuan Impor Perkakas Tangan, impor seperti cangkul tidak boleh dalam bentuk jadi, melainkan bentuk setengah jadi, dalam bentuk plat baja, belum dicat atau diberi merek.
"Dan ini hanya diberikan sekali sebesar 400.000 Kg. Jadi kita tidak pernah memberikan izin impor untuk cangkul jadi. Nah, kalau ada impor cangkul jadi itu berarti melanggar ketentuan," tegas Dirjen Perdagangan Luar Negeri Indrasari Wisnu Wardhana di Gedung Kemendag, Jakarta, Jumat (8/11).
-
Mengapa bejana gading diimpor? 'Temuan ini memperdalam pemahaman tentang periode Kalkolitik dan hubungan pertukaran budaya di kawasan kita dengan budaya tetangga dan budaya jauh,' kata para peneliti.
-
Apa yang Kemendag lepas ekspornya? Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Didi Sumedi melepas ekspor kosmetik dari Sidoarjo ke Malaysia senilai 7 juta Ringgit Malaysia (RM) atau lebih dari Rp20 miliar, pada Senin.
-
Mengapa Kemendag memusnahkan barang ilegal? Menteri yang akrab disapa Zulhas ini menjelaskan, pemusnahan tersebut dilakukan merupakan upaya Kemendag guna melindungi konsumen dalam negeri.
-
Apa saja yang diekspor oleh Kementan? Wakil Presiden RI, KH Maruf Amin melepas ekspor komoditas pertanian ke 176 negara dengan nilai transaksi sebesar 12,45 triliun. Wapres mengaku bersyukur karena sejauh ini sektor pertanian mampu membuktikan diri sebagai penopang ekonomi disaat pandemi serta memenuhi komoditas dalam negeri dan ekspor secara baik.
-
Kenapa baju bekas impor dilarang? Presiden Jokowi mengungkapkan bisnis baju bekas impor ilegal sangat mengganggu industri tekstil dalam negeri.
-
Kenapa Jokowi ingin hentikan penjualan bahan mentah? 'Karena pak Jokowi mengatakan kepada saya, 'mas Bowo mas Bowo Menhan tidak mungkin Indonesia makmur kalau kita jual bahan-bahan kita murah ke luar negeri,' ujar dia.
Dua minggu lalu, pihak Dirjen Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Veri Anggriono juga sudah turun langsung ke lapangan untuk mengamankan cangkul jadi dan perkakas impor ilegal di wilayah Tangerang dan Surabaya.
"Beberapa importir yang diduga mengimpor produk perkakas tangan dalam bentuk jadi itu di dua kota, Surabaya dan Tangerang. Proses saat ini sedang dalam pengamanan dan kami dalami," tegas Veri.
Ketika ditemukan, barang-barang itu juga sudah berada di dalam gudang importir di dua kota tersebut. Pihak Kemendag juga masih belum tahu pintu masuk cangkul ilegal.
"Masuknya kan diduga tak mempunyai surat persetujuan impor. Kalau pelaku-pelaku pengusaha ilegal kan kita enggak tahu pintu masuknya di mana. Jadi ini sedang kita dalami," ucap Veri.
Jokowi Marah Indonesia Impor Cangkul
Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP) memprioritaskan industri dalam negeri daripada barang impor dalam proses produksi. Jokowi pun heran barang-barang yang mampu diproduksi oleh industri kecil dalam negeri, namun justru malah diimpor.
"Misalnya urusan pacul, cangkul, masa masih impor. Apakah tidak bisa didesain industri UKM kita, kamu buat pacul. Tahun depan saya beli. Ini puluhan ribu ratusan ribu cangkul yang dibutuhkan masih impor," ucap Jokowi dalam pembukaan Rakornas LKPP di JCC Senayan Jakarta, Rabu (6/11/2019).
Jokowi mengatakan bahwa cangkul hanya salah satu barang yang sebenarnya bisa diproduksi, tapi sayangnya malah diimpor. Menurut dia, masih banyak ribuan barang lagi yang juga diimpor.
"Barang lain masih ribuan. Enak banget itu negara yang di mana barang itu kita impor. Kita ini masih defisit transaksi berjalan, defisit neraca perdagangan, masih impor. impor itu enak karena harganya lebih murah," jelasnya.
Impor Hilangkan Lapangan Kerja
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengakui bahwa harga barang-barang impor ada yang lebih murah. Namun, apabila pemerintah masih terus menerus impor, ruang untuk menciptakan lapangan kerja akan hilang.
Untuk itu, dia menilai pengadaan barang dan jasa seharusnya bisa dimanfaatkan membangun industri-industri kecil yang berkaitan dengan barang. Dia pun meminta LKPP dapat memetakan mana yang dapat diproduksi di dalam negeri dan yang perlu diimpor.
"Saya lebih senang kalau kita beli barang lokal, meski harganya sedikit lebih mahal. Fasilitasi barang-barang yang produk dalam negeri betul-betul secepatnya bisa masuk e-catalog," tutur dia.
"Kalau yang impor langsung stabilo merah saja enggak usah. Lah gimana kita masih senang impor padahal kita defisit neraca perdagangan," sambung Jokowi.
Mantan Walikota Solo itu juga meminta agar industri dalam negeri diberikan insentif khusus jika ada produknya yang masuk dalam e-catalogue. Ia juga meminta agar LKPP mempermudah persyaratan agar usaha kecil menengah dapat masuk dalam e-catalog.
"Persulit barang impar impor itu. Impar impor senangnya kita. Setoplah," tegas Jokowi.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Model bisnis dari platform asal China tersebut merupakan produsen ke konsumen atau factory to consumer.
Baca SelengkapnyaIsy menyampaikan sampai saat ini Kemendag belum menerima pendaftaran atau pengajuan izin berusaha melalui sistem elektronik.
Baca SelengkapnyaJuru Bicara Kementerian Perindustrian, Febri Hendri Antoni Arif buka suara terkait puluhan ribu kontainer yang tertahan di sejumlah pelabuhan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaKementerian Kelautan dan Perikanan membuka kemungkinan pemanfaatan hasil sedimentasi di laut untuk diekspor.
Baca SelengkapnyaSatgas impor ilegal hanya merazia atau melakukan tindakan pengamanan pada gudang-gudang importir.
Baca SelengkapnyaBahlil sudah mengecek ke Kementerian Perdagangan terkait izin ekspor nikel mentah tersebut, dan faktanya tidak ada izin yang terbit.
Baca SelengkapnyaPenyelundupan coba dilakukan pelaku melalui Pelabuhan Teluk Nibung, Provinsi Sumatra Utara
Baca SelengkapnyaMeski harganya fantastis, Trenggono mengungkap banyak perusahaan yang berminat untuk melakukan ekspor pasir laut.
Baca SelengkapnyaKemendag Ambil Langkah Ini Atasi Barang Impor Ilegal.
Baca SelengkapnyaAplikasi Temu tidak hanya meresahkan Eropa, masyarakat Asia juga mengkritik produk-produk dan sistem kerja Temu.
Baca SelengkapnyaTemuannya, besi baja siku tersebut tidak sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI) dan Nomor Pendaftaran Barang (NPB).
Baca Selengkapnya