Kisah Pendiri Evergrande, dari Orang Terkaya Asia Hingga Terlilit Utang
Merdeka.com - Pendiri perusahaan real estate Evergrande Group Hui Ka Yan pernah berada di puncak kejayaannya karena menyandang status sebagai orang terkaya di Asia. Total kekayaannya saat itu mencapai USD 42,5 miliar (Rp 608 triliun). Saat ini, dia berada di ambang kehancuran karena Evergrande terlilit utang dalam jumlah besar.
Diketahui perusahaan memiliki utang senilai USD 305 miliar (Rp 4.367 triliun). Evergrande meminjam uang dari bank, perusahaan perwalian dan pemegang obligasi, serta karyawan dan masyarakat luas.
Melansir dari Forbes, Profesor Keuangan Chinese University of Hong Kong Joseph Fan mengatakan bahwa penetapan apakah Hui dianggap bersalah atau tidak atas kerugian besar yang terjadi kemungkinan bergantung pada kinerjanya dalam menyelesaikan kekacauan ini.
-
Siapa orang terkaya di Asia Tenggara? Pria kelahiran Singapura ini merupakan anak dari David Low Yi Ngo, yang berganti kewarganegaraan menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) pada tahun 1992. Dia mendirikan PT Bayan Resources Tbk pada tahun 1997 saat berhasil mengakuisisi PT Gunungbayan Pratamacoal (GBP), pemegang konsesi sebuah tambang batubara di Muara Tae, Kalimantan Timur.
-
Siapa orang terkaya di dunia? Dikenal sebagai salah satu pengusaha paling inovatif di dunia, Elon Musk telah meraih posisi pertama dalam daftar Orang Terkaya di Dunia versi majalah Forbes.
-
Siapa orang terkaya di Singapura? Eduardo Saverin, salah satu pendiri Meta yang tinggal di Singapura, tetap menjadi orang terkaya di negara tersebut dengan kekayaan yang melonjak menjadi USD 29 miliar, atau sekitar Rp439,35 triliun, berkat kenaikan nilai saham Meta akibat investasinya di bidang kecerdasan buatan (AI).
-
Siapa orang terkaya di Indonesia? Adapun Prajogo Pangestu seorang pengusaha yang masuk posisi pertama sebagai orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan bersih sekitar 55,6 miliar dollar AS atau sekitar Rp862,8 triliun (dalam kurs Rp 15.519 per USD).
Saat ini, Hui memiliki kekayaan senilai USD 11,5 miliar (Rp 164,6 triliun). Sebagian besar kekayaan tersebut berasal dari dividen Evergrande sejak IPO pada 2009 senilai USD 8 miliar (Rp 114,5 triliun).
Lebih lanjut, Evergrande belum membuat pengumuman terkait pembayaran bunga obligasi senilai USD 83,6 juta (Rp 1,1 triliun) yang jatuh tempo pada minggu lalu. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di pasar keuangan.
Presiden China Xi Jinping telat memperketat aturan pendanaan dan memantau sektor real estate. Sebab, utang yang dimiliki sektor tersebut berdampak pada ekonomi nasional. Bukan perjalanan yang mudah bagi Hui untuk mendirikan Evergrande. Bahkan, ia harus berjuang dari nol karena lahir dari keluarga yang miskin.
Hui lahir pada 1958 di Provinsi Henan, China. Ibunya meninggal dunia saat Hui berusia satu tahun. Dia pun dibesarkan oleh neneknya. Saat masih kecil, Hui harus membantu keluarganya menjual cuka dan kayu di pasar. Sering kali ia hanya makan dengan kentang merah dan roti kukus karena hanya kedua makanan itu yang tersedia.
Meskipun kondisi perekonomiannya tidak begitu baik, Hui berhasil lulus dari Wuhan Iron and Steel University pada 1982. Setelah itu, dia bekerja di pabrik baja sebelum memutuskan pindah ke Shenzhen pada 1992.
Hui sempat bekerja di perusahaan perdagangan selama lima tahun. Akan tetapi, pada akhirnya dia menemukan minat di bidang real estate.
Berdirinya Evergrande
Evergrande didirikan oleh Hui pada 1997 di Guangzhou. Perusahaan pun terus mengalami perkembangan yang pesat.
Stimulus dari pemerintah senilai CNY 4 triliun (Rp 8.860 triliun), yang dirancang untuk meningkatkan permintaan setelah krisis finansial pada 2008-2009, membuat pendanaan berlimpah. Pengembang real estate bisa meminjam dengan biaya rendah, membangun apartemen, dan memicu kenaikan tajam harga tanah.
Melihat potensi tersebut, Hui yang sangat ambisius memaksimalkan setiap pendanaan yang disediakan, mulai dari obligasi dan pinjaman bank. Ia juga menerbitkan produk manajemen kekayaan (wealth management products) melalui pihak ketiga seperti perusahaan perwaklian.
Keyakinan memenuhi diri Hui bahwa harga real estate akan terus naik di China. Oleh karena itu, ia selalu menghasilkan uang yang banyak dan bisa membayar semua bunga pinjaman.
Pada 2017, saham Evergrande yang melonjak di Hong Kong mengantarkan Hui menyandang status sebagai orang terkaya di Asia.
Selain real estate, Hui juga memperluas Evergrande Group dalam beberapa bisnis, seperti klub sepak bola profesional, panel surya, air mineral, mobil listrik, dan taman hiburan. Namun, diperkirakan Evergrande akan menjual beberapa bisnisnya untuk membayar utang.
Koneksi Hui tidak terbatas pada area bisnis saja. Diketahui ia juga mengenal penasihat politik China, Komite Konferensi Konsultatif Politik Rakyat China.
Reporter: Shania
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Estimasi kekayaan Oei mencapai 200 juta gulden atau sekitar USD1,5 miliar atau Rp24,21 triliun pada nilai saat ini.
Baca SelengkapnyaMobil Listrik Pesaing Tesla dari China Kini Dilaporkan Bangkrut
Baca SelengkapnyaDia diduga menjadi sosok di balik pemberian fasilitas jet pribadi untuk anak beserta menantu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep dan Erina Gudono.
Baca SelengkapnyaAwalnya, bisnis Oei Tiong Ham berfokus pada hasil bumi seperti kopi, karet, kapuk, gambir, tapioka, serta opium.
Baca SelengkapnyaPenurunan harga real estat yang berkepanjangan ditambah beberapa kasus gagal bayar yang juga membebani kekayaan miliarder China.
Baca SelengkapnyaDaftar konglomerat terkaya di Malaysia 2024 berdasarkan data Forbes.
Baca SelengkapnyaTernyata dulunya bangunan ini merupakan istana peninggalan seorang konglomerat ternama se-Asia Tenggara.
Baca SelengkapnyaPerusahaan properti terbesar di China itu terancam gagal bayar utang hingga bangkrut.
Baca SelengkapnyaSumber kekayaan Low Tuck Kwong sebagian besar berasal dari PT Bayan Resources Tbk yang bergerak dibidang bisnis tambang batu bara.
Baca SelengkapnyaSaat ini ada 15 keluarga terkaya di Asia yang menguasai harta USD400 miliar atau setara Rp6.077 triliun.
Baca SelengkapnyaTurunnya saham PDD membuat posisi Huang sebagai orang terkaya di dunia, turun ke posisi 50 orang terkaya di dunia.
Baca SelengkapnyaPria kelahiran Singapura itu merupakan pendiri Bayan Resources, perusahaan tambang di Indonesia.
Baca Selengkapnya