Kisah Sukses Pendiri Bebek Kaleyo, Buka Bisnis Modal 'Iseng' Berakhir Cuan
Merdeka.com - Masyarakat Jakarta dan sekitarnya bisa dipastikan sudah populer dengan resto makanan tradisional Bebek Kaleyo. Sejak beroperasi tahun 2007, Bebek Kaleyo hingga kini tetap eksis di bidang kuliner.
Lalu, siapa pendiri resto Bebek Kaleyo?
Perintis resto Bebek Kaleyo adalah empat bersaudara Hendri Prabowo, Paulus Maria, Fenty Puspitasari dan Rini Cahyanti. Sebelum merintis resto Bebek Kaleyo, keempatnya merupakan pekerja kantoran.
-
Bagaimana mereka merintis usaha? Ketika itu ia hanya memiliki sisa uang Rp500 ribu, yang kemudian digunakan untuk modal usaha kue di rumah. Kondisi ini dirasakan berbeda, ketika dirinya bekerja di bank tersebut.
-
Kenapa Rahma Putri Permadi merintis usaha katering? Menurut nya, usaha katering ini dimulai dari keinginannya berbisnis makanan beberapa tahun lalu. Kala itu, dirinya yang baru saja keluar dari pekerjaannya usai menikah ingin tetap produktif.
-
Siapa yang memulai usaha kuliner Lini Bakery? 'Saya memulai usaha kuliner pada saat pandemi COVID-19 tahun 2019. Karena saya berkeinginan untuk berwirausaha kecil-kecilan dan berawal dari bakat terpendam juga,' ujar Lini ketika ditanya tentang motivasinya membuka usaha kuliner.
-
Siapa yang bekerja di pabrik kakao Bunisari dulu? 'Dulu orang tua saya kerja di sini. Waktu itu pabrik ini masih mengolah kakao menjadi cokelat,' kata Pak Rahmat yang sekarang menjabat sebagai Humas di Perkebunan Bunisari, dikutip dari kanal YouTube Jejak Siborik.
-
Siapa saja yang bekerja di usaha ini? Setelah usahanya berkembang, Delli dan Aulia mempekerjakan lima karyawan tetap, serta freelance untuk membantu.
-
Siapa yang dibantu oleh Rahma dalam menjalankan usaha katering? Rahma kemudian merangkul para perempuan di sekitar untuk ikut merintis usaha katering miliknya ini. Sebelumnya tiga perempuan yang bekerja di sini kebanyakan ibu rumah tangga yang belum memiliki penghasilan tambahan.
Mengutip Fimela.com, Hendri dan ketiga saudaranya itu berinisiatif untuk membuka bisnis kuliner sebatas ‘iseng’. Sebab, di antara empat orang itu, sama sekali tidak ada yang bisa masak.
Namun, keempatnya tetap gigih untuk membangun bisnis kuliner. Bukan perkara mudah bagi keempatnya untuk merintis Bebek Kaleyo. Mereka gigih melakukan eksperimen agar resto bebek tetap bertahan di tengah ragam bisnis kuliner.
"Basic kami berempat orang kantoran yang tidak bisa masak sama sekali. Tapi semua masakan yang ada di Bebek Kaleyo adalah hasil karya kami berempat," kata Hendri.
Hendri menyampaikan bahwa Bebek Kaleyo berasal dari bahasa Jawa yang terdiri dari dua suku kata. Kale artinya dua, dan Yo adalah ayo. Sehingga jika dimaknai, Bebek Kaleyo berarti ayo beli dua atau ayo datang lagi.
Resep dari Internet
Di awal merintis bisnis Bebek Kaleyo, keempatnya mengumpulkan semua resep masak ayam di internet, dan terkumpul 300 lebih resep. Setiap resep dicoba satu per satu setiap hari.
Hingga satu hari, keempatnya menemukan rasa yang dinilai enak, namun satu sisi rasa enak bagi keempatnya belum tentu cocok di lidah orang lain
"Inilah awal mula bagaimana resep bebek kami muncul. Bersyukur, resep ini ternyata digemari oleh banyak orang," ucapnya.
Bebek Kaleyo, pertama kali dipasarkan di sebuah emperan bengkel, Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Selama itu pula, Hendri dan saudaranya konsisten menjaga kualitas rasa hingga keempatnya memutuskan membuka cabang di Jakarta dan Bandung.
Tidak Terapkan Sistem Waralaba
Berbeda dengan resto-resto lain, Bebek Kaleyo tidak menerapkan sistem waralaba. Hendri bercerita, saat usia Bebek Kaleyo berumur lima tahun, cita-cita mereka yaitu menerapkan sistem waralaba.
"Namun, ternyata kita telah mengamati beberapa industri franchise. Sayang banyak sekali dari industri ini yang tidak berhasil. Tidak seindah kesan pertama. Jadi 15 Bebek Kaleyo tidak ada frencise, semuanya kita kelola sendiri," jelasnya.
Hendri mengutarakan, ada dua hal yang membedakan Bebek Kaleyo dengan resto lainnya. Pertama, makanan yang disajikan rasanya harus enak dan harganya juga harus terjangkau. Kedua, kami punya visi menjadi berkat bagi semua orang, bukan mencari keuntungan saja.
Hendri dan ketiga pendiri Bebek Kaleyo berprinsip agar semua orang dari beragam kalangan bisa menikmati makanan ini. Maka, tidak heran jika di setiap cabang Bebek Kaleyo ada banyak pembeli yang mengantri, tidak pernah sepi.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pencalonan Hendy disebut telah mendapat restu dari Ketum PSI Kaesang Pangarep
Baca SelengkapnyaSelama menjalani kehidupan yang keras di Jakarta, Pak Beno belajar arti penting dari pantang menyerah.
Baca SelengkapnyaKeluarga ini punya semangat tinggi untuk belajar dan berjejaring
Baca SelengkapnyaPerjuangan keras harus ditempuh pria bernama Hadi di usianya yang masih belia.
Baca SelengkapnyaKisah ini berawal ketika Eko terlilit utang hampir Rp500 juta. Hal tersebut terjadi karena Eko mengalami kegagalan dalam usaha suplai barang ke hotel.
Baca SelengkapnyaSetelah perjuangan dan proses yang panjang, mereka berhasil memiliki Minimarket sendiri.
Baca SelengkapnyaDari pengakuannya, pria ini berhasil membangun bisnis makanan ringan dengan modal Rp50 ribu saja.
Baca SelengkapnyaRetno dan Vero adalah dua ibu rumah tangga yang berhasil membangun usaha toko kelontong yang tidak kalah dengan minimarket.
Baca SelengkapnyaPak Beno adalah seorang pengusaha mie di Bantul lulusan SMP yang pernah mengalami jatuh bangunnya kehidupan.
Baca SelengkapnyaUnang Bagito berbagi cerita mengenai kisahnya dulu yang merupakan seorang pengusaha sukses.
Baca SelengkapnyaBelajar dari kegagalan yang dialami pada saat membuka cabang kedua, akhirnya Gianto membuka kembali cabang baru dengan strategi yang berbeda.
Baca SelengkapnyaPasutri ini merasakan kehidupan berat sebagai kaum minoritas. Sang istri pernah diludahi orang karena memakai jilbab
Baca Selengkapnya