Korea Investasi Bangun Pabrik, Menteri Rosan: Untuk Tekan Impor Petrokimia
30 persen produk hasil pabrik Lotte Chemical Indonesia ditujukan untuk ekspor.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan P. Roeslani, mengatakan hasil produksi PT Lotte Chemical Indonesia (LCI) akan mengurangi ketergantungan impor Indonesia terhadap produk petrokimia. Dampak positif lainnya yaitu dapat meningkatkan roda perekonomian Indonesia.
Rosan mengatakan, dampak positif dibangunnya pabrik petrokimia yang berlokasi di Cilegon, Banten ini diharapkan mampu menggantikan produk Petrokimia impor. Sehingga kebutuhan di dalam negeri bisa dipasok oleh PT LCI.
"Dengan selesai pembangunan ini, akan banyak produk-produk disubstitusi contohnya dengan beberapa industri terkait lain yang punya mereka menggunakan impor produk, sekarang bisa memakai produk dari Lotte di Indonesia ini," kata Rosan saat melakukan kunjungan kerja ke PT LCI, di Cilegon, Banten, Rabu (11/9).
Produk yang akan dihasilkan PT LCI antara lain polyethylene (bahan baku plastik), polypropylene (bahan baku karet sintetis), butadiene (campuran karet sintesis), dan benzene toluene xylene (campuran bensin dan bahan baku plastik).
Di mana sebagian besar produk yang dihasilkan PT LCI ditujukan untuk memenuhi kebutuhan domestik sebesar 70 persen, dan sisanya untuk diekspor sebanyak 30 persen.
"30 persen itu rencananya adalah ekspor, 70 persen untuk pemakaian domestik untuk membangun industri kita di sini," ujarnya.
Lebih lanjut, Rosan menyampaikan bahwa pabrik petrokimia ini ditargetkan beroperasi pada Maret 2025 mendatang. Setelah beroperasi pada Mei 2025 akan mulai dilakukan ekspor. Namun, porsi produk yang akan diekspor hanya 30 persen, 70 persen untuk memenuhi kebutuhan industri dalam negeri.
"Ya pasti 70 persen dari produksi dan produk dari LCI ini akan dipergunakan untuk kepentingan domestik. Untuk industri domestik. 30 persennya ekspor, ekspornya ke Malaysia, Thailand, India," pungkasnya.
Pabrik mangkrak 8 tahun
Pabrik ini diketahui mengalami mangkrak selama 8 tahun sejak dibangun pada tahun 2016. Adapun realisasi investasi pabrik petrokimia yang berlokasi di Cilegon senilai USD4 miliar.
"Tahun 2016 sempat mangkrak, sekarang sudah hampir selesai. Maret 2025 itu sudah produksi," ujar Bahlil dalam acara peresmian ekosistem baterai dan kendaraan listrik Korea Selatan di Karawang New Industry City, Rabu (3/7).
Bahlil juga berterimakasih kepada Korea Selatan yang telah menanamkan banyak investasinya di Tanah Air selama 5 tahun terakhir.
Sejak 2019, ia menyebut Negeri Ginseng telah berinvestasi hingga USD14 miliar, atau setara Rp200 triliun lebih.
"Dan investasi ini lebih banyak mengarah sektor hilirisasi, sesuai arahan pak Jokowi kepada kami agar investasi harus inklusif. Tidak hanya dikuasai satu negara tertentu, tapi mendatangkan banyak negara," ucapnya.