Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kunjungi Koperasi Beraset Rp 1,6 Triliun, Ini Target Menkop UKM

Kunjungi Koperasi Beraset Rp 1,6 Triliun, Ini Target Menkop UKM Menkop UKM Teten Masduki resmikan koperasi. ©2021 Istimewa

Merdeka.com - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menargetkan koperasi di Indonesia bisa masuk ke rantai pasar global dan bersaing secara kompetitif dengan pelaku usaha yang lain.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki saat hadir membuka Rapat Anggota Tahunan (RAT) CU Keling Kumang Tahun Buku 2020, di Sekadau, Kalimantan Barat, Sabtu (27/3), berharap di Indonesia banyak lahir koperasi-koperasi modern yang mampu menembus rantai pasar global.

Salah satu koperasi dimaksud di antaranya Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Credit Union (CU) Keling Kumang yang diharapkan Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki menjadi contoh bagi koperasi-koperasi lainnya di Tanah Air.

Orang lain juga bertanya?

Teten sekaligus mengunjungi beberapa unit usaha milik CU Keling Kumang di antaranya, lahan pembibitan kakao, Taman Kelempiau Keling Kumang, K52 Mart, Institut Keling Kumang, dan SMK Keling Kumang.

"Keling Kumang menjadi koperasi modern, bukan hanya dari segi bisnisnya tapi juga pengelolaan manajemen anggota koperasinya berbasis digital, yang bisa dijadikan role model koperasi-koperasi di Indonesia," ucapnya.

Teten mendorong koperasi berkembang secara multipihak agar terjadi sirkuit ekonomi, supaya benefit-nya dinikmati para anggota koperasi. "Saya lihat sudah baik (model bisnis Keling Kumang), ke depan, kita harus melahirkan koperasi-koperasi yang besar. Saat ini ada 123 ribu koperasi, tapi yang besar hanya ada 100," sebutnya.

Ia mengatakan, koperasi CU Keling Kumang masuk ke sektor produksi komoditas unggulan, di mana wilayah Kalbar memiliki banyak potensi yang dikembangkan berbasis market demand dan potensi daerah. Untuk buah tropis, misalnya, sangat diminati di pasar luar negeri seperti mangga, nanas, pisang, dan kakao yang banyak dikelola Koperasi Keling Kumang ini.

Kakao di Kalbar, lanjut Teten, sudah tepat menjadi produk unggulan. Ia menjanjikan, jika ada masalah terkait perizinan dan sertifikasi, akan dibicarakan langsung ke dinas provinsi terkait. "Ini tidak sulit, sama-sama dengan provinsi kami cari solusi. Banyak permintaan buah tropis untuk ekspor, Keling Kumang harus masuk market ke sana," ujarnya.

Ia juga meminta, koperasi tak lagi hanya mengurusi usaha tradisional, tapi juga komoditas unggulan lain di sektor kelautan maupun pertanian. Koperasi harus masuk ke sektor produksi rantai pasok global sebagaimana misi KemenkopUKM yang ingin menambah rasio wirausaha dan menciptakan koperasi-koperasi besar.

"Jangan lagi saya dengar koperasi besar justru hadir di negara kapitalis seperti Fonterra di Selandia Baru dan Coop De-France dari Perancis, bukan di Indonesia di mana ruh koperasi lahir," tegasnya.

Di samping itu, dalam Permenkopukm No. 9 Tahun 2020 soal pengawasan koperasi, Teten menegaskan adanya transformasi tingkat kepercayaan masyarakat ke KSP. Ke depan akan juga dibuat klasifikasi koperasi berdasarkan kategori modal inti atau Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) seperti apa yang ada di perbankan.

"Karena risiko koperasinya sudah sama dengan perbankan. Tapi yang masih kurang perlindungan simpanan koperasi. Kami sudah usulkan ke kementerian terkait untuk diajukan di UU Ciptaker tapi ini harus secara mendalam dibahas di UU khusus koperasi nanti," sebut Teten.

*Aset Rp1,6 Triliun*

Ketua CU Keling Kumang, Mikael mengatakan, di RAT ke-28 ini, koperasinya telah memiliki 67 kantor cabang (kacab) di 7 kabupaten dan memiliki 187 ribu anggota dengan aset Rp1,6 triliun. Bukan hanya itu, Keling Kumang memiliki visi dan misi menjadi CU terbesar di Kalbar, yang menyediakan pembiayaan guna mengentaskan kemiskinan masyarakat Kalbar.

"Kami memiliki berbagai unit usaha dalam naungan Keling Kumang Group yang memiliki badan hukum mulai dari koperasi simpan pinjam, sektor riil, jasa, pendidikan, hingga perhotelan, dan masih banyak lagi," rincinya.

Keling Kumang memiliki sekitar 86 hektare (ha) hutan kakao yang menjadi kelolaan aset. Namun ia mengaku saat ini masih ada beberapa tantangan yang dihadapi. Kesulitan pupuk lantaran bersaing dengan pihak swasta hingga mengurus perizinan produk kakao. "Penangkaran pengelolaan izin kakao sangat sulit, sertifikasi dari provinsi baru boleh izin edar, dan pembiayaan sangat sulit," keluhnya.

Namun berbagai kesulitan itu ia bersyukur beberapa inisiatif KemenkopUKM mampu membantu para anggota koperasi yang berbasis UMKM bertahan. "Bunga Sisa Hasil Usaha (SHU) tak diberikan pajak kami bersyukur, serta bantuan restrukturisasi dan rekomendasi Bantuan Presiden (Banpres) Produktif saat pandemi membuat kami terbantu," imbuhnya.

Dan di saat pandemi pula, pihaknya terus berinovasi dengan meluncurkan tiga layanan secara digital, yaitu aplikasi pendaftaran anggota secara online, pinjaman online, dan ATM setor tunai.

Senada, Plh. Bupati Sekadau, Frans Zeno mengungkapkan, kehadiran Keling Kumang telah memberikan manfaat tak hanya bagi anggotanya tapi juga masyarakat sekitar. Ia juga melaporkan, hingga Februari 2021, jumlah koperasi di Kalbar mencapai 164 koperasi dan 3.369 UMKM yang tersebar di 7 kecamatan.

Khusus di Kabupaten Sekadau, menerima amanah sebagai pengelola kapasitas pelatihan koperasi, tercatat sebanyak 3.190 UMKM telah mendapat BPUM dan menerima bantuan untuk bisa bertahan saat pandemi.

"Diharapkan kehadiran Menkop Teten memberikan semangat baru dan kontribusi bagi koperasi, di mana saat pandemi agar KUMKM tetap eksis dan menjadi tulang punggung ekonomi nasional," ujarnya. (mdk/hrs)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menkop Teten Prediksi Jumlah UMKM Capai 83,3 Juta di 2034
Menkop Teten Prediksi Jumlah UMKM Capai 83,3 Juta di 2034

UMKM masih menjadi salah satu penggerak ekonomi Indonesia.

Baca Selengkapnya
Menkop UKM Sebut Cerita Nusantara 2024 Perluas Akses UMKM ke Rantai Pasok Global
Menkop UKM Sebut Cerita Nusantara 2024 Perluas Akses UMKM ke Rantai Pasok Global

Cerita Nusantara merupakan ajang yang menjadi kunci bagi UMKM untuk meningkatkan peran produk lokal dalam rantai pasok global.

Baca Selengkapnya
MenKopUKM Ajak ICMI Ciptakan Sumber Ekonomi Baru Lewat Digitalisasi UMKM
MenKopUKM Ajak ICMI Ciptakan Sumber Ekonomi Baru Lewat Digitalisasi UMKM

Teten mengatakan, industrialisasi yang harus berbasis keunggulan domestik sehingga punya potensi untuk maju dan berkembang.

Baca Selengkapnya
Perkuat Ekosistem Wirausaha, MenKopUKM Jajaki Kerja sama dengan PUM Netherlands Senior Experts
Perkuat Ekosistem Wirausaha, MenKopUKM Jajaki Kerja sama dengan PUM Netherlands Senior Experts

MenKopUKM Teten Masduki menilai PUM Netherlands Senior Experts telah berhasil dalam menciptakan iklim usaha.

Baca Selengkapnya
Menkop Teten Dorong Digitalisasi UMKM: Produk UMKM Belum Punya Daya Saing
Menkop Teten Dorong Digitalisasi UMKM: Produk UMKM Belum Punya Daya Saing

Menkop Teten meminta agar UMKM bisa berevolusi agar memiliki daya saing.

Baca Selengkapnya
Ini Jumlah Pengusaha yang Pas Agar Indonesia Jadi Negara Maju
Ini Jumlah Pengusaha yang Pas Agar Indonesia Jadi Negara Maju

Pelaku wirausaha di Indonesia sudah harus matang dengan perencanaan bisnis yang akan dikembangkan.

Baca Selengkapnya
Menkop UKM: 57th APEC SMEWG Jadi Forum Strategis Tuntaskan Tantangan UMKM
Menkop UKM: 57th APEC SMEWG Jadi Forum Strategis Tuntaskan Tantangan UMKM

Tantangan tersebut mencakup permasalahan akses pembiayaan, akses pemasaran, entrepreneurship dan lainnya.

Baca Selengkapnya
Koperasi Bermasalah Tak Tertangani, Menkop Teten Tagih Janji DPR Bahas Rancangan Undang-Undang Koperasi
Koperasi Bermasalah Tak Tertangani, Menkop Teten Tagih Janji DPR Bahas Rancangan Undang-Undang Koperasi

Operasional dan ekosistem kelembagaan koperasi sudah lama tidak dibenahi, meskipun koperasi dianggap sebagai pilar perekonomian nasional.

Baca Selengkapnya
Terungkap, Penyebab Start-up di Indonesia Banyak yang Berguguran
Terungkap, Penyebab Start-up di Indonesia Banyak yang Berguguran

Fase early stage merupakan fasse yang rawan bagi startup.

Baca Selengkapnya
Buka Peluang Pembiayaan, Menkop Teten Minta UMKM Masuk Rantai Pasok Industri
Buka Peluang Pembiayaan, Menkop Teten Minta UMKM Masuk Rantai Pasok Industri

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki meminta lebih banyak UMKM yang terlibat dalam rantai pasok industri.

Baca Selengkapnya
Menkop Teten Bongkar Penyebab Pelaku Usaha Mikro di RI Sulit Berkembang
Menkop Teten Bongkar Penyebab Pelaku Usaha Mikro di RI Sulit Berkembang

Teten mengakui masih ada kendala yang dihadapi para pelaku usaha mikro untuk tumbuh.

Baca Selengkapnya
Potensi Belanja Produk UMKM Diprediksi Capai Rp2.000 Triliun
Potensi Belanja Produk UMKM Diprediksi Capai Rp2.000 Triliun

Potensi ini mengacu pada potensi dari masing-masing sektor, mulai dari belanja pemerintahan hingga BUMN.

Baca Selengkapnya