Menguak Fakta Jumlah Orang Miskin di Indonesia Bertambah 1 Juta
Merdeka.com - Pandemi Covid-19 sudah hampir satu tahun melanda Indonesia. Dampak yang dirasakan amat besar. Tak hanya sektor kesehatan, ekonomi pun dibuat berantakan. Dampaknya cukup parah, seperti angka kemiskinan yang terus bertambah.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengklaim kebijakan yang diambil pemerintah sudah cukup tepat dalam menekan angka kemiskinan di masa pandemi Covid-19. Di mana, saat itu angka kemiskinan masih berada di level satu digit yakni 9,78 persen.
"Seandainya pemerintah tidak melakukan langkah-langkah itu prediksi kemiskinan bisa melonjak 10,2 persen," kata dia dalam rapat kerja bersama dengan Komisi XI DPR RI, Rabu (27/1).
-
Bagaimana cara Pemprov Kaltim tekan angka kemiskinan? 'Angka kemiskinan itu masih memungkinkan untuk ditekan melihat laju pertumbuhan ekonomi Kaltim yang cukup positif sebesar 6,34 persen. Atau di atas pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,05 persen,' jelas Yusliando.
-
Bagaimana Banyuwangi menekan angka kemiskinan? 'Apa yang kami rencanakan tersebut disesuaikan dengan arah pembangunan ke depan yang telah dicanangkan secara nasional, maupun oleh pemerintah provinsi, dengan menyesuaikan dengan dinamika lokal di Banyuwangi,' papar Ipuk. Ipuk mencontohkan dalam upayanya menekan angka kemiskinan. Seluruh komponen masyarakat dari tingkat kabupaten hingga unit terkecil di tingkat Rukun Tetangga dilibatkan. Tak terkecuali komponen sosial kemasyarakatan lainnya.
-
Bagaimana Kaltim turunkan angka kemiskinan? Salah satunya, adalah pembangunan Rumah Layak Huni (RLH) bagi keluarga pra sejahtera. Sebab, kelayakan hunian menjadi salah satu indikator kemiskinan.
-
Bagaimana Jawa Timur menurunkan angka kemiskinan? Selain banyak program yang digerakkan Pemprov Jatim untuk mengatasi kemiskinan agar berjalan efektif, turunnya angka kemiskinan di Jatim menurut Khofifah juga dipengaruhi sejumlah faktor.
-
Apa yang dilakukan Pj Gubernur Jateng untuk percepatan penanggulangan kemiskinan? Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Nana Sudjana menyerahkan bantuan modal usaha ekonomi produktif kepada ratusan warga. Hal itu guna mempercepat penanggulangan kemiskinan di wilayahnya.
-
Apa strategi Pemkot Medan untuk menangani kemiskinan ekstrem? Adapun strategi yang dilakukan untuk percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem, jelas Bobby Nasution, yakni peningkatan pendapatan masyarakat melalui peningkatan keterampilan calon tenaga kerja, pengurangan beban pengeluaran masyarakat melalui penyediaan makanan tambahan kepada anak penderita stunting sekaligus sosialisasi pencegahan stunting serta penurunan jumlah kantong-kantong kemiskinan melalui pengentasan wilayah kumuh, pembangunan infrastruktur yang mempermudah aktivitas perekonomian dan lain sebagainya.
Dia mengatakan selama masa pandemi, pemerintah secara konsisten telah menyalurkan bantuan sosial (bansos) dalam bentuk bantuan langsung tunai. Bantuan itu diberikan di pedesaan yang dikonversikan melalui dana desa.
"Itu cukup efektif untuk menahan kenaikan kemiskinan di pedesaan," kata dia.
Sementara untuk menekan angka kemiskinan di perkotaan, pemerintah juga melakukan beragam upaya mulai dari Kartu Prakerja, bantuan langsung tunai untuk masyarakat Jabodetabek, dan pemberian bantuan produktif untuk UMKM.
"Ini semuanya ditujukan untuk mengurangi tekanan yang luar biasa hebat terutama di perkotaan atau di daerah perkotaan dan terutama di kota-kota besar di Jawa maupun di luar Jawa," jelas dia.
Meski berhasil ditekan, namun angka kemiskinan tersebut mengalami kenaikan. Bahkan, jumlah orang miskin di Indonesia bertambah 1,13 juta orang
Jumlah Penduduk Miskin Bertambah 1,13 Juta Orang
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 27,55 juta orang pada September 2020, atau setara dengan 10,19 persen dari total penduduk di Indonesia. Angka ini naik 1,13 juta orang (0,41 persen) dibandingkan posisi Maret 2020, juga meningkat 2,76 orang dibanding September 2019.
"Maka pada bulan September tahun 2021 jumlah penduduk miskin Indonesia adalah 27,55 juta orang atau setara dengan 10,9 persen," kata Kepala BPS, Suhariyanto, di Kantornya, Jakarta, Senin (15/2).
Peningkatan jumlah penduduk miskin ini terjadi karena pandemi Covid-19. Namun peningkatan ini masih bisa ditahan oleh pemerintah seiring dengan program perlindungan sosial yang gencarkan, baik melalui bantuan langsung tunai, UMKM, hingga yang lainnya.
"Hanya saja jika dibandingkan dengan berbagai simulasi dan prediksi angka kemiskinan dari berbagai institusi, betul terjadi kenaikan tetapi kenaikannya sebetulnya tidak sedalam yang diduga," kata dia.
Dia mengatakan, pada Juni 2020 World Bank atau Bank Dunia membuat laporan terbaru terkait dengan angka kemiskinan di Tanah Air. Dalam laporan tersebut mengatakan jika pemerintah tidak melakukan program perlindungan sosial, maka angka kemiskinan di Indonesia akan meningkat sebesar 10,7 persen sampai dengan 11,6 persen.
"Dan hasil BPS menunjukkan meskipun terjadi kenaikan, kenaikannya pada september 2020 ini hanya 0,97 persen. Jadi ini menunjukkan bahwa berbagai program perlindungan sosial yang dirancang oleh pemerintah selama pandemi membantu mereka," jelasnya.
Apalagi pemerintah saat ini tengah memperluas perlindungan sosial ini tidak hanya menyentuh 40 persen lapisan masyarakat bawah, tetapi juga diperluas mencapai 60 persen.
"Jadi kembali meskipun mengalami kenaikan penduduk miskin menjadi 10,19 persen hasil ini masih di bawah prediksi dari berbagai pihak karena adanya berbagai program perlindungan sosial yang dirancang oleh pemerintah," sebut dia.
Kemiskinan Bertambah Akibat Pengangguran
Kepala BPS Suhariyanto membeberkan beberapa faktor penyebab angka kemiskinan Indonesia bisa naik. Pertama, pandemi Covid-19 yang masih berkelanjutan berdampak pada perubahan perilaku dan aktivitas ekonomi penduduk. Ekonomi Indonesia pada kuartal III terkontraksi 3,49 persen secara year on year, sementara pengeluaran konsumsi rumah tangga turun 4,04 persen year on year.
"Selama periode Maret 2020-September 2020, angka inflasi umum tercatat sebesar 0,12 persen, sementara inflasi inti tercatat 0,84 persen," kata Suhariyanto dalam konferensi pers, Senin (15/2).
Faktor lainnya ialah kenaikan harga eceran beberapa komoditas pokok seperti daging sapi yang naik 1,51 persen, susu kental manis 1,07 persen, minyak goreng 2,67 persen, tepung terigu 2,76 persen dan ikan kembung 1,07 persen.
Kendati, terdapat beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga seperti beras sebesar 0,49 persen, daging ayam ras 3,52 persen, gula pasir 6,54 persen, cabai rawit 32,37 persen dan telur ayam ras 6,12 persen.
Terakhir, tingkat pengangguran yang disebabkan pandemi Covid-19 turut meningkat. "Pada Agustus 2020, tingkat pengangguran terbuka (TPT) mencapai angka 7,07 persen. Terjadi kenaikan 1,84 persen poin secara year on year," tutur Suhariyanto.
Peningkatan Kemiskinan di Kota
Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan, persentase penduduk miskin pada September 2020 sebagian besar terjadi di pedesaan sebesar 13,20 persen. Sementara untuk persentase penduduk miskin perkotaan hanya sebesar 7,88 persen.
"Kalau kita lihat komposisi penduduk miskin antara kota dan desa persentase penduduk miskin di pedesaan masih jauh lebih tinggi dibandingkan di kota," kata dia di Kantornya, Jakarta, Senin (15/2).
Namun demikian, peningkatan jumlah penduduk miskin di perkotaan meningkat lebih tinggi dibanding pedesaan. Kondisi ini sebagai dampak pandemi covid-19 berkepanjangan.
"Bahwa bulan September tahun 2020 ini lebih berdampak ke perkotaan di sana bisa dilihat bahwa penduduk miskin di perkotaan karena pandemi Covid-19 naik sebesar 1,3 persen. Sementara di pedesaan mengalami kenaikan, tetapi hanya separuhnya yaitu sebesar 0,6 persen," jelasnya.
Dia menambahkan, garis kemiskinan pada posisi September 2020 dihitung berdasarkan Rp458.947 per kapita per bulannya. Dari komposisi ini 73,87 persennya itu adalah untuk komoditas makanan.
"Jadi dengan melihat angka ini kita harus memberikan perhatian ekstra supaya komoditas pangan seperti beras dan lainnya tidak mengalami fluktuasi yang tinggi," jelas dia.
Adapun komoditas yang memberikan pengaruh kepada garis kemiskinan tidak berubah dari sebelumnya. Pertama adalah beras, kedua rokok dan ketiga adalah telur ayam ras.
Kemiskinan Tertinggi di Papua dan Maluku
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 27,55 juta orang pada September 2020, atau setara dengan 10,19 persen dari total penduduk di Indonesia.
Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan, dari jumlah tersebut persentase penduduk miskin terbesar berada di wilayah Pulau Maluku dan Papua. Wilayah ini memberikan kontribusi tertinggi sekitar 20,65 persen dari total jumlah kemiskinan pada September 2020.
Jika dilihat, jumlah penduduk miskin di Pulau Maluku dan Papua mencapai sekitar 1,53 juta orang. Itu terdiri dari 139 ribu orang di perkotaan dan 1,28 juta orang yang berada di pedesaan.
"Terlihat bahwa persentase penduduk miskin terbesar berada di wilayah Pulau Maluku dan Papua, yaitu sebesar 20,65 persen," jelas dia dalam rilis BPS, di Kantornya, Jakarta, Senin (15/2).
Sementara dari sisi jumlah, sebagian besar penduduk miskin masih berada di Pulau Jawa yakni mencapai 14,75 juta orang. Jumlah tersebut terdiri dari 8,10 juta di perkotaan dan 6,64 juta di pedesaan.
"Sedangkan jumlah penduduk miskin terendah berada di Pulau Kalimantan," jelas dia.
Berdasarkan laporan BPS, jumlah penduduk miskin berada di Pulau Kalimantan mencapai 1,01 juta orang. Jumlah itu terdiri dari penduduk miskin di perkotaan mencapai 375 ribu orang dan di pedesaan sebanyak 640 ribu orang.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BPS Jakarta mencatat angka penduduk miskin di Jakarta pada Maret 2024
Baca SelengkapnyaMenko PMK Muhadjir Effendy mengklaim angka kemiskinan ekstrem di Indonesia turun drastis dari 4 persen menjadi 0,8 persen dalam satu dekade
Baca SelengkapnyaBPS mencatat ekonomi Jakarta naik dan angka kemiskinan di DKI Jakarta turun di era Pj Gubernur DKI Heru Budi.
Baca SelengkapnyaJumlah penduduk miskin pada Maret 2023 sebesar 25,90 juta orang, menurun 0,46 juta orang terhadap September 2022.
Baca SelengkapnyaAnggaran perlindungan sosial mencapai Rp493,5 t untuk mempercepat penurunan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan, serta pembangunan SDM jangka panjang.
Baca SelengkapnyaDalam catatan BPS, garis kemiskinan pada Maret 2024 ditetapkan sebesar Rp582.932 per kapita. Angka ini naik 5,9 persen dibandingkan Maret 2023.
Baca SelengkapnyaPenerima bantuan panga di Banyuwangi sebanyak 129.050 kepala keluarga (KK).
Baca SelengkapnyaPj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana mengatakan, upaya percepatan penanggulangan kemiskinan, akan terus digenjot hingga akhir tahun 2024.
Baca SelengkapnyaNamun, Imam menambahkan, tingkat kemiskinan perkotaan pada Maret 2024 masih lebih tinggi 0,53 persen poin jika dibandingkan kondisi September 2019.
Baca SelengkapnyaPenurunan kemiskinan juga terjadi di seluruh wilayah Indonesia, dengan penurunan tertinggi terjadi di Bali dan Nusa Tenggara.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menjelaskan, anggaran itu rencananya digunakan untuk mempercepat pengentasan kemiskinan dan pengurangan kesenjangan antardaerah.
Baca SelengkapnyaPenanganan angka kemiskian di era Jokowi diklaim lebih baik dibandingkan negara lain.
Baca Selengkapnya