Menko Darmin: Ekonomi kita cukup resisten terhadap gejolak global
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi kuartal III-2018 sebesar 5,17 persen. Pertumbuhan ekonomi ini lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2018 sebesar 5,27 persen.
Menteri koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengungkapkan, meski pertumbuhan ekonomi kuartal III-2018 mengalami penurunan, namun secara keseluruhan perekonomian Indonesia menunjukan perbaikan di mata global. Sebab menurutnya di tengah ketidakpastian global pertumbuhan ekonomi di atas lima persen masih dalam kondisi baik.
"Walaupun lebih rendah dari kuartal II secara keseluruhan ekonomi kita cukup resisten terhadap gejolak ekonomi global," kata Menko Darmin di Kantornya, Jakarta, Senin (5/11) malam.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Kenapa kondisi ekonomi nasional dinilai sedang? Umumnya ekonomi nasional dinilai sedang, yakni sebesar 42,4 persen, akan tetapi lebih banyak yang menilai sangat buruk daripada yang sangat baik. Dengan persentase 3,5 persen sangat buruk. Lalu hanya 1,4 persen masyarakat yang menilai kondisi ekonomi nasional sangat baik.
-
Kapan pertumbuhan ekonomi RI di atas 5 persen? “Bahkan hal ini sudah berlangsung selama 7 kuartal atau hampir 2 tahun berturut-turut.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Kenapa Airlangga Hartarto optimis ekonomi RI bisa tumbuh 6,22%? Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan ekonomi Indonesia bisa tumbuh ke level 6,22 persen hingga tahun 2045 jika menerapkan ekonomi hijau.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
Menko Darmin menyatakan, meskipun ada pengaruh terhadap ekspor dan impor, namun konsumsi rumah tangga dan investasi masih-masing tumbuh positif yakni 5,01 persen dan 6,9 persen.
"Itu cukup baik menghadapi gejolak yang sedang berakumulasi dari normalisasi kebijakan moneter di negara maju kemudian perang dagang kemudian harga minyak yang meningkat. Jadi, saya kira pada akhirnya market mengapresiasi itu," katanya.
Mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) itu mengakui, di tengah gejolak perekonomian global memang sulit memacu laju ekspor. Bahkan menurutnya hampir tidak ada negara yang membaik ekspornya maupun pertumbuhan industrinya di tengah perang dagang.
"Itu sebabnya walaupun belum signifikan tetapi rupiah menguat dalam beberapa hari ini. Artinya, di bawah Rp 15.000 itu karena intinya ada konsumsi rumah tangga dan investasi, sukur ada ekspor. Susah mengharapakan ekspor di situasi perang dagang," katanya.
Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto mengatakan, pertumbuhan ekonomi kuartal III-2018 dipengaruhi oleh beberapa hal. Pertama, harga komoditas non migas yang mengalami penurunan.
"Harga komoditas nonmigas mengalami penurunan. Migasnya naik, nonmigas menurun. Misal terjadi penurunan untuk beberapa komoditas pertanian seperti daging sapi, minyak sawit, kopi, teh menurun baik qtq atau yoy," ujar Suhariyanto di Kantor BPS, Jakarta, Senin (5/11).
Suhariyanto menjelaskan, selain penurunan harga komoditas, pertumbuhan ekonomi kuartal III juga dipengaruhi oleh kondisi perekonomian global yang menunjukkan perlambatan kecuali Amerika Serikat (AS). Beberapa di antaranya Eropa, Tiongkok, Singapura, Korea Selatan dan negara berkembang lainnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perekonomian Indonesia masih bisa tumbuh 5,11 persen di tengah pelemahan ekonomi global.
Baca SelengkapnyaPerekonomian global secara umum mengalami pelemahan dengan inflasi yang terjaga moderat.
Baca SelengkapnyaDua faktor ini menjadi penyebab pertumbuhan ekonomi global terganggu, bahkan lebih rendah dari proyeksi tahun lalu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kinerja sektor manufaktur Indonesia justru mengalami penurunan di tengah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diklaim tetap kuat.
Baca SelengkapnyaMenurut Jokowi, pertumbuhan ekonomi Indonesia banyak dikontribusikan oleh belanja konsumsi masyarakat hingga masuknya investasi.
Baca SelengkapnyaArtinya, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi tinggi dan angka inflasi relatif bagus dan rendah.
Baca SelengkapnyaKebijakan hilirisasi akan menjadi kunci untuk mencapai pertumbuhan ekonomi ke depan.
Baca Selengkapnyapenyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaDalam menghadapi ketidakpastian global, Jokowi menekankan pentingnya menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.
Baca Selengkapnya