Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Menko Rizal Ramli: Demi utang, pemerintah jual kedaulatan Indonesia

Menko Rizal Ramli: Demi utang, pemerintah jual kedaulatan Indonesia Rizal Ramli dan Xanana Gusmao. ©2015 merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli kembali melempar kritik terkait kebiasaan pemerintah mencari utang untuk pembangunan nasional. Secara terang-terangan dia menceritakan mekanisme proses pemberian utang yang kerap merugikan Indonesia.

Sebab, pemberian utang biasanya diikuti sejumlah syarat yang harus dipenuhi. Tak terkecuali membuat Undang-Undang yang justru merugikan Indonesia dan menguntungkan lembaga keuangan asing.

"Biasanya dipinjemin utang luar negeri, tapi harus buat UU (Undang-Undang) dulu. Dulu Indonesia dipinjamkan USD 500 juta, tapi syaratnya harus buat UU Migas," ujarnya di Gedung LIPI, Jakarta, Selasa (15/7).

UU itu dinilai menguntungkan pihak asing dan tidak berpihak pada kepentingan nasional. Secara perlahan, kekayaan Indonesia dinikmati asing.

"UU-nya sendiri dimana pasal-pasalnya aneh bin ajaib. Salah satunya Indonesia tidak boleh menggunakan gas lebih dari 20 persen. Itu UU didesain oleh asing-asing. Saya ke India, itu bajajnya kok bunyinya tenang-tenang aja. Tidak keluar asap, ternyata gasnya dari Indonesia," jelas dia.

Tidak hanya itu, Menko Rizal kembali membeberkan utang dari lembaga lain yang merugikan Indonesia. Saat Indonesia mendapat pinjaman dari Bank Dunia, pemerintah harus mengubah UU Sumber Daya Air agar bisa dimanfaatkan pihak swasta, bukan lagi diatur oleh negara sebagai hajat hidup orang banyak.

"Misalnya kita meminjam USD 400 juta dari Bank Dunia. Tapi dia minta UU air. Air harus diswastanisasi. Padahal air itu hak seluruh rakyat Indonesia. Kemudian ada lagi. Kita minjem USD 200 dari IDB. Dia minta kita buat UU privatisasi BUMN. Jadi BUMN bisa dijual oleh asing," ungkapnya.

Kondisi seperti itu membuat pihak asing seolah menjadi raja di Indonesia. Sedangkan pengusaha lokal tidak bisa berkembang dengan baik.

"Jadi ini proses menjual kedaulatan kita. Karena UU itu belum tentu sesuai maksud kita sebagai bangsa. Tidak aneh jikalau asing terlalu dominan sama asing. Dan ini terjadi di berbagai bidang. Ini policy yang sangat neo liberal," tutup dia.

(mdk/noe)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Anak Buah Sri Mulyani Sebut Utang Pemerintah Tak akan Bebani Masyarakat Kelas Menengah
Anak Buah Sri Mulyani Sebut Utang Pemerintah Tak akan Bebani Masyarakat Kelas Menengah

Rasio utang pada Agustus sendiri ini di bawah batas aman 60 persen PDB sesuai Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Keuangan Negara.

Baca Selengkapnya
Utang Jatuh Tempo RI Capai Rp800 Triliun pada 2025
Utang Jatuh Tempo RI Capai Rp800 Triliun pada 2025

Kepercayaan diri dalam mengelola pasar, tergantung dengan kepercayaan pasar.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Prabowo Harus Bayar Utang Negara Rp800 Triliun di 2025
Pemerintah Prabowo Harus Bayar Utang Negara Rp800 Triliun di 2025

Kemenkeu mencatat, utang jatuh tempo tersebut terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) Rp705,5 triliun dan pinjaman senilai Rp94,83 triliun.

Baca Selengkapnya
Waketum MUI: Kekayaan Negara Harus Diutamakan untuk Maslahat Umat
Waketum MUI: Kekayaan Negara Harus Diutamakan untuk Maslahat Umat

KH Marsudi meminta masyarakat turut serta memantau segala pertaturan yang dibuat pemerintah dalam mengolah kekayaan, guna menjaga kemaslahatan bersama.

Baca Selengkapnya
Asta Cita Prabowo-Gibran dan Harapan Sistem Ekonomi Berbasis Pancasila dan UUD 1945
Asta Cita Prabowo-Gibran dan Harapan Sistem Ekonomi Berbasis Pancasila dan UUD 1945

Saat ini sistem ekonomi yang dibangun masih absen mengakar pada falsafah pendirian bangsa itu.

Baca Selengkapnya
TKN Prabowo-Gibran Jawab Kritik PDIP soal Utang Kemenhan Gara-Gara Belanja Alutsista
TKN Prabowo-Gibran Jawab Kritik PDIP soal Utang Kemenhan Gara-Gara Belanja Alutsista

TKN Prabowo-Gibran menilai kritik PDI Perjuangan sebagai nalar yang salah dan bisa berdampak negatif kepada masyarakat.

Baca Selengkapnya
Dituding Jadi Menteri Suka Ngutang, Sri Mulyani Akhirnya Buka Suara
Dituding Jadi Menteri Suka Ngutang, Sri Mulyani Akhirnya Buka Suara

"Utang itu tidak berarti kita kemudian ugal-ugalan, oleh karena itu kita harus hati-hati sekali," kata Sri Mulyani.

Baca Selengkapnya
Politisi Gerindra: Hanya BUMN yang Punya Kontribusi Bisa Dapat Kucuran PMN
Politisi Gerindra: Hanya BUMN yang Punya Kontribusi Bisa Dapat Kucuran PMN

Perusahaan milik negara yang menerima insentif anggaran tersebut harus memiliki performa yang cukup baik

Baca Selengkapnya