Menteri Sri Mulyani: Varian Omicron Lemah Pengaruhi Pemulihan Ekonomi
Merdeka.com - Selama penyebaran varian omicron Covid-19, aktivitas konsumsi dan produksi di Indonesia relatif lebih kuat. Berbanding terbalik saat Indonesia mengalami serangan varian delta pada pertengahan 2021.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani menyebut, penyebaran omicron tidak banyak memengaruhi momentum pemulihan ekonomi di awal 2022.
"Varian omicron ini tergolong rendah atau lemah dalam hal memengaruhi pemulihan ekonomi Indonesia," kata Menteri Sri Mulyani dalam acara Indonesia Conference 2022: Fitch on Indonesia - Exit Strategy after the Pandemic, Jakarta, Rabu (16/3).
-
Bagaimana cara virus Corona varian Omicron bermutasi? Mereka menemukan bahwa varian asli Omicron BA1 telah mengalami lebih dari 50 kali mutasi, termasuk beberapa yang memungkinkannya untuk menghindari sistem kekebalan tubuh manusia.
-
Kapan gelombang puncak Covid-19 di Indonesia? Data Satgas Penanganan Covid-19 mencatat ada dua kali gelombang puncak yang menghantam Indonesia selama kurun 3 tahun terakhir ini.Gelombang pertama pada 15 Juli 2021 akibat varian Delta dengan rata-rata laporan positif harian 16.041 kasus, dan 16 Februari 2022 oleh varian Omicron sebanyak 18.138 kasus.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa yang terjadi pada virus Corona varian Omicron di tubuh pria tersebut? Selama 20 bulan masa infeksi, dokter mencoba segala cara untuk membantu pria lanjut usia tersebut, namun tidak ada upaya yang berhasil.Tubuhnya tidak dapat memberikan respons kekebalan yang cukup kuat untuk melawan virus Corona, bahkan dengan bantuan obat antibodi sekalipun.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Dia menjelaskan, selama 5 bulan berturut-turut, PMI Manufaktur Indonesia masih berada di level ekspansi. Bahkan menjadi yang paling tinggi diantara negara-negara kawasan Asia Tenggara.
Selain itu, impor bahan baku dan barang modal juga tumbuh dua digit. Sementara dari sisi konsumsi listrik bisnis dan industri juga mengalami peningkatan.
Begitu juga dengan indikator konsumsi masyarakat yang sudah berada di level optimis. Tercermin dari indeks kepercayaan konsumen (IKK), indeks penjualan ritel yang meningkat hingga indeks belanja mandiri yang sudah di atas kondisi sebelum pandemi.
Optimistis Ekonomi 2022 Tumbuh 4,8-5,5 Persen
Maka dari itu, Menteri Sri Mulyani optimis pertumbuhan ekonomi 2022 bisa mencapai target yakni di rentang 4,8 persen hingga 5,5 persen. Hal ini sejalan dengan prediksi dari lembaga dunia yang menyebut Indonesia bisa tumbuh di atas 5 persen. Misalnya IMF yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi 5,6 persen, Bank Dunia 5,2 persen dan OECD 5,2 persen.
Meski begitu, Menteri Sri Mulyani enggan ada di atas angin. Pemulihan ekonomi Indonesia masih tetap harus dipantau dan didorong agar perekonomian nasional segera kembali ke kondisi pra pandemi.
Salah satunya dengan mempercepat proses vaksinasi massal. Target 70 persen penduduk tervaksin harus terus digencarkan. Termasuk vaksin tambahan agar pemulihan ekonomi terus berlanjut dalam jangka panjang.
"Mudah-mudahan kita akan mencapai 70 persen populasi yang menerima vaksin lengkap sebelum idulfitri dan pada saat yang sama, kami juga mempercepat vaksinasi booster," kata dia mengakhiri.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sri Mulyani ungkap penyebab PMI manufaktur Indonesia turun drastis.
Baca SelengkapnyaLonjakan inflasi yang dirasakan oleh sejumlah negara mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat, termasuk di Indonesia.
Baca SelengkapnyaKinerja apik ini tak lepas dari terjaganya tren pemulihan ekonomi nasional hingga memasuki akhir tahun 2023.
Baca SelengkapnyaSelama masa pandemi pada 2020-2021 merupakan masa-masa sulit bagi industri minuman di dalam negeri.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mengatakan Indonesia tetap harus waspada meski ketahanan ekonomi domestik dianggap resilience.
Baca SelengkapnyaSebagai contoh, Indonesia berhasil menghadapi berbagai tantangan dalam mengendalikan penyebaran virus covid-19.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mengatakan beberapa persoalan dunia yang dapat mengancam perekonomian dan sistem keuangan Indonesia.
Baca SelengkapnyaInflasi di berbagai negara saat ini, terutama negara maju sudah mulai menunjukkan tanda-tanda penurunan.
Baca SelengkapnyaMeskipun terjaga positif selama 38 bulan beruntun, Sri Mulyani melihat tren ekspor dan impor mulai terjadi pelemahan.
Baca SelengkapnyaDeflasi berturut-turut terjadi sejak Mei hingga Agustus 2024. Per Agustus 2024, BPS mencatat deflasi 0,03 persen.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menyebut PMI manufaktur Indonesia berada dalam tren menanjak di atas 50, bersama dengan beberapa negara seperti Turki dan Meksiko.
Baca SelengkapnyaIndonesia berupaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Baca Selengkapnya