Pemprov Riau dinilai tak adil soal penanganan kabut asap
Merdeka.com - Pemerintah Indonesia pontang panting mengatasi persoalan asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan. Salah satu daerah yang terdampak paling parah adalah Provinsi Riau.
Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro mengaku heran dengan alasan Pemerintah Provinsi Riau yang tak memiliki dana atasi kebakaran hutan. Menurut dia, alasan pemerintah daerah Riau tersebut sangat aneh. Padahal, Pemprov Riau punya dana sebesar Rp 2 triliun di perbankan
"Tetapi dana nganggur Provinsi Riau, jadi saya belum masukkan kabupaten, hanya punyanya provinsi, Rp 2 triliun. Dan saya yakin kalau, tidak usah Rp 2 triliun, Rp 200 miliar saja dikeluarin itu akan sangat bermanfaat mengatasi kebakaran di Riau tanpa harus terus-terusan meminta pemerintah pusat untuk mengatasi," ungkap Bambang kata Bambang di Hotel Haris, Sentul, Jawa Barat, Sabtu (7/11).
-
Bagaimana menurut Anies Baswedan asap bisa sampai ke Kalimantan? Selain itu, dia juga menegaskan kembali bahwa asap dibawa angin.
-
Dimana saja kabut asap terjadi? Biasanya, kejadian ini terjadi di beberapa wilayah Indonesia.
-
Apa upaya Pemprov Jateng mengatasi kekeringan? “Untuk itu dilakukan pengendalian secara pre-emptive di daerah endemis dengan menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan dan responsif pada daerah yang terserang OPT dengan bahan kimia secara bijaksana,“
-
Apa dampak kabut asap ke paru-paru? Sebuah penelitian menunjukkan bahwa efek kabut asap dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko penyakit paru-paru, seperti infeksi saluran pernapasan dan emfisema.
-
Apa saja yang dilakukan untuk mengatasi kekeringan di Jateng? Pemerintah daerah bekerja sama dengan BPBD sedang menyiapkan beberapa solusi, termasuk distribusi air bersih, termasuk di Wonogiri dan Klaten.'BNPB juga akan membantu mendistribusikan air ke masyarakat sekitar,' ujarnya dikutip dari ANTARA pada Selasa (23/7).
-
Siapa yang terdampak kabut asap? Dampak kabut asap dapat memperburuk kondisi penderita asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
Bambang menilai, sikap Pemprov Riau sangat tidak adil. Dimana, Pemprov hanya menunggu bantuan dari pemerintah. Padahal, ada dana mengendap Rp 2 triliun yang bisa digunakan untuk atasi kabut asap.
"Tidak fair kan kebakaran itu adanya di daerah tapi daerah semua lempar semua ke pemerintah pusat suruh nangani. Kurang fair juga. Daerah harus punya peran di situ dan uangnya ada, tinggal kemauan saja untuk menganggarkan, kan aneh bilangnya tidak punya APBD tapi dananya yang ada di bank Rp 2 triliun," tutur Bambang. (mdk/sau)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam rangkaian penyidikan tidak menutup kemungkinan akan ada tersangka lain dalam kasus ini.
Baca SelengkapnyaKabut atau embun terjadi karena suhu permukaan bumi yang lebih dingin dari biasanya.
Baca SelengkapnyaDari anggaran tersebut Pemprov akan menggunakan lumpur dan hujan buatan untuk memadamkan kebakaran di TPA Sarimukti.
Baca SelengkapnyaBNPB mencatat empat titik di Riau terjadi kebakaran hutan dan lahan.
Baca SelengkapnyaGubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengisyaratkan bakal menetapkan status tanggap darurat bencana asap karena kualitas udara nyaris menembus ambang batas.
Baca SelengkapnyaLuas lahan terbakar di Provinsi Riau sepanjang 2023 ini sudah mencapai 1.906 hektare (ha) yang terbakar.
Baca SelengkapnyaDampak besar dari Karhutla pernah dialami Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2022.
Baca SelengkapnyaAsap masuk ke sekolah karena lokasi titik api kebakaran lahan sangat dekat dengan SMP Negeri 8 Tambang.
Baca SelengkapnyaPemerintah Indonesia mendapatkan suntikan dana Rp7,67 triliun dari PBB.
Baca SelengkapnyaHari ini, Tangsel ada di urutan dua dari sepuluh daerah dengan tingkat polisi tertinggi.
Baca SelengkapnyaKebakaran TPA Sarimukti dilaporkan terjadi sejak Sabtu (19/8). Luas areal TPA Sarimukti ini 28.5 hektare sedangkan area yang hangus terbakar 15 hektare.
Baca SelengkapnyaSaat ini kondisi langit di Pekanbaru yang awalnya disebut tidak sehat, kini sudah biru dan status udara dinyatakan sehat.
Baca Selengkapnya