Penjelasan Sederhana soal Citilink Operasikan 19 Pesawat Bermasalah Beserta Dampaknya
Merdeka.com - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melayangkan teguran keras kepada GMF AeroAsia dan Citilink Indonesia terkait mengoperasikan 19 pesawat bermasalah. Teguran ini berdasarkan audit yang dilakukan di GMF AeroAsia yang dikeluarkan pada tanggal 17 Desember 2021.
Berdasarkan hasil pembahasan corrective action temuan audit GMF AeroAsia tanggal 17 Desember 2021, ditemukan pesawat A320 Citilink dioperasikan dari tanggal 1 sampai dengan 17 Desember 2021 mengalami masalah di bagian rem. Kemenhub memasukkan 19 pesawat itu di kategori hold item list (HIL).
Dari status HIL tanggal 13 Desember 2021, terdapat 19 pesawat yang mengalami open Hold Item List (HIL) Brake. Dalam dunia penerbangan, HIL mengacu pada sejumlah pekerjaan spesifik yang harus dilakukan operator untuk memperbaiki aspek teknis tertentu di pesawat. Adapun persoalan yang diidentifikasi meliputi kerusakan pada rotor, macet, meleleh, hingga kelebihan temperatur.
-
Mengapa Kementerian ATR meninjau PELATARAN? Ia ingin memastikan program tersebut benar-benar bermanfaat bagi warga yang tak bisa mengurus administrasi pertanahannya di hari kerja pada umumnya, yaitu Senin-Jumat.
-
Bagaimana Lion Air memastikan pesawat mereka aman? Pesawat memasuki bengkel atau hanggar untuk menjalani proses Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) karena alasan krusial yang berkaitan dengan keamanan, kinerja, dan keandalan pesawat.
-
Siapa yang bertanggung jawab untuk merawat pesawat Lion Air? Sebagai contoh Batik Air, perhitungan dan perencanaan perawatan yang cermat merujuk kepada Maintenance Program Batik Air yang disahkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.
-
Kenapa Menhub melakukan ramp check pesawat? Pemeriksaan armada angkutan lebaran itu dilakukan untuk memastikan kesiapan pelayanan angkutan penumpang mudik Lebaran/Idulfitri 1445 Hijriyah.
-
Apa yang terjadi pada pesawat Pelita Air? Pesawat sudah di runway siap take off tetapi nggak jalan-jalan. Menurut info sementara ada penumpang yang berencana masukin bom ke kabin pesawat. Ini masih subject to confirmation,' katanya lewat akun X @GerryS.
-
Di mana Lion Air melakukan perawatan pesawat? Batam Aero Technic (BAT) menjalankan proses MRO secara transparansi dan kepatuhan terhadap standar internasional.
Pengamat Penerbangan, Alvin Lie menjelaskan, secara sederhana hasil audit dilakukan Kemenhub terhadap pesawat Citilink adalah tentang penyimpangan dalam perawatan rem roda pesawat. Di mana seharusnya itu tidak laik untuk dipakai atau dioperasikan.
Dampaknya, ketika pesawat itu mendarat dengan kecepatan tinggi, dan pilot menggunakan rem, rem itu menjadi tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Sehingga laju pesawat berpotensi tidak terkendali baik itu arahnya maupun jarak untuk berhentinya.
"Sehingga ada potensi pesawat itu keluar landasan. Hal ini terjadi belasan kali, pada belasan pesawat, sehingga menunjukan ada permasalahan yang sistemik di sana yaitu masalah yang berulang," kata Alvin saat dihubungi merdeka.com, Senin (27/12).
Kejadian ini menjadi tantangan bagi GMF dan Citilink untuk mencari masalah dasarnya, kenapa ini bisa berulang. Apakah kompetensi pengawasannya yang kurang dan lemah, atau justru suku cadang yang kurang. "Atau ada masalah lain dampak dari masalah keuangan atau ada hal lain," katanya mempertanyakan.
Dia menyarankan temuan ini perlu di investigasi agar tidak terjadi masalah serupa yang mungkin bukan lagi pada rem, tapi masalah lain di pesawat. Ini juga menjadi pelajaran bagi maskapai penerbangan lain lebih cermat memperhatikan agar tidak mengalami masalah serupa.
Temuan Kemenhub ini memberikan kemantapan bagi pengguna jasa penerbangan. Sebab menurutnya, ini menunjukan kejelian kecermatan inspektur dirjen perhubungan udara dalam mengawasi kepatuhan terhadap standar keselamatan penerbangan.
"Dan ini salah satu unsur menjamin keselamatan penerbangan di Indonesia. Saya menyampaikan salut kepada inspektur direktorat jenderal perhubungan udara melakukan pengamatan dengan cermat dan tidak beda bedakan antara maskapai BUMN dengan swasta," jelas dia.
Tanggapan Citilink
VP Corporate Secretary & Legal GMF, Rian Fajar Isnaeni menyatakan, bahwa pihaknya telah memastikan bahwa seluruh pesawat pelanggan, dalam hal ini Citilink, yang di-release telah dinyatakan laik terbang.
"GMF telah memenuhi requirements sebagaimana tercantum dalam dokumen minimum equipment list (MEL) milik operator, yakni Citilink, yang telah dikeluarkan oleh pabrikan pesawat terbang dan disetujui oleh otoritas setempat," jelas Rian dalam pernyataan diterima, Senin (27/12).
Di tengah kondisi yang menantang tersebut, GMF dan Citilink senantiasa menomorsatukan aspek keselamatan dan keamanan penerbangan, termasuk patuh dalam mengikuti seluruh peraturan yang telah ditetapkan oleh regulator mengenai kriteria airworthiness pesawat ketika akan beroperasi.
VP Corporate Secretary & CSR Citilink, Diah Suryani menambahkan, dengan menggeliatnya kembali dunia penerbangan saat ini, Citilink selalu mengedepankan faktor keselamatan dan kenyamanan penumpang. Di samping itu, GMF dan Citilink mengapresiasi perhatian DKPPU untuk senantiasa memastikan kelaikudaraan pesawat terbang dan lalu lintas udara yang aman.
"Kami terus melakukan koordinasi erat dan mempercayakan seluruh pemeliharaan pesawat kepada GMF sebagai penyedia jasa pemeliharaan pesawat untuk bersama-sama memastikan seluruh pesawat Citilink yang dalam pemeliharaan (maintenance) memenuhi standar keselamatan penerbangan yang telah ditetapkan," jelas dia.
Sejak bulan Oktober lalu, GMF telah berupaya menyelesaikan concern dan temuan dari DKPPU. GMF telah melakukan sejumlah langkah korektif, antara lain melakukan review, pemetaan, dan identifikasi hold item list (HIL) yakni daftar perintah kerja yg ditangguhkan karena part atau equipment tidak ada atau tidak bisa digunakan, namun tidak mengurangi safety dan kelaikudaraan pada pesawat.
Tidak hanya itu, GMF juga membentuk tim khusus untuk penuntasan HIL secara periodik sesuai dengan prosedur dan regulasi yang berlaku. GMF juga telah menjalin koordinasi dan melakukan negosiasi dengan supplier untuk mendukung kesiapan pemenuhan kebutuhan spare part, khususnya di tengah adanya peningkatan kebutuhan spare part yang dipicu oleh geliat dan optimisme industri aviasi saat ini.
"GMF dan Citilink akan senantiasa menjalin komunikasi dan koordinasi dengan DKPPU maupun pihak-pihak terkait lainnya untuk menyelesaikan concern dan temuan tersebut," kata dia.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tidak ditemukan ada bekas pengereman dari bus Putera Fajar di lokasi kejadian
Baca SelengkapnyaLRT Jabodebek beroperasi hanya dengan 9 trainset dan 131 perjalanan.
Baca SelengkapnyaLRT Jabodebek kerap bermasalah sejak dilakukan uji coba.
Baca SelengkapnyaBeberapa trainset LRT didapati kondisi roda sudah harus memasuki masa perawatan pembubutan roda.
Baca Selengkapnya"Kereta api ini adalah karya bangsa, pasti banyak yang kami baru belajar. Kami tidak mengelak bahwa sistem operasi belum sempurna," kata Menhub Budi.
Baca SelengkapnyaDitjen Perhubungan Darat Kemenhub telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk terus melakukan investigasi mendalam terkait kecelakaan tersebut.
Baca SelengkapnyaSaat ini perjalanan kereta yang terdampak gangguan sudah kembali berjalan dan berangsur normal.
Baca SelengkapnyaAkibatnya jemaah dan petugas mencari-cari setelah mereka mereka mendarat di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah.
Baca SelengkapnyaAsap yang cukup tebal itu sampai memicu alarm kebakaran.
Baca SelengkapnyaBandara Kertajati pernah dibuka dan airlines dipaksa pindah ke sana, tapi ternyata jumlah penumpang tidak memadai.
Baca SelengkapnyaAdapun sejumlah faktor yang berpengaruh pada jarak pengereman kereta api.
Baca SelengkapnyaKecelakaan bus Putera Fajar itu menewaskan 11 orang.
Baca Selengkapnya