Penyebab Kontribusi Ekspor UMKM ke Ekonomi RI Masih Rendah
Merdeka.com - Asisten Deputi Kemitraan dan Perluasan Pasar Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Pixy mengatakan, jumlah usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia mencapai 64 juta. Sayangnya, kontribusi ekspor UMKM terhadap perekonomian Indonesia masih lebih rendah dibanding negara lainnya.
Dilihat kontribusi UMKM terhadap perekonomian nasional tidak berubah yakni masih sekitar di angka 60 persen, terhadap tenaga kerja juga tetap masih dikisaran 97 persen kontribusinya.
"Hanya saja memang yang paling rendah itu adalah kalau kita lihat kontribusi UMKM kita terhadap ekspor. Bila dibandingkan dengan negara tetangga di Asean, kontribusi UMKM kita terhadap ekspor memang masih di bawah," kata Pixy dalam webinar series Artajasa How to maximize Indonesia's SME ecosystem, Rabu (28/7).
-
Apa kontribusi besar UMKM terhadap ekonomi nasional? Jadi kalau melihat data ini UMKM kita ini sumbangsinya terhadap ekonomi nasional kita sangat besar. Bayangkan 97 persen tenaga kerja ini di-supply dari UMKM kita,' ucapnya.
-
Apa yang diukur oleh Indeks Bisnis UMKM? Indeks Bisnis UMKM merupakan indikator yang mengukur aktivitas UMKM di Indonesia yang dilakukan setiap kuartal oleh BRI Research Institute.
-
Apa itu UMKM? UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis usaha kecil yang dijalankan oleh individu atau kelompok dengan modal terbatas, tetapi memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara.
-
Dimana UMKM beroperasi? UMKM meliputi berbagai sektor ekonomi, termasuk kuliner, fashion, otomotif, dan jasa lainnya.
-
Mengapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
-
Kenapa UMKM penting untuk pertumbuhan ekonomi? UMKM seperti IniTempe yang digagas oleh Benny memang penting untuk pertumbuhan ekonomi nasional. Tak tanggung-tanggung, UMKM memberikan sumbangan 61% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
Menurutnya, penyebab kontribusi ekspor UMKM Indonesia rendah lantaran jumlah pelaku usahanya paling banyak di sektor mikro, dan belum bisa melakukan ekspor. "Memang struktur usaha kita yang sebagian besar ada di bawah piramida itu di 63 jutaan yang memang mikro. Kalau kita lihat ke ekspor itu memang masih jauh, kita perlu meningkatkan kelas dari UMKM, kalau kita ingin juga menaikkan kontribusi UMKM kita terhadap ekspor," ujarnya.
Dia menjelaskan, kendala yang dihadapi UMKM baik di masa pandemi atau sebelum pandemi covid-19 masih sama, yakni terkait pembiayaan atau permodalan, pemasaran dan bahan baku. "Karena dengan adanya pembatasan PPKM pergerakan, meskipun logistik juga tidak tidak dibatasi bahan baku itu otomatis juga agak sulit untuk mendapatkan bagi UMKM kita," katanya.
Kendati begitu, dengan data yang dimiliki Kementerian Koperasi dan UKM, maka Pemerintah akan terus berusaha mendorong agar UMKM di tanah air ini bisa naik kelas. Maka secara otomatis kontribusinya terhadap ekspor juga naik.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebanyak 29,2 juta pelaku UMKM saat ini belum memperoleh akses pembiayaan dari perbankan.
Baca SelengkapnyaPemerintah terus berupaya agar UMKM lokal bisa menembus pasar global.
Baca SelengkapnyaDi tahun 2021, jumlah pelaku UMKM mengalami penurunan menjadi 64,2 juta.
Baca SelengkapnyaUMKM menjadi penyokong utama dalam struktur ekonomi Indonesia.
Baca SelengkapnyaProduk tersebut bahkan telah menembus pasar internasional di lebih dari 100 negara.
Baca SelengkapnyaUMKM di Jatim dijadikan salah satu 'soko guru' perekonomian di Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi meminta agar perbankan mempermudah pemberian kredit kepada UMKM.
Baca SelengkapnyaPadahal, lanjut Jokowi, dukungan kredit perbankan amat diperlukan pelaku UMKM dalam menjalankan maupun mengembangkan skala bisnisnya.
Baca SelengkapnyaPelaku wirausaha di Indonesia sudah harus matang dengan perencanaan bisnis yang akan dikembangkan.
Baca SelengkapnyaMaman Abdurrahman berkolaborasi bersama Komisi Pengawas persaingan Usaha (KPPU) mewujudkan konektivitas antara usaha besar dan UMKM.
Baca SelengkapnyaPembiayaan UMKM harus dipermudah, karena penyaluran kredit perbankan ke UMKM baru 21 persen dari total kredit yang ada.
Baca SelengkapnyaBank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Baca Selengkapnya