Pertamina rugi Rp 15 T akibat opportunity lost penjualan Premium
Merdeka.com - PT Pertamina (Persero) mengaku rugi hingga Rp 15 triliun sepanjang 2015 dari sisi penjualan Premium. Angka ini adalah opportunity lost, yakni potensi pendapatan yang seharusnya bisa diraup Pertamina.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro mengatakan potensi kehilangan pendapatan terjadi akibat harga Premium yang ditetapkan pemerintah terlalu rendah dari nilai keekonomian.
"Itu selisih yang harus kita tanggung. Itu potensial kehilangan pendapatan (opportunity lost)," kata Wianda di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Jumat (3/6).
-
Bagaimana PT Timah mengalami kerugian? 'Penurunan produksi, harga jual menurun itu karena di pasar dunia itu oversupply,' sambung Virsal. Virsal mencatat ada sejumlah negara yang produksinya mengalami peningkatan. Salah satu yang disebut Malaysia karena produksinya mampu bertambah sepanjang 2023 lalu.
-
Kenapa kerugian negara dibebankan ke PT Timah? 'Sehingga kewajiban ini melekat ada di PT Timah,' ujar Febri di Jakarta, Kamis, (30/5).
-
Kapan PT Timah rugi Rp450 miliar? Perusahaan berkode saham TINS ini mencatat rugi sekitar Rp450 miliar. Virsal mengatakan penyebab terbesar kerugian tersebut karena harga timah di pasar global tengah mengalami penurunan. Alhasil, pendapatan yang dicatatkan PT Timah Tbk ikut turun.
-
Apa penyebab kerugian PT Timah di tahun 2023? Virsal mengatakan penyebab terbesar kerugian tersebut karena harga timah di pasar global tengah mengalami penurunan. Alhasil, pendapatan yang dicatatkan PT Timah Tbk ikut turun.
-
Kenapa PT Timah rugi tahun 2023? 'Produksi menurun ditambah parah lagi harga jual timah juga menurun sehingga pendapatan itu jomplang jauh sekali,' kata Virsal dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI, Jakarta, Selasa (2/4). Pada saat yang sama, kata dia, beban operasional perusahaan masih tetap tinggi. Sehingga ada perbedaam cukup besar antara pendapatan dan beban operasional tadi.
-
Apa yang dilakukan Pertamina untuk atasi dampak ekonomi global? Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati mengatakan Pertamina secara intens terus memantau perkembangan terkini dan dampak memanasnya geopolitik terhadap rantai pasok energi global. Nicke menyebut fluktuasi minyak dunia akan kian dinamis pasca meningkatnya ketegangan yang terjadi di timur tengah.'Kita akan terus meningkatkan upaya mitigasi risiko untuk mengurangi potensi dampak dari dinamika situasi ekonomi dan geopolitik, termasuk pegendalian biaya, pemilihan komposisi crude yang optimal, pengelolaan inventory yang efektif, peningkatan produksi high-yield products dan efisiensi di semua lini operasional,' ujar Nicke.
Wianda mengaku belum mendapatkan cara untuk menekan potensi kerugian akibat penjualan Premium. Namun, saat ini, Pertamina akan berusaha lebih banyak menjual bahan bakar minyak (BBM) non penugasan seperti Pertalite, Pertamax, dan Dexlite.
"Makanya yang jadi target kita adalah memperbanyak terus untuk Pertalite, menyediakan Pertamax lebih banyak di berbagai SPBU, nanti juga inovasi Dexlite," ungkap Wianda.
Selain itu, Pertamina juga akan terus mengembangkan produk-produk inovasi guna menambal kerugian akibat penjualan BBM penugasan.
"Harapannya kita harus bekerja untuk melakukan inovasi. Sebagai badan usaha kita tidak boleh bergantung pasa BBM yang jenis penugasan, nanti jadi shadow competition, bukan kompetisi yang sebenarnya," tutur Wianda.
Sebelumnya, Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang mengatakan indikator kerugian ada dua. "Rugi itu ada dua. Satu opportunity lost. Satunya lagi benar-benar lost," ucapnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perusahaan berkode saham TINS ini mencatat rugi sekitar Rp450 miliar.
Baca SelengkapnyaSebanyak 201 dari total 448 Pertashop yang mengalami kerugian usai harga jual Pertamax dan Pertaliter terpaut cukup jauh.
Baca SelengkapnyaPertalite merupakan jenis BBM dengan oktan paling rendah yaitu 90, dengan ciri warna hijau terang.
Baca SelengkapnyaPT Timah pertama kali teken kerja sama dengan lima smelter swasta pada tahun 2018 hingga 2020.
Baca SelengkapnyaPertamina tetap mempertahankan performa keuangan meskipun menghadapi dinamika pasar.
Baca SelengkapnyaSejauh ini nilai kerugian negara akibat korupsi tersebut senilai Rp271 triliun.
Baca SelengkapnyaHarga minyak mentah dunia terus menunjukan tren pelemahan hingga USD74,5 per barrel. Meski demikian, penurunan itu tidak diikuti oleh harga BBM Pertamina.
Baca SelengkapnyaPertamina tengah mengkaji penjualan produk selain BBM di Pertashop, seiring dengan banyaknya keluhan penguaha Pertashop merugi.
Baca SelengkapnyaBasuki Tjahaja Purnama (Ahok) bocorkan gajinya selama bekerja sebagai Komisaris Utama Pertamina. Berapa angkanya?
Baca SelengkapnyaAdapun soal hitungan kerugian keuangan negara dari kasus korupsi komoditas timah sejauh ini masih dalam perhitungan
Baca Selengkapnya