Perusahaan Startup Ini Teliti Darah Menstruasi untuk Jadi Alternatif Pengobatan
Jika penemuan ini dapat dibuktikan, maka pengujian darah menstruasi bisa menjadi metode yang layak untuk memantau atau mendiagnosis berbagai kondisi kesehatan.
dr. Naseri hanya menemukan satu penelitian tentang darah menstruasi, yakni sebuah makalah tahun 2012 yang menjelaskan tentang komposisi dan struktur.
Perusahaan Startup Ini Teliti Darah Menstruasi untuk Jadi Alternatif Pengobatan
Perusahaan Startup Ini Teliti Darah Menstruasi untuk Jadi Alternatif Pengobatan
Tahukah Anda berapa banyak orang yang mengalami menstruasi pada satu hari yang sama di seluruh dunia? Dilansir dari BBC News, ternyata ada sekitar 800 juta orang yang mengalami menstruasi pada satu hari yang sama.
Berdasarkan perhitungan tersebut, Sara Naseri, seorang dokter sekaligus pemilik start up Qvin berencana menguji sampel darah menstruasi untuk mengusulkan wawasan serta pengobatan baru yang lebih inovatif.
Saat masih menempuh pendidikan di sekolah kedokteran, dr. Naseri hanya menemukan satu penelitian tentang darah menstruasi, yakni sebuah makalah tahun 2012 yang menjelaskan tentang komposisi dan struktur, serta menemukan 385 protein yang unik dalam darah menstruasi.
Menurut dr. Naseri, darah adalah cairan tubuh yang paling umum digunakan untuk pengambilan keputusan medis. Namun, mengapa tidak ada yang menggunakan sampel darah menstruasi untuk tujuan kesehatan?
Atas dasar pertimbangan inilah, dr. Naseri bersama timnya di Qvin mencoba melakukan penelitian untuk mengetahui apakah ada korelasi antara darah menstruasi dengan darah yang diambil dari pembuluh darah atau jari yang tertusuk.
Tim Qvin sejauh ini telah menemukan hasil awal yang menjanjikan. Namun, tim Qvin tentunya memerlukan penelitian lebih lanjut. Jika penemuan ini dapat dibuktikan, maka pengujian darah menstruasi bisa menjadi metode yang layak untuk memantau atau mendiagnosis berbagai kondisi kesehatan umum.
Selain itu, tim Qvin berharap dengan penelitian ini, mereka dapat menemukan cara non-invasif, yakni prosedur atau tindakan medis yang tidak perlu memasukkan alat melalui sayatan pada kulit untuk mendiagnosis dan mengobati kondisi yang mungkin berkaitan dengan sistem reproduksi wanita.
Selain dr. Naseri dan tim Qvin, perusahaan rintisan Theblood yang berbasis di Berlin juga masih berjuang menemukan mitra laboratorium untuk menganalisis sampel darah menstruasi. Penelitian ini cukup sulit dilaksanakan dan sering mengalami penolakan karena masih dianggap tabu.
Menurut Dr. Christine Metz, seorang profesor dan peneliti endometriosis di Institut Feinstein untuk Penelitian Medis di Northwell Health di Long Island, New York, minimnya penelitian tentang darah menstruasi ini disebabkan oleh "faktor yuck", yakni perasaan jijik atau tidak suka terhadap sesuatu yang tidak biasa atau tidak menarik.
Sejauh ini, pengujian darah menstruasi memang belum pernah menjadi bagian dari praktik ginekologi klinis. Padahal, penelitian ini mungkin dapat memberikan pengobatan yang lebih efektif untuk menangani endometriosis.