Prediksi Suram WEF: 83 Juta Pekerjaan akan Hilang di 2027
Merdeka.com - Jutaan pekerjaan diproyeksikan akan hilang pada 2027 mendatang. Ini diiringi tingkat penciptaan pekerjaan baru akan jauh lebih rendah daripada yang dihilangkan. Prediksi suram ini merupakan kesimpulan dari World Economic Forum (WEF) The Future of Jobs Report 2023, yang dirilis pada hari Senin (1/5).
"Itu terjadi di tengah kekhawatiran resesi ekonomi yang menjulang dan inflasi yang terus-menerus," tulis The Straits Times dikutip Jumat (5/5).
Laporan tersebut mencatat, sebanyak 83 juta pekerjaan akan musnah pada 2027 mendatang. Kemudian hampir seperempat pekerjaan akan berubah pada tahun 2027, dengan hanya sekitar 69 juta pekerjaan baru diciptakan.
-
Kapan teknologi akan menggantikan pekerjaan? Menukil laporan World Economic Forum (WEF), teknologi dan otomatisasi diperkirakan akan menggantikan 85 juta pekerjaan di Indonesia pada tahun 2025.
-
Apa yang terjadi pada proporsi penduduk Indonesia usia 65 tahun ke atas di tahun 2045? Di tahun 2020, proporsi jumlah penduduk kelompok ini hanya 6,16 persen. Namun di tahun 2045 akan menjadi 16,03 persen.
-
Apa yang sedang trending dalam dunia pekerjaan? Seiring perkembangan zaman, penggunaan Bahasa Inggris pun kian meningkat pesat.
-
Gimana pengaruh teknologi ke tenaga kerja? Kondisi ini ditambah efisiensi penggunaan tenaga kerja sebagai akibat inovasi teknologi
-
Teknologi apa yang diprediksi akan diadopsi secara luas di 2025? Meskipun teknologi komputasi kuantum belum sepenuhnya diadopsi secara luas, pada tahun 2024 kita mulai melihat beberapa aplikasi nyata yang signifikan.
-
Apa bahaya AI di 2024? AGI adalah titik kritis hipotetis yang juga dikenal sebagai 'Singularitas,' di mana AI menjadi lebih pintar dari manusia. Generasi AI saat ini masih tertinggal dalam bidang-bidang yang menjadi keunggulan manusia, seperti penalaran berbasis konteks dan kreativitas sejati. Sebagian besar, jika tidak semua, konten yang dihasilkan AI hanya memuntahkan, dalam beberapa hal, data yang digunakan untuk melatihnya.Namun AGI berpotensi melakukan pekerjaan tertentu lebih baik daripada kebanyakan orang, kata para ilmuwan. Teknologi ini juga bisa dijadikan senjata dan digunakan, misalnya, untuk menciptakan patogen yang lebih kuat, melancarkan serangan siber besar-besaran, atau mengatur manipulasi massal.
"Ini berarti penurunan bersih 14 juta pekerjaan atau 2 persen dari pekerjaan saat ini," ungkap laporan tersebut.
Peningkatan digitalisasi, adopsi teknologi baru, transisi ke ekonomi hijau, lokalisasi rantai pasokan, dan pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat mendorong perubahan tersebut. Temuan ini didasarkan pada survei terhadap 803 perusahaan yang mempekerjakan 11,3 juta orang di 45 ekonomi di seluruh dunia.
Laporan tersebut juga membocorkan sejumlah pekerjaan yang akan menurun paling cepat terkait peran klerikal atau sekretaris. Di antaranya teller bank, kasir, dan pegawai entri data.
Di sisi lain, pekerjaan yang paling banyak diminati saat ini untuk tahun-tahun mendatang adalah spesialis kecerdasan buatan (AI) dan pembelajaran mesin, spesialis keberlanjutan, analis intelijen bisnis, dan spesialis keamanan informasi.
"Perbatasan manusia-mesin sedang bergeser ke medan baru," kata Direktur Pelaksana di WEF, Ms Saadia Zahidi.
Laporan WEF menunjukkan bahwa pekerjaan analis data dan ilmuwan, spesialis data besar, spesialis pembelajaran mesin AI, dan profesional keamanan dunia maya diharapkan tumbuh rata-rata sebesar 30 persen pada tahun 2027. (mdk/idr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
WEF melaporkan bahwa dominasi penggunaan kecerdasan buatan atau AI akan berdampak pada struktur pasar tenaga kerja.
Baca SelengkapnyaKemunculan otomasi dan AI ini membuat semua negara kesulitan untuk membuka lapangan pekerjaan baru bagi warganya.
Baca SelengkapnyaGig economy bisa mempekerjakan seseorang di dalam negeri maupun luar negeri.
Baca SelengkapnyaAmalia menjelaskan per Agustus 2024, terdapat sebanyak 215,37 juta penduduk usia kerja.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Agustus 2023, ada 82,67 juta orang yang bekerja di sektor informal.
Baca SelengkapnyaPer Februari 2024 terdapat 214 juta penduduk Indonesia yang berada di usia kerja.
Baca SelengkapnyaDi tahun tersebut, jumlah populasi lansia berada angka tertinggi.
Baca SelengkapnyaJumlah PHK pada Januari-Juni 2024 naik 21,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Baca SelengkapnyaKemajuan pesat kecerdasan buatan menimbulkan kegembiraan dan kekhawatiran.
Baca SelengkapnyaSaid menyebut dari catatan Kementerian Ketenagakerjaan secara kumulatif sejak Januari-Juni 2024, gelombang PHK telah menghantam 32.064 pekerja.
Baca SelengkapnyaNegara miskin diyakini memiliki kekuatan dalam bernegosiasi karena mereka merasakan dampaknya secara langsung.
Baca Selengkapnya