Presiden Jokowi: 51 Persen Tenaga Kerja Indonesia Lulusan SD
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo mengatakan, 51 persen tenaga kerja Indonesia lulusan Sekolah Dasar (SD). Dengan kondisi tersebut pemerintah ingin melakukan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), agar tenaga kerja yang dihasilkan berdaya saing.
"Sekarang saatnya fokus pada pembangunan SDM. Sebanyak 51 persen tenaga kerja kita lulusan SD," ujar Presiden Jokowi melalui akun twitter resmi, Jakarta, Sabtu (11/5).
Jumlah tenaga kerja lulusan SD ini, kata Presiden Jokowi, harus diberikan pelatihan-pelatihan. "Ini harus kita selesaikan besar-besaran dengan pelatihan-pelatihan," jelasnya.
-
Bagaimana Jokowi berharap JAPINDA dapat meningkatkan kualitas SDM di Indonesia? 'Agar lebih banyak lagi tenaga terampil Indonesia yang bisa masuk ke Jepang,' ungkap Jokowi.
-
Bagaimana Jokowi ingin tingkatkan kesejahteraan rakyat? 'Pak Joko Widodo menetapkan kebijakan akan menghentikan, menjual kekayaan kita dalam bentuk mentah dengan murah ke luar negeri,' ujar Prabowo.
-
Siapa Ajudan Presiden Jokowi? Kapten Infanteri Mat Sony Misturi saat ini tengah menjabat sebagai ajudan Presiden Joko Widodo.
-
Mengapa SDM di Indonesia maju? Secara keseluruhan, angka IPM Indonesia mengalami peningkatan di hampir semua provinsi, yang mencerminkan kemajuan dalam bidang kesehatan, pendidikan, dan perekonomian, serta berdampak positif pada kualitas hidup masyarakat.
-
Apa yang Jokowi ajak untuk ditanggulangi? 'Selain itu kejahatan maritim juga harus kita tanggulangi seperti perompakan, penyelundupan manusia, narkotika, dan juga ilegal unregulated unreported IUU Fishing,'
-
Bagaimana Jokowi membantu siswa SMK 1 Rangas? 'Tadi Pak kepala sekolah menyampaikan ke saya, 'Pak ini masih kurang. Anak-anak butuh asrama'. Karena banyak yang tinggal jauh dari sekolah sehingga harus banyak yang tersebar ngekos di sekitar sekolah,' jelasnya.'Ya nanti, entar lagi akan kita bangun asramanya. Atas permintaan kepala sekolah, ibu bupati, dan juga pak gubernur,' sambung Jokowi.
Tidak hanya memberi pelatihan, pemerintah juga ingin agar tenaga kerja terhubung secara langsung ke dunia industri. Sehingga, tenaga kerja yang dihasilkan merupakan tenaga kerja yang benar-benar dibutuhkan oleh dunia industri.
"Lalu, pendidikan kejuruan dihubungkan dengan industri agar lulusannya sesuai dengan kebutuhan, siap untuk hal-hal baru," tandasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi menyebut rasio penduduk Indonesia yang berpendidikan strata 2 (S2) dan strata 3 (S3) masih sangat rendah.
Baca SelengkapnyaKondisi ini menjadi salah satu faktor rendahnya produktivitas pertanian di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaSaid menyebut tenaga kerja Indonesia yang bekerja saat ini berjumlah 142,1 juta. Namun ironisnya 54,6 persen diantaranya lulusan SMP ke bawah.
Baca SelengkapnyaSaid menilai Indonesia masih gagal memanfaatkan bonus demografi untuk membuat Indonesia lebih produktif.
Baca SelengkapnyaJokowi bakal menggelontorkan anggaran agar populasi produktif S2 dan S3 di Indonesia bisa meningkat drastis.
Baca SelengkapnyaBesaran angka itu setara dengan 20 persen dsri postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024.
Baca SelengkapnyaPersoalan SDM sudah tertuang dengan jelas dalam program utama PSI yang identik dengan anak muda.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi yang stabil tersebut juga diiringi dengan penambahan tenaga kerja baru sebanyak 21,3 juta pada periode 2015–2024.
Baca SelengkapnyaInilah yang membuat China berhasil di atas negara-negara yang sudah maju dalam 20 tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaJokowi menuturkan SDM disiapkan untuk memasuki pangsa kerja dengan produktif.
Baca SelengkapnyaShinta melihat regulasi ketenagakerjaan di Indoensia masih belum optimal.
Baca SelengkapnyaBonus demografi yang akan disambut dalam duadekade mendatang, semestinya membawa peluang kemajuan ekonomi.
Baca Selengkapnya