Presiden Jokowi: Saya kalau dengar impor pangan, itu sedih banget
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo menyatakan kesedihannya jika mendengar laporan Indonesia masih melakukan impor pangan. Presiden Jokowi mengungkapkan ada beberapa komoditas pangan yang seharusnya Indonesia bisa mandiri, tapi kenyataannya masih bergantung impor, diantaranya buah, jagung, beras.
"Saya kalau dengar yang namanya impor pangan, itu sedih banget," kata Presiden saat acara pemberian penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara seperti dilansir Antara, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (30/11).
Namun, Presiden Jokowi telah menerima laporan bahwa kinerja impor pangan saat ini sudah berangsur berkurang. "Beras impor, tapi tahun ini tadi Pak Menteri Pertanian bilang sudah tidak impor, sudah. Jagung dulu masih impor 3,2 juta ton sekarang sudah turun anjlok 60 persen, bagus," kata Presiden.
-
Kenapa Jokowi prihatin dengan dominasi impor teknologi? Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan pentingnya transformasi Indonesia dari konsumen menjadi produsen dalam industri teknologi global. Jokowi prihatin atas dominasi impor dalam penggunaan perangkat teknologi di Indonesia, dengan nilai impor yang mencapai lebih dari Rp30 triliun.
-
Kenapa Presiden Jokowi mengutamakan produk dalam negeri? Menurut Hendi, Presiden Jokowi sudah memberikan arahan agar belanja Kementerian, Lembaga dan Pemda mengutamakan Produk Dalam Negeri yakni sebesar 95 persen. Selain itu belanja Kementerian, Lembaga dan Pemda sebanyak 40 persen wajib untuk mengutamakan UMKK.
-
Apa fokus kebijakan pangan Jokowi? Kebijakan pangan dan pertanian pada era Jokowi secara umum sudah relatif bagus. Dari sisi produksi juga sudah dilakukan diversifikasi sumber, termasuk food estate dan pemberdayaan lahan rawa.
-
Kenapa Jokowi ingin hentikan penjualan bahan mentah? 'Karena pak Jokowi mengatakan kepada saya, 'mas Bowo mas Bowo Menhan tidak mungkin Indonesia makmur kalau kita jual bahan-bahan kita murah ke luar negeri,' ujar dia.
-
Bagaimana Jokowi menjaga pasokan pangan jangka pendek? Kalau fokusnya menjaga inflasi di sisi konsumen, maka impor adalah solusinya.
-
Kenapa Presiden meminta Bulog menyerap jagung dan gabah? Presiden mengaku senang karena produksi di sana mengalami peningkatan alias melimpah ruah.Hanya saja, kata Presiden, pihaknya meminta Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk segera melakukan penyerapan hasil panen petani seperti jagung dan gabah, mengingat harga jagung di gorontalo saat ini turun hingga Rp 4.000/kg. Presiden berharap, produksi jagung mengalami kenaikan, namun harga juga bisa menyesuaikan, untuk tidak anjlok.
Presiden mengungkapkan untuk jagung pada 2018 telah dijanjikan Menteri Pertanian Amran Andi Sulaiman tidak akan impor kembali. "(Tahun) 2018 Udah tidak impor jagung. Janji pak menteri (pertanian) dengan saya, saksinya bapak-ibu semua, tapi harus didukung bapak ibu semuanya juga," kata Presiden.
Presiden Jokowi juga mengatakan bahwa pemerintah akan terus meningkatkan dana desa hingga Rp 120 triliun pada 2018 guna mendukung ketahanan pangan nasional. Presiden berharap dana desa ini bisa digunakan untuk membangun irigasi, embung-embung yang bisa sebagai kantong air sehingga bisa meningkatkan produksi pangan nasional.
Presiden Jokowi menegaskan bahwa kecukupan pangan Indonesia ini hanya masalah niat dari pemangku kepentingan untuk mewujudkannya. "Ini hanya masalah niat, mau atau tidak mau. Ada niat, mau atau tidak mau. Kalau niatnya kuat, maunya kuat rampung urusan-urusan seperti itu," katanya.
Presiden Jokowi meminta pemerintah pusat, pemerintah daerah sampai kepala desa, penyuluh, peneliti, petani secara bersama-sama untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional. Presiden meminta pada tahun depan untuk fokus membangun embung, waduk sebanyak-banyaknya guna membuat penyimpanan air guna mendukung produksi pangan.
"Di negara mana pun yang pertaniannya bagus, kita intip, tengok, ya air. Kalau airnya ada sepanjang tahun bisa berproduksi tidak hanya nunggu hujan saja. Kunci-kunci seperti itu yang harus kita kerjakan," kata Presiden.
Presiden Jokowi mengatakan Indonesia masih memiliki banyak peluang untuk menjadi lumbungnya pangan dunia karena masih banyak peluang yang bisa dimanfaatkan.
"Hanya memang kita mengejar ini harus dengan lari, maraton yang cepat. Tidak bisa kita hanya biasa-biasa saja, ketinggalan kita kalau cara larinya biasa biasa saja," harap Presiden.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,
Baca SelengkapnyaPresiden bercerita tentang banyak negara kesulitan beras karena perubahan iklim
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan masalah pangan dalam negeri masih terjadi.
Baca SelengkapnyaMahfud mempertanyakan komitmen pemerintah saat ini yang terus menerus impor pangan.
Baca SelengkapnyaJokowi tetap mewanti-wanti keamanan stok beras dalam negeri, meski inflasi masih cenderung terjaga.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menjelaskan penyebab sulitnya pupuk di depan para petani, di Banyumas, Jawa Tengah
Baca SelengkapnyaJokowi merincikan harga beras di Singapura rata-rata sekitar Rp21.600 per liter.
Baca SelengkapnyaSaid menilai perlu bagi pemerintah agar fokus terhadap program kemandirian pangan
Baca SelengkapnyaPadahal, pemerintah pusat sangat sulit mengumpulkan uang dari pajak, royalti, hingga dividen untuk ditransfer ke daerah.
Baca SelengkapnyaKondisi global semakin diperparah dengan dampak perubahan iklim yaitu cuaca panas dan kemarau panjang, yang menyebabkan produksi beras menurun.
Baca SelengkapnyaJokowi memaparkan, 77 juta ton stok gandum yang berhenti di Ukraina karena perang.
Baca SelengkapnyaMahfud Md bertanya kepad Gibran Rakabuming Raka mengenai masalah impor Presiden Joko Widodo
Baca Selengkapnya